DLMG #31 : Problem 2

734 84 29
                                    

The song for this chapter :

Foxes - Holding Onto Heaven

Rita Ora - I Will Never Let You Down

-----------

HARRY POV

Melihat punggung Diana yang sudah menjauh dari pandanganku, aku menghela nafas kecewa, sebenarnya aku memang bodoh seharusnya aku tak mengikuti kemauan Taylor untuk menemaninya berbelanja karena alasan Taylor tak punya teman maka aku bersedia, Momku juga kebetulan menyuruhku untuk menemaninya. Padahal tadi aku baru saja selesai latihan.

Taylor memandangku iba ketika kami bersamaan masuk ke dalam mobil, sesekali ia berdehem kecil namun kuhiraukan. Aku terlalu malas menanggapi semuanya dari Taylor -sekaligus mantan kekasihku. Bukan berarti kami putus kami sudah saling tidak mengenal lagi, bahkan kami masih dekat hingga sekarang.

Bedanya, kami sekarang sahabat. Bukan pasangan kekasih atau hal yang berbau romantis lainnya. Kembali ke topik, aku menyalakan mesin mobil dan menjalankannya.

"Maafkan aku, seharusnya tadi aku tidak memegang tanganmu tapi sungguh tadi aku hampir terjatuh-"

"Tidak mengapa, bukan salahmu" Taylor menghela nafasnya ketika aku memotong ucapannya barusan.

"Tapi bagaimana dengan Diana?" Ya, Taylor memang sudah mengetahui Diana sejak dulu, sejak Niall memberi tahunya jauh sebelum aku dan Diana dekat.

"Diana memang seperti itu, kau tak perlu mengingatnya sekarang kau akan aku antar pulang.." Ujarku seraya tersenyum kecil, bisa kulihat Taylor mengangguk.

***

Aku menatap layar ponselku, sedari tadi aku sudah berusaha menelepon Diana namun hasilnya ia malah menghiraukanku malahan sekarang ponselnya tidak aktif. Ku lirik jam dinding ku yang bergantung manis di sudut kamarku, waktu yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

Aku pun memutuskan untuk pergi ke rumah Diana. Ketika aku baru saja keluar dari kamarku, tak satupun ku dapati the boys yang biasanya sedang berkumpul disaat-saat seperti ini. Kemana mereka? Apa mereka sedang tidur? Atau ada waktu latihan jam sekarang? Aku mengacuhkan semuanya dan mempercepat langkahku.

Kunaiki motor kesayanganku lalu menggas secepat mungkin, setelah sampai aku memarkirkan dipinggir jalan lalu turun dan menengok ke arah rumah Diana yang dibatasi pagarnya yang kupastikan terkunci rapat.

Tiba-tiba saja ponselku berbunyi, sontak aku memalingkan pandanganku dari arah pagar tersebut. Ku lihat ternyata Diana meneleponku,apakah mungkin ia sudah tidak marah denganku?

"Kau bisa tinggalkan tempat itu sekarang, aku tidak marah tapi aku hanya butuh sendiri."

Ujar Diana yang terdengar dengan nada sendu, aku menggeleng dan menggertakkan gigi-gigiku.

"Biarkan aku masuk,Di. Kau hanya perlu mendengar penjelasanku. Kenapa kau terlalu bersikap seperti anak kecil? Apa kau tak pernah menyadarinya?"

Suaraku yang mungkin terdengar agak tinggi membuat kupingku mendengar sedu tangisan di seberang sana. Kuyakini Diana pasti sedang menangis.

"Kau sudah tahu aku ini masih anak kecil lalu kenapa kau masih mencariku? Sekarang pergilah, aku malas berdebat denganmu"

Aku mundur beberapa langkah dan menatap Diana dari kejauhan tempatku berdiri,terlihat jelas Diana yang sedang berdiri di balik jendela kamarnya yang sedang menatapku juga.

"Kalau begitu berhentilah menangis, apa susahnya untuk dibicarakan secara damai? Tak perlu kau harus seperti ini terus,Di"

"Sudah ku bilang aku butuh sendiri, kau tuli atau apa? Pergilah,"

Don't Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang