5 | Shawn?

245 51 16
                                    

Alessia di mulmed!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alessia di mulmed!

×

Author's point of view

Shawn sangat geram dengan kedua so-called-lovebirds yang sedang saling merangkul di hadapannya itu.

Entahlah. Bagi Shawn, rasanya sangat aneh. Yang Shawn tau, Ale enggak pernah ngerangkul orang balik sebelumnya, tapi ia merangkul balik Matthew.

Hampir setiap hari Shawn merangkul pundak Ale, menggandeng jemari Ale, tapi cewek itu reaksinya tidak sama dengan reaksinya terhadap Matthew.

Shawn selalu ngerasa kalau dirinya tidak merestui hubungan kedua remaja itu.

Ditambah lagi, Matthew dan Ale adalah dua orang yang sangat Shawn kenal. Shawn tidak ingin Matthew bersama seseorang yang ia 'jaga' bertahun-tahun itu, dan Shawn cuman pengen Alessia untuk dirinya sendiri.

"E-eh! Kita beli adonan Muffin aja, kuy!" Ajak Shawn spontan, berdiri di tengah-tengah Mamat dan Ale yang tadinya sedang bertatap-tatapan.

"Kuy lah!" Angguk Matthew. "Tapi kali ini gue berdiri di tengah ya," Ujar Shawn, tanpa menatap Alessia sama sekali.

"Lo nyebelin banget, sih! Bala." Ale menatap kebawah, raut mukanya sudah tidak segembira tadi. "Ini seharusnya quality time gue sama Mamat, Lo malah ganggu."

"Quality time? Hah? Dia bahkan bukan sahabat lo. Ganggu? Ini bukan kencan kan? Aneh, Lo aja yang kegeeran pengen sama Matthew." Shawn melipat tangannya, tidak memedulikan raut muka Ale yang acak-acakan.

Ale meremas sweater paws-nya kuat-kuat. Ia ingin sekali membuang Shawn ke planet pluto sekarang. Ale menarik napasnya dalam,

"Iya. Gue emang pengen sama Mamat."

"Yaudah kita kan bisa trisam teru--" omongan Shawn terputus.

Matthew terbelalak mendengar suara Ale yang agak pecah itu, rasa salah tidak mengusir Shawn sepuluh menit yang lalu menyelimutinya.

"Mamat juga bilang, gue bisa bilang ini kencan kalo gue mau. Enggak kayak lo, kerjanya ganti cewe tiap sabtu malam."

"Karena tujuan gue sama Mamat biar bisa ngelupain lo."

Enggak kayak adegan sinetron yang langsung ditinggal lewat, Justru Shawn yang paling kesal dan berjalan pergi.

Banyak sekali yang pengen Shawn teriakkan di muka Ale, tapi dia lebih milih buat diem. Karena terkadang silence is better than a single word.

Kesal karena selama ini Ale tidak pernah menganggap waktu-waktu yang ia lewati bersama Shawn bukanlah kencan, kesal karena bilang Shawn ganti cewe tiap sabtu malam padahal tiap sabtu malam sama ale,

bahkan menyalahkan Shawn ketika ketakutan terbesarnya adalah disalahkan seseorang.

Cowok pirang itu bertingkah seakan ia tahu setiap inci Ale padahal ia tidak. Shawn benci sekali. Shawn pengen mendekap Ale dalam pelukannya dan mengatakan "matthew setan matthew setan" berkali-kali.

Ale tidak pernah mengatakan sesuatu setajam itu ke Shawn sebelumnya. Seakan Ale pengen menjauh, dan Shawn adalah segala alasannya.

Ale akan pergi dalam waktu yang bisa dihitung jari.

Perasaan itu. Seperti kejadian tiga tahun yang lalu. Seseorang yang ia jaga memutuskan untuk pergi waktu itu.

Dan kejadian hari ini sangatlah deja vû.

Terdengar aneh? Ya, memang. Tapi bagi Shawn, semuanya sangat masuk akal. Ia tidak ingin kehilangan seseorang yang berharga lagi kali ini.

Ale punya Shawn seorang. Shawn mau Ale buat dirinya sendiri. Bukan punya Matthew, bukan punya orang lain.

Tapi Ale hanyalah seorang teman bagi Shawn, Jadi apa yang sebenarnya ia harapkan?

×

Mamat nunggu ocehan Shawn :

hey guys! Ayo kita ke 50 votes bebski:>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hey guys! Ayo kita ke 50 votes bebski:>

— Adra 💓

Patience | s.m ✎ [DICONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang