7 | Toko bunga (2)

199 49 20
                                    

Dedicated to Namiraa17 for the sweet pm earlier ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dedicated to Namiraa17 for the sweet pm earlier ❤️

yang baik kayak mimi peri bantu vote di ujung ya:))

×

Alessia's point of view

    "Hai? Troye? Troye!"

Seru gue. Karena udah enam belas kali gue missed call dan baru kali ini dia ngangkat.

    "Hujan! Kita bakal berangkat bareng enggak? Shawn bakal nganter juga enggak? Kalo payu--"

"Beep. Your call ended."

    Anjir! Teganya Troye ngebiarin gue nunggu di depan pager setengah jam dingin-dingin gini!

Gue membuka payung, dan .. payungnya rusak terus terbang entah kemana maunya. Gue hanya menghela napas panjang.

    Dengan sweatshirt Shawn yang ngelindungin gue, gue pun berlari ke pos satpam di tempat angkot biasa berhenti.

Well, what a rainy valentine's day.

     Udah enggak punya pasangan valentine, enggak ada yang nganterin, jomblo, hujan-hujanan lagi. Hih.

×

Author's point of view

    "And i miss the way you make me feel, and it's real,"

    Nyanyi Shawn pagi-pagi sekali. Shawn sedang berlatih untuk--entahlah, tapi yang jelas Shawn lagi latihan belajar keyboard pake lagu Castle On The Hill diiringi sama acoustic-nya.

    "We watched the sunset over the-- EH INI KUNCINYA APA?!" Shawn menatap kertas didepannya dengan muka capek.

    Shawn emang punya bakat nyanyi dari kecil, tapi yang tau cuman keluarganya dan Alessia.

    "Bang, bangun! Katanya mau jemput bunga!" Teriak Aaliyah, adik Shawn, di depan pintu kamarnya. Gak mau ngedenger adiknya itu ngoceh lebih banyak lagi, Shawn langsung bergegas meninggalkan rumahnya.

    Dan meninggalkan ponselnya di kamar.

    bbg : dimana lo kak?
                      [10 unread]
    bbg : g lucu kntel [11 unread]
    bbg : sent you a sticker
                      [12 unread]
    bbg : ada om om yang liatin    
                       dada gue .. [13 unread]

×

    "Pesanan dua ratus mawar gue udah kan?" Shawn memastikan pesanannya, lalu tersenyum hangat ke Thalia, penjaga toko Gardenia. Thalia mengangguk cepat, "Udah kok, nanti di anterin ke kampus kamu."

Bukan, bukan. Shawn bukan fuq boi yang mau kasih setiap cewek di kampusnya satu persatu mawar--tapi dia gatau gimana ceritanya disuruh sama dosennya dua ratus mawar, dapet bayaran katanya.

Rencananya si dosen sih, dia bakal ngasih satu mawar ke tiap cewek di kampus, biar mereka enggak merasa sendiri waktu valentines day.

"Bukan, bukan itu. Gue mau beli satu buat--hehe." Kekeh Shawn. Thalia mengangguk tanda mengerti. "Jadi, Dia itu suka warna apa? Bunga apa?" Thalia membuka buku list bunga-bunga yang ia jual, lalu menatap Shawn.

"Yang gelap gelap. Terus dia suka sama apa aja yang ada hubungannya sama bunga."

"Bercanda! Gue tau kok dia suka apa. Mau tes aja kalo kamu itu beneran ngertiin dia apa enggak."

    Thalia mengetuk-ngetuk gambar sebuket mawar di buku yang terbuka itu, mengalihkan perhatian Shawn. "Dia kemarin nge-tag gue di post-an instagram lo yang kayak gini." Shawn mengangguk yakin, dan langsung siap-siap mengeluarkan dompetnya.

    "Harganya satu juta,"

    Shawn terdiam. Mulutnya menganga lebar. Tapi kalau dipikir dua kali, Shawn enggak keberatan beli bunga berharga satu jutapun buat 'dia'.

    "Tapi karena dia temen aku juga, aku turunin harganya buat kamu jadi enam ratus ribu." Lanjut Thalia, disusul dengan senyum sumringah di bibirnya.   

    "Beruntungnya kamu karena aku udah rangkai bunga yang ini," Thalia berjalan ke ruangan di belakang, lalu kembali dengan buket yang Shawn inginkan di tangannya.

    Tanpa aba-aba lagi, Shawn langsung menekan call kontak si calon penerima bunga.

    "Hai."

    "H-hai.." Jawab yang di seberang. Suaranya agak gemeteran, tapi Shawn hanga menganggap kalo itu efek call doang.

    "Nanti kamu ekskul aku yang jemput ya?"

    "Okay. Kenapa emangnya?"

    "Mau nemenin gue makan di restoran di bawah jembatan ga?"

    "Hah?"

    "Iyain aja udah. Dadah!"

    Shawn memutuskan sambungan, lalu membayar buket mawar ditangannya. "Aku pengen banget meet up sama dia. Nanti kalo dia udah dapet buketnya fotoin ya!" Pesan Thalia, lalu membalas lambaian Shawn.

    Enggak lama Shawn ngenderain mobilnya, Shawn sudah terjebak macet. Shawn lupa, kalo ada demo iis dahlia sang gubernur hari ini.

    Dan ditengah-tengah Shawn termenung, ia ingat. Dua perempuan menginginkan buket yang sama tiga hari yang lalu.

Oh, hari ini enggak bakal jadi yang terbaik buat Shawn karena kesalahannya sendiri.

×

Itu views chapter 5 bisa beda 11 lebih banyak dari chapter 4 gmn ceritanya?

Oiya, menurut kalian rate cover yang sekarang berapa? Tolong jawab ehe:)

— Adra ❤️

Patience | s.m ✎ [DICONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang