BOF Lima : Untuk Kepuasan Dendam

501 53 18
                                    

BOF  Lima : Untuk Kepuasan Dendam        

Nggak salah kalau lo mau dendam. Tapi, apa dengan ngelampiasin dendam lo senua akan kembali seperti semula? - Villia

"Lalu, apa dengan minta maaf dia bisa hidup kembali?" -Anggota Angkasa

~ Basket Or Futsal ~

"LIEZY...!" sedari tadi suara Alice terus menggema diseluruh ruangan namun yang dipanggil tak kunjung menyahut. Liezy mengenakan Almameternya asal lalu segera turun menemui mamanya yang sudah berkacak pinggang.

"Mulut kamu kemana sih mama panggilin dati tadi!" Alice menunjuk anak gadisnya dengan spatula, "Jangan berantem lagi! Kamu anak gadis kok hobinya tauran!" Ucapnya lagi lalu meletakkan sepiring nasi goreng dihadapan Liezy yang langsung dengan lahap dimakannya.

"Baca doa Liezy!"

"Udah ma, dalam hati."

🏀  🏀  🏀

Liezy berjalan memasuki sekolahnya dengan tenang seolah dunia hanya miliknya sendiri. Matanya yang bengkak tentu menjadi pusat perhatian semua orang tak terkecuali Dave sang ketua osis yang sangat tidak peka pun menyadarinya.

"Tauran lagi?" Tanyanya menghampiri gadis itu berjalan kearah kelas yang sejalan.

"Mana ada tauran bengkak di mata?" Jawab Liezy lalu memijat kepalanya yang mendadak pening. Dave menghela nafasnya, "Lo gacapek Zy? Apa salahnya jalanin sekolah dengan damai?" Tanyanya yang tentu tak akan dijawab dengan Liezy. Gadis itu terus berjalan dan berbelok kekelasnya mengabaikan Dave yang masih menatap punggungnya.

Liezy menghempaskan tubuhnya dikursi, ia langsung menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan menghindar dari berbagai tatapan dan pertanyaan teman-temannya.

Sebuah tangan menepuk kepalanya dua kali, membuaat Liezy mengangkat kepalanya. Ashley menyerahkan bungkusan martabak keju pada Liezy berharap suasana hati gadis itu membaik.

Liezy memakan martabak yang Ashley berikan dengan lahap. Martabak keju memang is the best. "Gimana Angkasa?" Ashley yang sedang menatap ponselnya beralih menatapnya, "Nanti siang ditempat biasa."

"AAAA... LIEZY! ASHLEY! HELP! GUE LUPA NGERJAIN BIOLOGI!" dan disinilah Vilia dengan kaki yang terangkat satu dan tangan yang menjewer kedua telinganya. Ia merutuki dirinya yang pelupa sehingga tak mengerjakan tugas buk Mar.

Menghembuskan nafas, Vilia menurunkan kakinya. Ia masih bingung mengapa semalam Liezy menghajar Regar habis-habisan padahal gadis itu tak pernah memarahi anak-anak Pheonix apalagi sampai memukul seberapa membangkangnya mereka dan untuk pertama kalinya semalam gadis itu mendaratkan tangannya pada Regar.

Villia berjalan gontai kearah kantin sambil membawa buku Pr nya, ia harus mengerjakannya lalu mengumpulkannya pada Bu Mar.

Suasana kantin sangat sunyi, jauh berbeda saat bel istirahat telah berbunyi. Villia menghirup lamat-lamat udara sejuk disekelilingnya sangat jarang ia bisa menemuka suasana yang damai seperti ini. Kehidupan dunia yang keras serta tuntutan orang tua yang tinggi membuatnya semakin sering bertemu sakitnya hidup.

Villia menyalin Pr Liezy yang sempat difotonya tadi kedalan bukunya. Sejujurnya ia iri pada Liezy, bukan hanya dirinya, semua orang juga pasti iri pada kehidupan gadis manis itu. Liezy adalah sosok yang menurutnya mendekati sempurna. Ia memiliki segalanya, otak, fisik, materi, bahkan lingkungan sosialnya sangat mengsuportnya. Sudahlah, tak akan pernah ada habisnya jika ia terus meng-iri-i Liezy sahabatnya. Ponselnya bergetar menandakan masuk sebuah notifikasi, Vilia menatap ponselnya.

Basket OR Futsal (BOF) | New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang