BOF Dua : Ashley

988 60 15
                                    

BOF  Dua : Ashley        ___________________________________________

Happy Reading!


Karena ketidak sengajaan, sebuah jarak mulai tergaris halus diantara kita. Aku takut, ini awal dari semuanya. - Villia

~ Basket Or Futsal~

Suasana kelas sanggat berisik serta cuaca yang sanggat panas membuat semua siswa maupun siswi kelas mipa-6 mendesah lelah.

Para kutu buku yang biasanya membaca memilih tidur diatas tumpukan buku mereka. Siswa laki-laki memilih berpecah menjadi beberapa kelompok, beberapa ada yang mengganggu nisa sang cewek menor dan ada juga yang memojok dibelakang kelas.

Siswi perempuanpun takkalah dengan mereka, mereka berpecah menjadi kelompok-kelompok kecil, ada yang sedang merapikan tatanan wajahnya, ada yang sedang bergosip, atau ada juga yang bertengkar.

Liezy menatap sengit Keith yang duduk didepannya, Vilia yang tak mengerti apa yang sedang terjadi hanya bisa memperhatikan keduanya. Keith fokus pada ponselnya tak sadar bahwa nyawanya sedang terancam.

"Terus dia nyapa siapa?" Tanya Liezy yang dapat gedikkan bahu Keith.

"Zy, kita cabut aja kuy. Takutnya kita mau dirampok lagi." Liezy pun setuju dan keduanya langsung bangun dan pergi keluar cafe menghiraukan lelaki tersebut. Namun karena terburu-buru Keith langsung berlari tanpa membuka pintu kaca terlebih dahulu sehingga ia menabrak pintu dan Liezy yang dibelakangnya juga terkena tabrakan beruntun tersebut.

Vilia yang sudah tidak tahan lagi akhirnya menanyakan apa yang terjadi pada keduanya sehingga mengalirlah cerita Liezy yang menjadi korban.

Ia mengerjap pelan, perlahan kelopak matanya terbuka menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menerpa wajahnya. Kepalanya terasa berat, Liezy memperhatikan sekelilingnya dengan seksama, saat matanya menangkap sulet seorang pria yang tertidur disampingnya gadis itu tertegun. Tak sampai lima detik, ia menghentakkan tangannya kasar yang sontak membuat lelaki itu terjatuh.

"Aaa... lo! Siapa lo! ngapain disini?" Liezy menatap horor lelaki didepannya tubuhnya kembali bergetar hebat.

Lelaki itu -Bintang- tersentak kaget, matanya terbuka lebar melihat gadis didepannya berdiri diatas kasur sambil menunjuknya dengan tongkat yang entah didapatnya darimana, "Ngapain disini?" gumam Bintang mengulangi pertanyaan gadis itu.

Liezy mengerutkan keningnya bingung membuat Bintang berdecak lalu memalingkan wajahnya, "Untung gua tolongin, coba tadi gua tinggal udah dipungut tukang sampah kali ya." Liezy yang mendengar ucapan Bintang mendelik, "Maksud lo apa? Lo kira gua sampah!" Sewotnya.

"Thats right. But, bukan gue yang ngomong." Bintang tersenyum miring, "lagian ngapain lo lari waktu dipanggil?" Liezy terdiam, ia memalingkan wajahnya dari Bintang. Mencoba mengingat apa yang telah terjadi padanya.

"Woy!" Teriakan Bintang membuyarkan lamunan Liezy, gadis itu menatap sengit kearahnya. Bintang balik menatap Liezy kesal karena diacuhkan begitu saja.

"Bisa nggak, kalo ngomong itu pelan-pelan. Gue engga budek." Sinisnya memutar bola mata jengah.

"Makanya kalau diajak ngomong itu tatap mukanya. Udah ganteng gini." Ucapnya dongkol.

Liezy menatap sisnis kearahnya. Seakan tersadar, Liezy menjauh dari lelaki itu sambil menodongnya dengan tiang infus lagi, "lo orang gila yang ngejar-ngejar gue tadikan!" Tuduhnya.

Bintang mengerutkan keningnya, "Mata lo soak! ganteng gini dibilang orang gila." 

Lalu mengalirlah cerita Bintang bahwa ia menolong Liezy yang pingsan karena menabrak keras kepala Keith dan membawa gadis itu kerumah sakit terdekat. Sedangkan Keith sudah pergi meninggalkan Liezy yang pingsan dengan mobilnya.

Vilia yang mendengar cerita Liezy langsung terbahak berbeda dengan Keith yang sudah pucat, "Bu- bukan gitu Zy, gu- gue refleks, gasengaja ninggalin lo gitu aja," ucap Keith membela diri.

"Eh, Zy, si Ashley kapan balik katanya?" Tanya Vilia membuat Liezy yang sedang menatap Keith, menatapnya.

"Nggak tau, dia nggak bilang," Jawab Liezy acuh sembari menepis tangan Keith yang mencoba memegang tangannya.

Ting

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Liezy, 'Selamat, David menerima permintaanmu. Sapa David untuk memulai percakapan.' Liezy menatap hpnya, membaca perlahan notif dari aplikasi yang tak mungkin didownloadnya lalu mengangkat pandangannya. Menatap kedua sahabatnya yang juga menatapnya.

"Lo berdua minjem hp gue buat apa kemarin?" Tanyanya yang membuat kedua gadis dihadapannya menatap acak.

"Jangan bilang lo berdua download aplikasi tantan!" ia menatap kedua sahabatnya lalu berdiri, "lo berdua yaaa!" Geram Liezy bersiap menjambak keduanya, Keith dan Vilia yang melihat itu saling melirik dan dalam hitungan ketiga mereka

"KABUR..." teriak keduanya, Liezy yang kesal segera mengejar mereka.

"OY JANGGAN KELUAR ELAH! NTAR SI ELI MASUK OY, WOY!" teriak adit dari sudut belakang saat melihat tiga serangkai keluar.

"udah diem aja, liat nih." Riski menarik kepala adit untuk kembali menatap laptop.

~ Basket Or Futsal ~

Empat gadis manis tersebut memasuki kantin yang penuh sesak. Semua bangku sudah terisi, dipenuhi murid-murid lapar dan ocehan-ocehan yang membuat kantin super berisik, bahkan ada yang teriak-teriak karena pesanannya belum diantar.

Untung saja mereka memiliki Liezy sang ketua disini. Karena kepopelerannya mereka dapat sebuah meja tetap untuk dijadikan tempat mereka makan sehari-hari, tak peduli apakah mereka datang telat atau cepat.

Wajah ketiga gadis itu masih menampilkan kekesalan pada Liezy, sedangkan dia hanya cengar-cengir tak jelas.

Tadi saat ketiganya sedang kejar-kejaran dikoridor, Panpan datang menghampiri ketiganya yang langsung disambut hangat.

Ketiganya langsung memeluk gadis itu, pasalnya sudah sebulan ini ia izin dari sekolah membuat mereka kangen. Mereka membahas banyak hal namun sejak awal datangnya Panpan Liezy menjadi gadis yang diam. Ia bahkan tak melanjutkan marahnya pada Keith dan Vilia dan hanya memeluk Panpan erat sehingga membuat mereka bingung.

Panpan yang merasa aneh langsung melepaskan pelukannya dan melihat wajah gadis yang hanya setinggi pundaknya itu, melihat wajah tenangnya yang tertidur lelap sontak saja membuat ketiganya kesal.

"Ya uda deh, sebagai permintaan maaf, biar gue yang mesen makanan hari ini. Gue princes cantik, rela masuk kedalam antah berantah itu untuk berpetualang mencari pesanan para tuan ratu."

"nggak lucu," ucap ketiganya serempak.

"lagian mana berani lo kesana," Villia menunjuk bagian terdesak kantin, tempat memesan makanan yang dijejali murid-murid yang berebut untuk memesan makanan, "di situ ribut, bau, sempit, panas..."

"Nah itu tau, cepet gih mesenin mie ayam buat gue."

"Ogah, suruh sana si Keith."

"Lah kok gue?"

"Ya lo lah, siapa lain?"

"Bantuin kalik, empat piring mana muat tanggan gue njir."

"Yaudah buruan dah. Ash, lo mesen apaan?"

"Samain aja."

Liezy menatap Ashley dihadapannya yang sedang mengutak-atik ponselnya. "Kenapa?" Tanya gadis itu menatap Liezy.

"Nothing."

Basket OR Futsal (BOF) | New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang