3. The Mission

81 3 0
                                    


Joshua berdiri di depan cermin sambil melihat penampilannya sendiri. Saat ini ia memakai kemeja putih yang tertutupi oleh sweeter abu-abu, celana jeans, dan beberapa aksesoris lainnya. Hari ini dia akan mulai syuting pre-debut dengan Jeonghan. Sementara Jeonghan sendiri memakai kaos bergaris hitam putih, jas hitam, serta celana jeans yang senada. Setelah cukup lama bercermin, Joshua pun berjalan menuju lokasi yang sudah disediakan. Johua dan Jeonghan duduk di beberapa anak tangga dan memulai syutingnya.

Alhasil, Joshua terlihat gugup dan melamun hingga akhirnya sutradara berkata, “CUT!!”.

Semua orang berhenti melakukan aktivitasnya, termasuk Joshua dan Jeonghan. “Jisoo-ya!! Tidak bisakah kau fokus?!” Bentak sutradara padanya.

Jeosonghamnida,” Sesal Joshua.

“Istirahat 5 menit! Jisoo, persiapkan mentalmu dalam waktu lima menit ini!” sutradara mengingatkan.

Beberapa staf beristirahat, sementara Joshua hanya menundukan kepalanya.

“Joshua-ya, apa yang terjadi?” Tanya Jeonghan memegang bahu Joshua.

“Aku sedikit gugup. Selain itu, banyak hal yang membuat pikiranku tidak fokus.”

“Apa karena kau memikirkan keluargamu?” Tanya Jeonghan lagi. Joshua mengangguk pelan. “Tunggu sebentar disini!” Pinta Jeonghan yang langsung berlari menuju pintu keluar. Beberapa menit kemudian, Jeonghan kembali dengan membawa sebuah gitar. Namun sebelum menghampiri Joshua, Jeonghan terlebih dahulu berbincang-bincang bersama para staf setelah itu kembali duduk di tempat semula seraya memberikan gitar yang dibawanya pada Joshua.

“Untuk apa ini?” Tanya Joshua.

“Aku ingin bernyanyi denganmu. Mungkin itu juga akan membuatmu merasa lebih tenang. Hm.. ketika aku melihatmu bernyanyi di jalanan, sebenarnya aku sangat ingin ikut bernyanyi bersamamu. Jadi, bolehkah sekarang aku memintamu berduet bersamaku dengan lagu Like a star?” Tanya Jeonghan. Joshua tersenyum dan mengangguk.

Perlahan jemarinya mulai memetik gitar tersebut dengan lembut dan mereka mulai bernyanyi. Mereka terlihat sangat menikmati suasana itu. Saling bergiliran menyanyikan lagu dengan alunan nada gitar yang merdu membuat suasana menjadi lebih hangat dan juga menghilangkan kegugupan Joshua.

“CUT!!”

Sutradara berteriak tepat ketika Joshua berhenti memetik senar gitarnya. Joshua langsung melirik sutradara kemudian menatap Jeonghan yang tersenyum padanya. Sutradara menghampiri mereka berdua dan menepuk pundak Joshua.

“Kau melakukannya dengan sangat baik, Jisoo-ya! Aku sangat kagum padamu. Dalam waktu 3 menit, kau bisa langsung berakting senatural mungkin.”

“Aku meminta mereka untuk mengambil adegannya. Hehehe.. mianhae Joshua-ya” Ucap Jeonghan sembari cengengesan.

Aigoo! Apa kau tidak memberi tahunya bahwa syuting kembali dimulai, Jeonghan-ah?” Tanya sutradara tak percaya.

Jeonghan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal sementara Joshua sendiri menggelengkan kepalanya sambil melihat kearah Jeonghan. “Baiklah, kalian bersiap-siap! Aku dan yang lain menunggu ditaman, ok?” lanjut sutradara meninggalkan mereka berdua.

“Sudahlah, kajja kita berganti pakaian! Lebih cepat selesai maka lebih cepat kita beristirahat,” Ajak Jeonghan melangkah mendahului Joshua yang masih terduduk tak percaya dengan apa yang dilakukan Jeonghan terhadapnya.

“Kerja bagus Jeonghan-ah!” Sahut member lain  ketika Jeonghan bergabung bersama mereka yang menyaksikan syuting.

Beberapa menit kemudian, Jeonghan dan Joshua sudah berada di taman untuk kembali memulai lokasi syuting. Kali ini sutradara sendiri yang menyuruh Joshua untuk syuting sambil bermain gitar. Seungkwan, Woozi, dan yang lainnya langsung memuji Joshua dan Jeonghan karena mereka berdua memakai baju dan penampilan yang sama persis. Mereka memakai kemeja dan celana jeans yang sama, bahkan model rambut mereka pun disamakan.

Blue Sweet Seventeen [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang