(Kembalilah Jeonghan Hyung)
"Tamu untukku?" tanya Hoshi.
Hoshi dan yang lainnya pun segera turun dan menemui tamu yang dimaksud oleh si pelayan tadi. Namun ketika melihat orang yang sedang duduk di sofa, keterkejutan langsung tergurat di wajah Hoshi. Tamu itu seorang gadis berwajah murung dengan pakaian yang dipenuhi dengan noda seperti darah.
“Chagiya, neo gwaenchana?” Tanya Hoshi ketika sampai dihadapan gadis itu.
“Chagiya?!” seru semua member bersamaan.
“Ehm… tolong rahasiakan hal ini ya. Dia kekasihku, Cheryl.” Ucap Hoshi.
“Oppa… My father… my father.. hiks…”
“Cheryl, katakan padaku. Ada apa?”
“Dia mengalami kecelakaan dan ayahnya tak bisa terselamatkan karena mobil yang dia tumpangi sudah terlebih dahulu meledak. Aku menemukan dia berjalan sendirian sambil terus memanggil-manggil namamu” jelas Joshua yang baru memasuki rumahnya.
“Baby, please don’t cry, ok? Masih ada aku, orang yang akan selalu menjagamu. Always together forever.”
“Hiks… thank you, Hoshi oppa…”.
“Ehm… untuk sementara aku akan tinggal di rumahnya. Joshua hyung, terima kasih sudah mengantarkan Cheryl padaku. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika hyung tidak menemukan Cheryl. Sekali lagi terima kasih.”
“Hoshi-ya jika kau tinggal di rumahnya, bagaimana dengan kondisimu?” Tanya Joshua.
“Aku dan Woozi akan ikut bersama Hoshi. Lagian, aku khawatir jika sepasang kekasih tinggal berdua saja. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan” ucap Jeonghan.
“Jika Jeonghan hyung ikut, maka aku juga akan ikut bersamanya,” Ujar Joshua.
“Kau tidak boleh pergi dari rumah ini Jisoo-ya!” bantah ayah Joshua menghampiri mereka.
“Jisoo-ya, Appa melarangmu untuk pergi dari rumah ini sebelum kau kembali ke Korea. Walaupun Jeonghan pergi, tapi kau tetap harus berada disini dan tetap bersama Seventeen.” Tegas ayahnya.
“Appa, apa yang Appa bicarakan? Kenapa Appa tiba-tiba membicarakan Seventeen?”
“Sudahlah, mulai sekarang kau jangan tergantung pada Jeonghan ataupun pada orang lain. Cobalah untuk hidup mandiri. Jisoo-ya!!” bentak ayahnya.
“Jangan membentak Jisoo seperti itu! Jisoo-ya, ajak teman-temanmu ke kamar. Eomma ingin berbicara pada Appa-mu.”
Joshua dan yang lainnya segera pergi ke kamar. Setiap saat Jeonghan terus meminta maaf pada Joshua karena dia merasa bahwa dialah yang menyebabkan pertengkaran di rumah itu. Tak lama setelah kedua orang tua Joshua melerai permasalahannya, Jeonghan, Hoshi, Woozi, dan Cheryl berpamitan sambil membawa koper mereka masing-masing. Sejak saat itu Joshua sering merasa kesepian walaupun member lainnya ada bersamanya.
***
Sang rembulan pun telah menampakkan dirinya. Joshua berbaring di sofa kamar ibunya dengan kepala yang disandarkan di pangkuan ibunya sendiri. Dia menceritakan semua yang sedang dia pikirkan. Ibunya hanya dapat tersenyum sambil sesekali mengelus rambut anaknya dengan lembut.
“Eomma, sebenarnya kenapa Appa melarangku menemui Jeonghan hyung? Apa salah dia, Eomma?” Ibunya hany membalas dengan senyuman.
“Eomma, tolong jawab aku…”
“Josoo-ya, Eomma tidak tahu alasan Appa-mu melakukan itu. Tapi Eomma yakin bahwa dia mempunyai sesuatu yang membuatnya harus mengekangmu. Jika kamu memang ingin menemui Jeonghan, maka temuilah dia. Eomma akan mengizinkanmu untuk memuinya,” ucap ibunya.
“Apa aku mempunyai seorang kakak?” Tanya Joshua.
“Kenapa bertanya seperti itu?”
“Aku sering melihat orang lain bercanda dengan kakak atau adiknya. Aku juga ingin seperti itu. Apa aku terlahir sebagai anak tunggal?” Tanya Joshua lagi.
Ibunya kembali membungkam tak ingin memberitahu apapun tentang pertanyaan yang ditanyakan oleh anak kesayangannya. Perlahan Joshua pun bangkit dan duduk disamping ibunya dengan mata yang menuntut jawaban. Namun ibunya hanya memalingkan wajahnya, tak berani menatap wajah Joshua.
“Eomma, apa yang terjadi? Kumohon jawab pertanyaanku, Eomma…”
“Malam sudah larut, kembalilah ke kamarmu dan langsung tidur. Eomma ingin beristirahat.”
“Tap—”
“Eomma mohon padamu, Jisoo-ya.”
“Baiklah Eomma, selamat malam,” pamit Joshua pada ibunya. Dia keluar sembari menutup pintu kamar itu dengan pelan. Walaupun sedikit kecewa karena tidak mendapatkan jawaban, tapi Joshua tetap menghargai ibunya karena dia yakin bahwa suatu saat nanti dirinya akan menemukan jawaban atas kebisuan ibunya tadi.
Hari berikutnya, Joshua bersemangat untuk pergi menemui Jeonghan di rumah kekasihnya Hoshi, Cheryl. Dia sudah sabar ingin menemui teman terbaiknya itu dan menceritakan waktu yang telah dilaluinya. Joshua terus menerus memaksa member lain untuk segera bersiap-siap. Alhasil, Jeonghan mengubungi S.Coups dan mengatakan bahwa ada urusan penting yang sangat mendadak sehingga dia tidak bisa menemui Joshua dan member lainnya. Setelah mendengar hal itu, kekecewaan langsung tergurat di wajah Joshua dan membuatnya kembali bersikap dingin seperti sikapnya sebelum menjadi anggota Seventeen.
“Joshua-ya, apakah disekitar sini ada lapangan basket?” Tanya Jun.
“Ada. Lurus kedepan setelah gerbang rumah ini,” jawab Joshua seadanya.
Namun, seketika Joshua meringis sembari memengangi kepalanya yang terasa begitu sakit.
“Joshua-ya, ada apa?” tanya Jun.
"Seungkwan hyung, cepat hubungi Jeonghan hyung sekarang!" titah Mingyu.
Sesegera mungkin Seungkwan menekan nomor Jeonghan. Pria itu tidak mengangkat teleponnya. Sekali lagi Seungkwan mencoba menghubunginya.
"Yeoboseyo..."
“Jeonghan hyung, kembalilah kesini! Joshua meringis kesaitan akibat luka di kepalanya dan dia terus menyebut namamu,” seru Seungkwan.
“Kenapa dia bisa seperti itu?”
“Kemarin dia memakan semangkuk udang.”
Mendengar jawaban Seungkwan, Jeonghan langsung melompat kearah mobilnya tanpa menghiraukan Hoshi dan Woozi yang sedari tadi berkumpul bersamanya. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya terus mengkhawatirkan Joshua yang saat ini membutuhkan dirinya.
Sementara di rumah, para member Seventeen dan ibu Joshua terus memantau kondisi anaknya yang semakin parah. Mereka bingung harus melakukan apalagi agar Joshua bisa sembuh. Beberapa dokter pribadi telah dipanggil, namun mereka hanya bisa berkata bahwa Joshua hanya terkena alergi makanan. Beberapa saat kemudian, seseorang masuk ke kamar Joshua lalu memberikan hormat pada semua yang ada di sana.
“Jeonghan hyung, kau kenapa?” Tanya The8 ketika melihat kondisi Jeonghan yang memprihatinkan. Pakaian yang sobek, beberapa luka di tangan, kaki, dan wajahnya, serta tangan kiri memegang sikut tangan kanannya membuat semua yang ada di sana terkejut.
“Aku baik-baik saja. Joshua!” teriak Jeonghan segera berjalan menghampiri Joshua yang terbaring tak sadarkan diri. Dengan kaki yang sedikit pincang, Jeonghan berusaha duduk di samping Joshua.
“Joshua, sadarlah! Hyung ada disini untukmu.” Ujar Jeonghan.
“Kenapa dia memakan udang? Apa tidak ada di antara kalian yang melarangnya, eoh?” Tanya-nya.
“Kami sudah melarangnya, tapi Joshua hyung hanya menjawab bahwa dia sengaja memakan udang agar hyung datang kesini,” jelas Mingyu.
“Jeonghan-ah, tolong kembalilah ke rumah ini demi Jisoo… aku sebagai ibunya memohon padamu,” pinta ibunya Joshua.
“Ne, kami juga memohon padamu, hyung.” Tambah yang lain.
“Jeonghan-ah, hanya kau yang dapat menyembuhkan Joshua. Aku memerintahkanmu untuk tinggal kembali bersama kami di sini,” lanjut S.Coups.
"Dia tidak boleh tinggal di sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sweet Seventeen [END] ✓
FanfictionCinta tidak harus bersama sang kekasih. Cinta bisa dirasakan bersama semua orang