Bulan yang terang tak pernah terhempas oleh gelapnya awan malam. Sorotan mata seorang Joshua tak pernah berhenti memancarkan sinarnya. Sebercak perban juga masih terpasang rapih di telinga Joshua. Namun, hal tersebut tidak pernah membuat senyumnya luntur. Joshua bahagia bahwa sekarang Jeonghan telah memaafkannya. Rasa penyesalan yang ia rasakan selama beberapa hari terakhir, kini telah berubah menjadi kebahagiaan.
Cukup lama Joshua menikmati suasana itu. Sampai akhirnya seseorang menepuk pundaknya lalu berselonjoran di samping Joshua.
"Bagaimana perasaanmu dicampakan olehku?" tanya Jeonghan.
"Biasa saja. Tidak ada yang aneh," balas Joshua.
"Benarkah? Kalau begitu aku akan me-"
"Eits! Jangan!" tahan Joshua, membuat Jeonghan terkekeh. Joshua kembali mendongak, dan berkata, "Aku tidak pernah berpikir untuk membuatmu marah. Caramu mendiamiku membuatku sangat frustasi. Sungguh, aku tidak ingin kau seperti itu lagi. Aku takut, aku takut kehilanganmu, Hyung..."
"Aku bukan marah, tapi aku khawatir padamu. Mungkin caraku mengekspresikannya yang salah," ucap Jeonghan merendahkan suaranya.
"Maukah kau tetap menjadi Kakakku?"
"Selamanya."
Joshua menyunggingkan senyum. Matanya terpejam menikmati hembusan angin yang mulai semakin dingin.
***
Keesokan harinya, Joshua kembali menemui Min Young. Kali ini dia tidak lupa untuk meminta izin pada Jeonghan.
"Baiklah, tapi kau hanya punya waktu satu jam," kata Jeonghan.
"Hanya satu jam? Itu tidak adil, Hyung...!" rengek Joshua.
"Eomma akan ke sini. Apa kau tidak akan menyambutnya?"
"Astaga! Aku lupa hal itu. Baiklah, 40 menit lagi aku pulang. Annyeong!"
Joshua berlari meninggalkan mereka di ruang latihan. Joshua langsung masuk ke salah satu mobil perusahaan dan menjalankannya dengan kecepatan tinggi. Sementara Jeonghan, dia hanya bisa duduk manis bersama member lain.
Alhasil, tak lama sebelum ibu Jeonghan datang, Joshua kembali dengan menuntun Min Young menuju member lain. Seketika Hoshi, Woozi, dan Jeonghan berdiri terpaku.
Hoshi berjalan dengan cepat ke arah Min Young dan melepaskan genggaman tangan Joshua.
"Min-ah, apa-apaan ini?" tanya Hoshi.
"Hoshi..." gumam Min Young.
Joshua nampak terkejut mengetahui bahwa mereka saling mengenal. Keterkejutan itu juga dapat dirasakan oleh Jeonghan yang tak berkutik.
"Min-ah, kau mendekatiku lagi hanya untuk ini? Aku tidak menyangka kau menghianatiku lagi. Dan sekarang, targetmu adalah Joshua Hyung?! Cih, dasar!"
"Hoshi, ini bukan seperti yang kau pikirkan..." bangkang Min Young.
"Jeonghan Hyung, apa dia juga mendekatimu lagi?" tanya Hoshi.
Jeonghan tidak menjawab. Dirinya terfokus pada Joshua yang melihatnya dengan mata berkaca-kaca.
Tidak. Aku tidak ingin Joshua tersakiti dengan ini. Aku tidak ingin kebahagiaannya selama ini kembali sirna hanya karena perkataanku. Joshua harus bahagia...
Jeonghan berjalan menuju Joshua. Sekilas ia melihat Min Young dan Hoshi yang juga menanti perkataan darinya.
"Hyung, benarkah itu..?" tanya Joshua.
"Apa kau mencintainya?" Jeonghan malah balik bertanya.
"Jika memang kau mencintainya, maka pertahankanlah. Jangan permasalahkan masa lalunya," lanjut Jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sweet Seventeen [END] ✓
FanfictionCinta tidak harus bersama sang kekasih. Cinta bisa dirasakan bersama semua orang