Kuberlari tanpa henti. Mencari sosok Jeonghan yang belum juga bisa kutemukan. Entah kemana dia pergi, yang jelas setelah aku bangun, Jeonghan sudah tidak ada.
Hari ini kupaksakan diriku untuk bertemu dengan member Seventeen. Satu-satunya yang kuharapkan adalah Jeonghan ada bersama mereka.
"Joshua hyung."
"Hoshi, apa kau melihat Jeonghan?" tanyaku.
"Ani. Mungkin S.Coups hyung dan yang lain melihatnya," jawab Hoshi.
"Di mana mereka?"
"Ruang latihan. Tapi..."
Ucapannya menggantung. Aku rasa ada yang sedang dia sembunyikan dariku. Ini pasti ada kaitannya dengan PD-Nim dan Ayah.
Namun, kakiku rasanya beku ketika harus menginjak lantai ruang latihan lagi. Tidak ada niatan untuk kembali bergabung berlatih di tempat ini. Apalagi tanpa Jeonghan. Sungguh saat ini kakiku bergetar.
Sebelum kubuka pintu ruangan itu, Dino sudah terlebih dahulu berdiri di hadapanku. Dia langsung menarikku ke atap tanpa mengatakan sepatah kata pun. Sorotan matanya memudar. Tidak ada semangat yang ia pancarkan pada dirinya.
"Di—"
"Kembalilah ke Seventeen," potongnya. Kugelengkan kepalaku padanya.
"Ini permintaan terakhir Jeonghan padamu."
"Pe... Permintaan terakhir? Apa maksudmu?" tanyaku.
"Jeonghan hyung datang dan meminta kami membujukmu kembali ke Seventeen. Jika kau sudah menuruti permintaannya, dia akan menemuimu lagi."
"Tunggu. Maksudmu Jeonghan pergi meninggalkanku, begitu?" tanyaku menekannya. "Tidak, Jeonghan hyung tidak akan meninggalkanku."
"Joshua hyung, turutilah permintaannya. Aku mohon..." pinta Dino.
"Jika aku masuk lagi ke Seventeen, apa dia benar-benar akan menemuiku lagi? Apa Jeonghan akan kembali?"
"Setidaknya itu yang bisa kau lakukan demi Jeonghan hyung."
"Biarkan aku sendiri dulu, Dino-ah..." pintaku.
Dino hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkanku. Kini aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku takut Jeonghan tidak kembali meski aku bergabung lagi dengan Seventeen.
Inikah yang kau inginkan Jeonghan? Bisakah aku mempercayai kata-katamu itu? Bisakah aku bergabung tanpamu? Aku takut, aku sungguh takut untuk melangkah sendirian Jeonghan hyung.
***
Hari ini aku kembali ke agensi dan membicarakan tentang partisipasiku dalam comeback Seventeen tiga bulan lagi. Kuputuskan untuk menuruti perkataan Jeonghan. Kuputuskan untuk kembali ke Vokal Team bersama Woozi, Seungkwan, dan yang lainnya.
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hari-hariku di Seventeen terasa begitu berat. Aku masih tidak bisa fokus pada latihanku. Bahkan, aku sering membuat kesalahan dan mengulangi kesalahan itu lagi. Kepercayaanku pada Jeonghan mulai goyah. Rasa rinduku padanya semakin membuatku terpuruk.
Jeonghan hyung pembohong besar. Mingyu membawakanku sepucuk surat darinya. Isinya mengatakan bahwa Jeonghan hyung menyesal membawamu ke korea. Dia menyesal telah mengenalku, dan dia sudah bertekad tidak akan pernah menemuiku lagi.
Aku tidak menyangka bahwa dirinya sekejam ini. Aku tidak percaya semua kata yang ada pada surat berbalut pita hitam ini. Kurobek lalu kubuang ke tempat sampah. Perasaabku hancur. Aku kecewa pada Jeonghan yang selama ini sudah kuanggap sebangai panutanku sendiri.
Kini kebahagiaanku terhapus sudah. Hidupku berubah menjadi bencana bagi diriku sendiri. Aku hancur, tak berdaya, dan egois. Entah kenapa dengan bodohnya aku bisa sangat percaya pada Jeonghan yang hanya memandangku sebelah mata. Entah kenapa aku malah menyayangi orang keji seperti dia.
Dia menyesal, aku lebih menyesal. Jika semuanya jadi seperti ini, lebih baik dari awal aku tidak memilih pergi ke Korea dan bertemu dengan member Seventeen yang menyamar menjadi pengamen jalanan. Lebih baik aku tetap tinggal di Los Angeles bersama Ibu dan Ayah yang selama ini membesarkanku dengan kebohongan daripada harus menderita seperti ini hanya karena seorang Jung Jeonghan Seventeen.
"Hyung, aku dan yang lain mengerti bagaimana perasaanmu saat ini. Maaf jika kami baru memberikan suratnya padamu," ujar Mingyu mewakili member lain yang sudah sedari tadi mengerumuniku.
"Joshua hyung, tetaplah bersama Seventeen. Kami dan fans kita sangat membutuhkanmu," bujuk Woozi.
Dia benar. Aku tidak hidup sendiri. Nyawaku ditakdirkan untuk memberi kebahagiaan pada fans. Aku tidak boleh putus asa seperti ini hanya karena seorang anggota yang keluar. Masih banyak fans yang mendukungku. Aku tidak boleh mengecewakan mereka semua. Tidak boleh.
"Aku tetap tinggal," jawabku.
"Jinja?!" seru setengah dari member bersamaan.
Kuanggukkan kepalaku kemudian kembali berkata, "Mulai sekarang aku akan berlatih dengan giat demi para fans kita. Aku tidak peduli seberapa banyak Jeonghan menghianatiku. Yang jelas priyoritasku sekarang adalah fansku."
"Woah... Inilah yang kutunggu darimu, Hyung!" kata Hoshi takjub.
"Joshua-ya, selamat datang kembali di Seventeen," sambut S.Coups seraya merangkulku.
Aku hanya terkekeh mendengar perkataan para member yang berusaha menghiburku. Secara fisik aku memang terlihat baik, tapi dalam batinku... Tidak ada yang tersisa lagi. Aku remuk, perasaanku kacau balau.
Mian part yang ini lebih sedikit dari yang lainnya. Bagi para readers, Ghamsahamnida :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sweet Seventeen [END] ✓
FanfictionCinta tidak harus bersama sang kekasih. Cinta bisa dirasakan bersama semua orang