Mentari telah kembali ke peraduan. Kini masalah Joshua sudah berakhir dengan begitu cepat. Namun, kenyataan bahwa Joshua menyukai Haerin masih tetap ada. Seperti biasa, Joshua keluar kamar dengan pakaian yang rapih. Namun pagi ini ada yang terlihat berbeda, dia melihat penampilan Jeonghan berubah.
“Jeonghan-ah, kenapa kau memotong rambutmu?” Tanya Joshua ketika melihat rambut Jeonghan yang hitam dan pendek.
“Annyeong haseyo, Joshua-ya! Aku akan tampil berbeda pada album kita yang baru. Sekaligus membuang semua masalah yang telah menimpa kita” jawab Jenghan dengan senyum khasnya. “Walaupun sebenarnya aku ingin berambut panjang, hehehe..” lanjutnya.
“Aah.. sayang sekali. Padahal kemarin aku sudah bertekad untuk selalu memanggilmu hyung. Tapi karena rambutmu dipotong, aku hapus niatku itu,” ujar Joshua.
“Hya… Joshua-ya, jangan seperti itu. Aku ingin kau memanggilku dengan sebutan hyung. Kalau begitu, aku akan kesalon dan meyambungkan rambutku lagi agar kau memanggilku hyung, arraseo?” ucap Jeonghan.
“Ani! Aku tetap tidak mau!”
“Joshua-ya, jebal…” rengek Jeonghan.
“Hahaha… aku sangat suka wajahmu itu. Baiklah mulai saat ini, aku akan terus memanggilmu Jeonghan hyung” Joshua tak bisa berhenti tersenyum. Namun senyuman para member Seventeen seketika berubah ketika PD-Nim dan ayah Joshua masuk ke Dorm. Semua member langsung membungkukkan badan mereka.
“Appa ada di Korea?” Tanya Joshua.
“Jisoo-ya, pulang sekarang juga!” titah ayahnya tegas.
“Appa mendengar dari Eomma-mu bahwa kau telah di jebak oleh Asisten Ji Min. Appa ingin kau pulang sekarang juga ke LA!!” lanjutnya.
Joshua melirik para member yang terlihat terkejut dengan apa yang dikatakan ayahnya. Mereka semua melihat PD-Nim yang tidak mengatakan sepatah katapun.
“Appa, kenapa Appa berbicara seperti itu? Masalahku dengan Asisten Ji Min sudah selesai dan aku tidak apa-apa. Mohon jangan paksa aku untuk meninggalkan Seventeen lagi,” pinta Joshua.
“Siapa yang menyuruhmu meninggalkan Seventeen, Jisoo-ya?”
“Lalu?”
“PD-Nim merasa bersalah atas semua kejadian yang menimpamu. Dia meminta Appa menjemputmu untuk berlibur di LA. Teman-temanmu juga akan ikut,” jelas ayahnya.
“Seventeen, selama satu minggu aku bebaskan kalian dari kegiatan kalian sebagai idol. Selama itu juga kalian akan berlibur di Los Angeles dan menginap di rumah tuan Hong. Sekarang kemasi barang kalian masing-masing!” tambah PD-Nim.
“Woaah!!! Kami berlibur di LA?” Tanya S.Coups tak percaya.
PD-Nim hanya mengangguk lalu pamit dari Dorm. Para member saling memandang kemudian bersorak kegirangan. Satu persatu memberi hormat pada ayah Joshua yang masih ada disana dan segera mengemasi barang-barang mereka. Joshua menghampiri ayahnya dengan senyum yang sangat lebar.
“Appa, Thank you.”
“Appa yang seharusnya berterima kasih, terlebih lagi pada orang yang bernama Jeonghan. Appa dengar, dia yang sudah membuatmu berubah seperti ini. Appa sangat ingin memberinya hadiah yang tak ternilai.”
“Ne, Jeonghan hyung yang membuatku seperti ini. Dia merawat dan menjagaku dengan sangat baik. Malah, Jeonghan hyung rela mengorbankan apapun yang dia punya hanya demi kebahagiaanku.”
“Termasuk cintanya?”
“Ah. Appa… kenapa Appa menanyakan hal itu? Ehm… aku akan mengemasi barang-barangku dulu. Appa bisa menunggu kami di dalam mobil” jawab Joshua mengalihkan pembicaraan. Dia segera mengemasi barang-barangnya bersama Jeonghan, sementara ayahnya hanya tersenyum kemudian turun menuju parkiran mobilnya.
Los Angeles
“Selamat pagi!” Seru semua member Seventeen begitu mereka tiba di ruang makan.
“Pagi, juga. Wah, kalian memang sangat kompak dalam hal apapun,” puji ibunya Joshua yang tengah duduk di sala-satu kursi disana kemudian mempersilahkan mereka untuk duduk dan menyantap sarapan pagi yang sudah disediakan.
“Bagaimana dengan tidur kalian?” lanjutnya.
“Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas semua yang anda lakukan untuk kami. Tidur kami sangat nyenyak,” jawab S.Coups.
“Bukankah kau tidak bisa tidur karena kedinginan?” Ledek Seungkwan. S.Coups langsung menutup mulut Seungkwan yang ada disampingnya kemudian tersenyum pada ayah dan ibu Joshua. Jeonghan dan Joshua hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.
“Ah, Joshua-ya jangan makan itu!” cegah Jeonghan ketika Joshua akan memakan udang bakarnya. Jeonghan langsung mengambil udang tersebut lalu menggantinya dengan sayuran hijau.
“Udang akan membuatmu alergi dan memperlambat proses penyembuhanmu. Kau makan sayur saja, ok?” ucap Jeonghan lagi. semua mata tertuju pada mereka berdua, khususnya pada Jeonghan.
“Ekhm.. ekhm…” dehem Hoshi.
Jeonghan dan Joshua melihat mereka yang menatapnya dengan senyum yang aneh.
“Ehm… Ayo kita lanjutkan lagi makannya!” ucap Joshua.
“Jeonghan hyung, kau tidak homo atau gay, kan?” Tanya Dino.
“Hya! aku bukan orang yang seperti itu!”
“Tapi sikapmu pada Joshua hyung sangatlah ganjil,” timbal The8.
“Kalian ingin tahu kenapa Jeonghan hyung bersikap seperti ini padaku?” Tanya Joshua. Yang lain semakin tertarik dan meminta penjelasan darinya. “Beberapa hari yang lalu… Aku dan Jeonghan hyung… menjadi pasangan kekasih.”
“MWO?” Tanya mereka serentak.
“A.Aniya! dia tidak berkata yang sebenanya. Aku dan Joshua tidak ada hubungan apapun selain hubungan couple, teman, dan keluarga. Tak ada hubungan lain selain hubungan itu. Sungguh,” bela Jeonghan mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan satu persatu tawa mereka terdengar begitu melihat wajah Jeonghan yang tegang sekaligus lucu itu.
“Sudah, Sudah. Jisoo-ya, tidak baik mengerjai temanmu sampai seperti itu,” lerai ibunya.
“Ne, Eomma. Jeonghan hyung, maafkan aku,” ucap Joshua yang dibalas dengan anggukan.
“Jeonghan-ah, setelah sarapan kau ikut aku ke ruang kerja,” Seru ayahnya Joshua.
“N.Ne, Presdir.” Jawab Jeonghan lalu meneruskan sarapannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sweet Seventeen [END] ✓
FanfictionCinta tidak harus bersama sang kekasih. Cinta bisa dirasakan bersama semua orang