SIX

356 166 43
                                    

Gadis itu berusaha untuk mencerna setiap angka dan kata dari Bu Meddy, guru Fisikanya. Ia menulis setiap tulisan yang telah terpapar di papan tulis ke dalam notesbook cantik nya itu.

Sesekali ia menengok ke belakang di dapatnya seorang laki-laki berkacamata, laki-laki itu hanya berfokus pada buku dan pulpennya.

Tiba-tiba tak sengaja lelaki itu mendapati Zea sedang menatapnya penuh hangat, lalu laki-laki itu tersenyum dan melanjutkan tulisan di bukunya itu.

Laki-laki itu adalah kekasih Zea, Levander Jhonsen sebut saja Levan. Zea mengenalnya sejak masa pra-MOS, keduanya langsung saling jatuh hati pada saat pertama kali berkenalan.

Dan kemudian mereka di satukan dalam kelas yang sama, tak perlu menunggu waktu yang lama Levan pun memberanikan diri untuk menyatakan yang sebenarnya kepada Zea, dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih hingga saat ini.

Krrriiingggg...Krrrriiiinggg...

Zea's Pov
Bel istirahat pun berbunyi, seluruh siswa berlarian meninggalkan ruang kelas. Aku menata dan merapikan buku-buku diatas meja, dan segera pergi ke kantin.

"Ze... kenalin dong gue ke Andre," Vanda memohon dengan wajah yang sangat memelas.

"Ngapain si?" jawabku dengan ketus.

"Ayo dong plissss..!!!" Vanda memohon dengan wajah yang semakin memelas.

"Gak usahlah, Van. Nanti lu nyesel kenal dia," sahutku sambil merapikan alat tulis.

"Ah.. gak bakal nyesel kok, Zea," Vanda mencoba meyakinkan.

"Gak percaya sih," jawab aku jengkel.

"Zeaaaa!! Please?" Vanda memohon lagi kepadaku.

"Iya deh iya," jawabku dengan pasrah.

"Assssikk... Janji lu ya??" senyumnya mengembang sambil bertepuk tangan dengan girangnya.

"Iye dah janji!! Puas?!" aku meledeknya dengan tatapan sedikit jengkel.

"Hehehe.. peace!"

Tiba-tiba laki-laki bertubuh ideal itu bediri tepat di depan meja ku tidak salah lagi itu Levan, kekasih ku.

"Ze...," suara itu.

"Ya?" jawabku sambil menoleh ke arah bola matanya yang sungguh menawan.

"Kantin yuk?" ajaknya penuh harap.

"Iyy...," pembicaraanku tiba-tiba terpotong.

Belum selesai aku berbicara Vanda memotong membicaraan kami dan ia menuntut janji ku padanya.

"Eitttsss... enggak bisa! Sorry ya Levan emmm.. cewe lu gua sewa dulu kali ini aja. Ya ya ya? Dan lu Zea harus tepatin janji sahabat lu ini!" omel Vanda dengan cerewet.

Aku hanya diam dan menganggukan kepala.

"Oh gitu, haha kayak barang aje di sewa-sewain," ledek Levan sambil menyengirkan giginya yang terlihat sangat rapi.

"Asal lu tau ya, Lev cewe lu ada janji sama gua so urgent bingitzzz," kata Zea sambil melotot ke arah Levan.

"Gapapa kok, slow aja gue mah. Emang urgent kenapa?" Levan terlihat ingin mengetahui beberapa hal.

"Levan, ini itu urusan perempuan. Jadi lu pasti gak ngerti!" ketus Vanda.

"Oh gitu," jawab Levan pasrah.

"Oh gitu mulu dah lu, Lev. Btw, thank you very much yap makin ganteng deh...," goda Vanda.

Aduuuhh.., si Vanda ya bawel banget sih jadi orang. Terpaksa turutin janji dia untuk kenalan sama Andre, uh.

"Lev, gapapa kan? Aku ke kantin ya?" tanyaku kepadanya.

"Gapapa kok, Ze. Jangan lupa makan ya!" jawabnya sambil mengelus lembut rambutku.

"Siap!!"

Aku dan Vanda pun pergi ke kantin dan Vanda ngarep banget kalo di kantin bisa ketemu sama Andre, lalu dapat kesempatan bisa kenalan sama dia. Aku gak tahu sih 'reaksi' Andre ketemu cewe kayak Vanda. Berhubung Andre dan Vanda single, kenapa gak aku jodohin aja ya?

___________

Halo! Gimana seru gak? Jangan lupa ya:
Vote
Vote
Vote
Btw, gambar di mulmed (liat mulmed) ganteng yang kanan/kiri?
Thank's for give your comment, please always give support and comment. I'm sorry for my mistakes in this chapter, see you!

*hug

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang