ELEVEN

136 9 7
                                    

Author's Pov

Ttteeett... Ttteeett...

"Hoammm," Andre terbangun dari tidurnya.

Matanya mulai terbuka tetapi ia masih setengah sadar, tangannya meraih jam alarm yang sedaritadi berisik berdering. Andre membuka kaca jendela kamarnya sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam kamarnya dan segera ia mengambil handuk abu-abunya untuk mandi.

Setelah selesai mandi ia mengenakan seragam SMA yang terdapat tulisan Mulia Persada Senior High School  di sebelah kanan lengannya, Andre juga mengenakan dasi yang sengaja tidak di ikat. Andre juga meraih laci lemari yang berisi beberapa koleksi jamnya, ia jatuh pada pilihan jam DW berkulit cokelat. Ia segera meraih tas sekolahnya dan kunci motor dari laci lemarinya.

Drrreeett... Drrreeet...

Line: Zealetta.S
Morning! Ndre, gua cuman mau bilang kalau mulai hari ini lu gak perlu lagi   repot-repot untuk antar-jemput gua karena sekarang Levan udah bisa lakuin itu! You know what? I'm so happy. Lu juga kan?
Read.

Setelah membaca pesan dari Zea, Andre terdiam saat itu juga. Mulai sekarang Zea tidak perlu di antar-jemput oleh Andre, perasaan Andre sekarang sangat takut karena Zea semakin jauh darinya.

Line: Andreandez.C
Bonjour, I'm so happy to hear that!
Send Message.

Dengan keterpaksaan Andre menjawab pesan Zea seolah Andre ikut bahagia padahal bukan itu kenyataannya. Andre mengacak rambutnya frustasi, ia menaiki motor gede yang berwarna hitam miliknya dan menancap gas dengan kecepatan yang tinggi.

10 menit kemudian...

Tidak seperti biasanya Andre sampai di sekolah pukul enam pagi, biasanya ia sampai di sekolah pukul tujuh kurang lima belas menit, dan yang lebih berbeda kini Andre tidak lagi berangkat ke sekolah bersama Zea.

Andre mematikan mesin motor gede-nya dan melepas helm dari kepalanya. Ia segera menuju ruang kelasnya, ya seperti biasa sebelum menuju ruang kelasnya ia harus melewati koridor kelas-kelas lainnya. Andre sedang beruntung tidak tertangkap oleh adik-adik kelasnya yang suka menggodanya karena tiap-tiap koridor kelas masih sepi dan hanya terdapat beberapa siswa yang baru tiba di sekolah.

Andre membuka pintu ruang kelasnya dan berjalan menuju mejanya yang berada di pojok belakang. Ia membanting tubuhnya dan menyenderkan kepalanya di atas meja dengan rasa penuh frustasi.

"Hai, Bro! Jam berapa ya ini? Gak salah lu datang jam segini?" suara Dio memenuhi seisi ruangan.

"Biasa, Di. Lagi rajin," jawab Andre lesu.

"Masih pagi, Ndre semangat dong belum belajar aja udah lemes, contoh tuh gua yang selalu happy!" Dio duduk di sebelah meja Andre.

"Bahaya selalu happy," balas Andre datar.

"Kenapa?" sontak Dio heran.

"Berarti lu gila dong seneng mulu," ucap Andre tanpa ekspresi.

"Ah jangan gitu dong!" protes Dio.

Andre tidak bergeming dan beranjak dari tempat duduknya, lalu Dio dengan penasaran mengikutinya dari belakang.

"Mau kemana, Ndre?" tanya Dio sambil mencoba menyamai langkahnya.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang