Ruangan luas tertutup bercahaya redup itu mulai terasa sangat pengap karena dipadati oleh orang-orang berpakaian hitam yang akan menghadiri pertemuan. Dan yang aku lakukan hanya duduk sambil melirik malas dan sesekali menguap.
Ku rogoh saku mantel hitamku dan mencari kotak kecil berwarna perak. "Kau ternyata pengguna juga ya?" ucap seseorang mengagetkanku. Dia adalah Taehyung. Dan jika ada Taehyung pasti ada Jungkook. Mereka sudah seperti paket nasi di restoran cepat saji.
Sial! Hampir saja kotak ini terjatuh!
Sepertinya identitasku sebagai seorang pengguna akut mulai terbongkar. Namun aku tak memperdulikannya. Karena bukan hanya aku pengguna di organisasi ini. Lagipula aku menjadi pengguna karena mereka semua.
***
Laki-laki berusia 17 tahun itu semakin hari semakin seperti gelandangan. Dengan topi dan mantel hitam lusuh dia terus mengadu nasibnya di jalanan kota Seoul yang mengerikan. Masa lalu kelamnya masih tersimpan dengan rapi dalam kenangan. Semua orang sudah tahu itu setelah melihatnya.
Ketika anak itu hendak menikmati roti gandum hasil curiannya, tiba-tiba datang seseorang yang mengganggunya, membuat nafsu makannya hilang.
"Aku tahu kau sudah membunuh seseorang dua tahun yang lalu. Cukup mengesankan karena tindakanmu belum tercium oleh polisi."
Anak laki-laki itu kaget setengah mati mendengar ucapan itu. Aib dan dosanya diketahui seseorang.
Apa iblis dan para manusia itu sudah melaporkanku? Batinnya cemas.
Tampak ekspresi tidak suka dari anak laki-laki bernama Min Yoongi itu. Dia menatap sinis laki-laki berjubah hitam yang baru saja berbicara layaknya seorang dewa, "Apa pedulimu padaku?"
"Aku ingin kau ikut denganku," laki-laki itu memasang senyum menyeringgainya, "Aku tahu kau butuh rumah."
***
"Aku ingin mengangkatnya menjadi bawahanku," Mendadak seisi ruangan itu diam setelah ucapan pria yang baru saja membawa Yoongi ikut bersamanya itu menggema menguasai semua suara. Tampaknya laki-laki berpapan nama Seunghoon itu adalah salah satu orang berpengaruh Zoldyck.
Yoongi yang saat itu duduk disebelah Seunghoon mendongak tak percaya. Matanya membulat kagum terkesima.
"Aku akan mengasahnya," lanjut Seunghoon enteng, "Bukankah kalian bisa melihat bakat tersembunyi dari aura gelapnya?" Seunghoon tersenyum licik ke arah Yoongi.
Mulai saat itu juga, Yoongi resmi menjadi bawahan dari seorang pemimpin organisasi pembunuh bayaran.
.
.
.
.
.Sekarang Yoongi duduk menunduk. Ia tahu orang-orang disekelilingnya adalah pembunuh. Ia seperti berada di alam bawah yang menakutkan. Auranya dingin dan gelap.
"Hei tak usah kaku seperti itu," Tiba-tiba seseorang merangkul ramah tubuh Yoongi dan membuatnya terkejut.
"Aku sudah dengar masa lalumu, sepertinya itu sangat menyakitkan. Kalau aku jadi kau, mungkin sudah kuhancurkan semua yang dia punya untuk balas dendam," lanjut laki-laki itu bersimpati.
Tanpa sadar laki-laki yang kira-kira berusia 30 tahunan itu sudah menaruh sesuatu ditelapak tangan Yoongi.
"Aku yakin kau akan membutuhkannya."
"Terimakasih," angguk Yoongi lugu yang disambut teriakan salam perpisahan dari sang pemilik kotak, "Kau bisa tinggal disini sampai kau ditugaskan. Usahakan kau lakukan job pertamamu dengan baik jika ingin tinggal di apartement yang nyaman."
Suara itu mulai lenyap diikuti sosok pemilik kotak yang menghilang dibalik pintu besar ruangan. Yoongi menatap hambar kotak yang ada ditangannya dan betapa terkejutnya setelah melihat puluhan kapsul heroin tampak memenuhi seisi kotak itu.
Yoongi pun memasang senyuman yang sulit diartikan, "Tenang saja, aku akan memanfaatkan kehidupan keduaku ini dengan baik."
***
Dua sosok yang duduk disamping kananku berhasil membuat moodku memburuk. Suara para bedebah itu terus merusak pendengaranku.
"Nomornya tidak aktif," ucap Taehyung pada Jungkook yang tanpa sadar kudengar.
Itu pasti Mina.
"Sayang sekali. Padahal dia cukup cantik untuk menemani kita malam nanti," sambung Jungkook terkekeh dengan rencananya.
Entah apa dorongan yang membuatku ikut dalam obrolan orang-orang ini. Tapi aku menyesal campur lega setelah mengatakannya.
"Menjijikan sekali membayangkannya seingat selera kalian adalah anak ingusan," sarkasku berpura-pura.
Sejenak mata mereka saling bertemu bertatap aneh, "Aigo! Bahkan kita tidak menanyai namanya!" pekik Jungkook menepuk keningnya.
Akhirnya aku bisa bernafas lega. Sepertinya dewa kematian tengah perpihak padaku, atau mungkin Ia sedang tidak berselera untuk menghukum pendosa sepertiku.
Aku melemaskan ototku yang menegang sambil menikmati perdebatan makhluk terkutuk yang terus saja mengoceh.
"Kali ini siapa yang bodoh hah??"
"Ini karena ahjumma menyebalkan itu!!"
"Yak! Dia terlalu cantik untuk kau sebut ahjumma, pabo!" bentak Jungkook jengkel.
***
Ini bukanlah penyelamatan ataupun penundaan atas penghakimanku. Ini adalah perangkap!
Aku tersentak ketika Mino, pemimpin tertinggi Zoldyck mengucapkan suatu kalimat yang membuatku sejenak mati rasa.
"Aku tak suka bila ada kesalahan sedikitpun."
Ucapannya barusan seperti musik menyeramkan yang mengantarkanku pada kematian. Keringat dinginku bercucuran membasahi tubuhku yang membatu. Aku ketakutan, sangat ketakutan saat Mino menatapku dengan tatapan menghakimi. Tenggorokanku mengering bahkan aku kesulitan untuk menelan ludah.
"Apakah kau juga demikian, Yoongi-si?"
.
.
.
.
.
.
.Tbc
.
Aku lelah -,-
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIFER • Fallen Angel • || SugaBtsxTwice||
Fanfic[SLOW UPDATE] hidupmu ada ditanganku, hanya aku. Tapi apa yang telah kau lakukan pada diriku? Min Yoongi_