6

675 84 54
                                    

Yoongi POV_

"Kenapa wajahmu begitu? Apa kau takut?" dia mulai mendekatiku dengan tenang tapi menakutkan. Jelas saja perempuan ini memiliki aura mematikan seperti kakaknya, Mino.

Aku mendelik kesal saat dia menatapku, "Aku pernah dengar nama itu sebelumnya. Apakah dia Myoui Mina yang 10 tahun lalu, sayangku?"

"Sejak kapan kau disini?" Aku membuang muka sambil membuka pintu apartemen dengan cepat. Saat pintu itu terbuka, Rose langsung menyerobot masuk tanpa permisi.

"Baru saja. Kau masih milikku kan?" tanyanya menyender tembok, "Kau tidak selingkuh dengannya kan?"
Aku mendesah pelan ketika ucapannya tadi membuatku teringat dengan sesuatu.

Aku pernah menjalin hubungan dengannya, tapi itu dulu. Aku menjalin hubungan dengannya selama 2 tahun dan kupikir itu sudah berakhir sejak dia pergi ke Australia tepatnya,13 bulan yang lalu.

.

.

Flashback _author pov_

"Yak! Yoongi perlihatkan wajah kesalmu padaku!" teriak Rose pada Yoongi yang sibuk mengemudi.

"Cih! Kau bahkan tidak khawatir aku harus pergi ke Australia bersama gerombolan laki-laki itu," desah Rose yang menyerah dan mulai menatap jendela.

"Mereka suruhan oppamu dan juga rekanku. Rasa kawatir hanya membuatku lelah."

"Benar! Seharusnya si brengsek itu memintamu untuk melakukan tugas ini, bukannya mereka! Dengan begitu kau bisa satu ranjang denganku selama disana," gerutu Rose yang membuat Yoongi mengalihkan tatapannya pada perempuan itu.

"Kenapa kau sangat mesum?"

Rose mengangkat bahunya tak peduli, "Mungkin karena perkerjaanku ini. Hampir semua jobku itu membunuh laki-laki berhidung belang." Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya padaku membuatku refleks menjauh.

"Tapi aku masih virgin kok." Tutupnya sambil berkedip centil.

Yoongi tidak mengindahkan sikap Rose yang sedang menggodanya. Dia tetap fokus menyetir hingga akhirnya terdengar suara decitan ban mobil yang direm.

"Kau harus segera turun," ucap laki-laki itu datar setelah menghentikan mobil di pinggir jalanan bandara.

"Apa kau tidak mau mengantarku kedalam?" tanyanya yang masih terdiam menatap Yoongi.

Laki-laki itu pun hanya menggeleng pelan sambil membuka sabuk pengaman Rose, "Ani."

Wajah perempuan berusia 24 tahun itu masih menatapnya jengkel. Karena itu Yoongi membuka pintu dan keluar. Rose yang menyadarinya mulai memasang senyuman yang mengambang ketika laki-laki pujaannya turun untuk membukakan pintu untuknya.

"Kau harus pergi sekarang Rose," ucap Yoongi memohon.

"YAKKK! Kau benar-benar sialan!" rengeknya keluar dari mobil sambil terus menyentakkan kaki jenjangnya ke tanah karena kesal.

Laki-laki itu terlihat tersenyum simpul saat melihat tingkah perempuan di depannya. Dia kasar, tapi begitu manja. Melihat Rose yang terus menerus seperti itu membuatnya mau tak mau melakukan hal yang sangat jauh dari sifat aslinya, dia mengecup bibir Rose.

Mata perempuan yang bibirnya dicium tiba-tiba itu terbelalak kaget, dan setelah pikirannya tersadar bibirnya pun ikut menarik lebih dalam seolah ingin memperdalam ciuman yang awalnya hanyalah sebuah kecupan biasa.

"Ku pikir ini cukup. Selamat tinggal semoga harimu menyenangkan..." Yoongi melepaskan ciumannya dan berjalan menuju bangku kemudi.

Lagi, sontak wajahnya berubah sangat kesal, "HEOL!! ENYAAHH KAU KEPARAT!!" Teriaknya yang membuat Yoongi terkekeh pelan.

.
Dengan tenang dan santai Yoongi mempacu mobilnya dijalanan kota Seoul yang tidak terlalu padat. Setelah kepergian Rose hatinya menjadi lebih ringan, seperti beban yang dipikulnya hilang dengan sekejap.

Mereka berdua memang tengah menjalin hubungan dengan status dua orang yang saling mencintai. Namun, entah kenapa Yoongi merasa aneh dengan perasaannya sendiri.

Selama bersama Rose dia tidak pernah merasakan jantungnya berdebar ataupun pipi yang memanas seperti yang sering kali Rose tunjukkan padanya. Yoongi mencintai Rose, tetapi ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya.

Hingga sat itu dia melewati salah satu SMA terkenal di Korea, gadis muda dengan senyum yang tulus.

"Kenapa dia sangat familiar?" gumam Yoongi setelah matanya menangkap sosok itu dengan sekilas, "Yak!! Apa peduliku? Lebih baik aku ke bar dan merayakan kepergian Rose. Ini akan jadi hari yang menyenangkan," Yoongi tersenyum tipis.
.

.
.
.

Yoongi Pov_

"Yoongi, aku sangat merindukanmu..." bisiknya sambil menelusuri leherku. Dia menarikku untuk masuk kedalam pelukkannya.

Tubuhku hanya diam membeku dan pasrah dengan apa yang perempuan ini lakukan padaku.

Ya, aku juga merindukanmu Rose-

Tapi kenapa? Kenapa aku bisa memikirkan Mina disaat seperti ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Semua kenangan tentang mereka berdua terus saja bercampur aduk dalam otakku dan mengeluarkan suara yang menyeramkan. Ini ilusi!

Kini perempuan itu duduk dengan mengenakan kaosku yang kelonggaran ditubuhnya. Dentingan sendok dan piring yang saling bersentuhkan menghiasi makan malam kami.

Tak ada suara apapun yang bersumber dari mulutnya ataupun mulutku. Sesekali aku menoleh ke arah perempuan kasar yang tengah makan dengan anggunnya.

Perasaanku terasa sangat sulit untuk ku ungkapkan, ini salah. Aku tahu ini sangat salah. Semua yang kulakukan ini salah dan itu karena kesalahanku sendiri.

"Rose?" suara ku sejenak tercekat setelah dia menatapku.

"Apa kau tahu kalau ini salah?" ucapku lagi sambil meraih segelas air untuk membasahi tenggorokkanku yang mengering.

"Kau bicara apa?" dia tampak tak peduli dan melanjutkan makannya.

"Aku ingin kita akhiri saja ini."

Ttrrriiinnnnggggg..............

Bunyi sendok yang terjatuh terdengar sangat mengerikan ketika aku sadar sorotan mata Rose yang menatapku tajam. "Apa maksud mu?"

Sial! Otakku berhenti berpikir saat itu juga. Rasanya mentalku tengah diuji ketahanannya dengan atmosfir mencekamkan yang perempuan itu buat. Perempuan memang sangat mengerikan.

"Ayo kuantarkan pulang, ini sudah malam," ucapku yang langsung bangun tanpa melihat ke wajahnya yang bisa kulihat dengan ekor mataku kalau dia masih menatapku tajam.

.

.
"Kau tidak turun?" tanyaku masih memegang kemudi sambil menunduk. Aku tahu kenapa Rose tidak turun walaupun pintu gerbang rumahnya sudah didepan mata.

"Hahaha, luka apa lagi yang akan kau berikan padaku?" sarkas Rose. Aku hanya bergeming diam seribu bahasa karena aku tidak tahu harus bagaimana.

"Aku mencintaimu dengan tulus seperti apa yang kau inginkan? Apakah itu belum cukup?!" lanjutnya mencoba menggertakku.

"Sungguh,"

"Aku tidak menginginkan itu." Jawabku datar.

.

Tbc

.

Anyeong cingudeul ^^
Makasih udah baca ffku sampe sini ya :') #terharu
Keep reading yachhhh :D

.

Mau nepatin omongan nih >.<
Mampir ke lapak bangtaniebu yang blood, sweat, and tears yuk

Dari judulnya tau kali genre nya apa?
Yup, ff bts ^^
Bagus kok, bantu votmentnya ya kawan kawan, makasihku dobel :*

.

LUCIFER • Fallen Angel • || SugaBtsxTwice||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang