Hunter

548 52 68
                                    

“Kenapa kamu lama banget?” Rose berkacak pinggang sambil menyenderkan tubuhnya di pagar tinggi rumahnya.

“Kenapa? Ada masalah?” Tanya ku yang masih di kursi kemudi tanpa menoleh ke sosok Rose diluar sana.

“Aku sudah nunggu kamu satu jam lebih. Dan kenapa kau tidak turun? Kamu liatkan bawaanku ini?” tunjuk Rose pada ku dengan wajah kesalnya.

Aku menghela napas dan keluar dari mobilku. Ku ambil tas di sampingnya yang entah apa itu isinya  dan kemudian berjalan mendekati gerbang hitam rumahnya yang sudah tertutup.

Rose tampak kebingungan dengan apa yang kulakukan. “Apa yang kau lakukan dengan bajuku? Akukan mau menginap sekalian,” rengeknya tak terima.

“Kamu pergi denganku itu untuk kerja, bukan buat pindahan, Rose.”

Aku langsung melempar tas ke dalam melewati pinggir pagar yang lebih rendah. Mata dan mulut perempuan itu membulat sempurna melihat apa yang kulakukan.

“YAKKK!!” dia menghentakkan kakinya dan berlari kecil ke arahku.

Saat aku menoleh ke arahnya, tangan perempuan itu mengepal di udara. Seperti hendak menghajarku.

“Apa?”

“….”

Perempuan itu hanya diam dan melipat mulutnya rapat.
Tak peduli, aku kembali ke bangku kemudiku untuk segera menyelesaikan hari yang berat ini. Dan tentu saja, perempuan itu mengikutiku.

.

.

Kupacu mobilku dengan cepat tanpa memperdulikan tatapan heran dari perempuan berpakaian seksi disampingku.

Tadi siang, aku kehujanan dan mengalami peristiwa merepotkan, dan tengah malam ini aku harus berkerja bersama seorang perempuan sambil berusaha menutupi perasaan kesalku pada diriku sendiri.

“Wajahmu jelek! Wajah tertekan dengan kantung mata hitam disana. Kau seperti pengguna saja.”

Risih, jengkel, dan sebal. Inginku berhenti dan menendangnya keluar dari mobilku. “Aku memang pengguna.”

“Ah kalau begitu, kau seperti seorang turis yang tertindih bangkai paus raksasa saat berjemur di Niagara,” laratnya sambil menunjukku dengan muka puasnya. Rose terbahak di sampingku.

Aku mendengus kesal mendengar celotehan Rose. Memang benar, orang sombong itu tidak beda jauh dengan orang berotak tumpul.

“Apa-apaan perumpamaan bodohmu itu?” decakku masih fokus mengemudi.

“Dan asal kau tahu, Niagara itu air terjun bukan laut, bego!”

Wajahnya memerah saat tau omongan angkuhnya malah menelanjangi dirinya sendiri. Rose menutup wajahnya sambil terkekeh malu.

“Kenapa kamu sangat keren chagi? Kau membuatku semakin mencintaimu.”

Benarkah??

.
.
.

Sebuah gedung yang ramai dengan penjahat kelas atas. Rose nampaknya memiliki banyak kenalan untuk membawanya kedalam acara yang dibuat sekelompok mafia.

Kali ini aku bersama Rose ditugaskan oleh si Mino keparat untuk membunuh seorang mafia tambang perak dengan bayaran selangit. Rose tampak anggun dengan balutan gaun merahnya yang menunjukkan belahan dada dan punggungnya.

Aku mengeryit setelah melalui beberapa orang yang menghampiri Rose untuk menyambutnya sambil meraba-raba. Sudah berapa kali tubuh itu diraba oleh tangan-tangan mesum di depan mataku. Bahkan Rose sama sekali tak menolak untuk diraba sambil terus memasang senyumannya.

LUCIFER • Fallen Angel • || SugaBtsxTwice||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang