BAGIAN 01

5K 325 22
                                    

Di awal memulai aktivitas, kesibukan datang dengan sendirinya, seperti biasa. Jalanan yang tersendat dengan toko yang mulai ramai pengunjung. Kemewahan yang tidak berujung juga kebisingan yang selalu menyertai.

Pagi ini langit Seoul terlihat cerah, matahari mulai merangkak naik, mendukung setiap manusia untuk mulai beraktivitas.

Termasuk aku, Im Yoona.

Menjadi seorang traineeship di sebuah agensi, Idol Star Entertainment.

Gak begitu buruk setelah awalnya aku menolak keinginan orang tuaku untuk ini. Menjadi seorang bintang terkenal bukanlah hal yang kuimpikan, tapi bukan juga hal yang kubenci. Tidak bisa dipungkiri bahwa aku ini adalah salah satu dari banyak penggemar boy group Korea Selatan.

Aku menyukai Han Jisoo, leader boy group Hero yang berisi tujuh laki-laki tampan. Kupikir dengan menjadi bintang terkenal, aku bisa dekat dengan Jisoo dari Hero.

Tidak dapat dipungkiri lagi meski sejak awal aku menolak, akhirnya aku merasa tidak sabar untuk segera debut. Aku ingin mengobrol dengan Jisoo, memberitahunya bahwa aku penggemarnya. Aku sangat menyukainya.

Aku berjalan menuju practice room di gedung ISE. Semalam aku diberi tahu bahwa agensi akan mempromosikan salah satu rookie, dan besar harapan jika itu adalah aku, aku bahkan tahu dari teman-teman yang bergosip.

"Yoona!"

Aku melirik seseorang yang memanggil namaku, astaga, bodoh karena aku menghentikan langkahku.

Aku mulai berjalan lemas dengan dia di sampingku, kulihat dia yang menatap wajahku.

"Kenapa canggung banget sih? Pasti karena kejadian minggu lalu 'kan?" tanyanya.

Demi apapun, aku malas membahas hal itu. Sudah satu minggu aku menghindarinya, tetap saja aku bertemu dengannya. Sial, karena kami traineeship di agensi yang sama.

"Susah tau ketemu kamu, jangan ngehindar lagi ya." tambahnya. Aku mulai menghentikan langkah lalu berdiri menghadapnya. Oh, jadi dia juga merasa bahwa aku menghindarinya, baguslah.

"Makanya jangan bahas ini lagi." jawabku kemudian kembali berjalan.

Kulihat dia masih bergeming di tempatnya, samar kudengar dia menghela nafas kasar. Jika melihatnya seperti itu, aku jadi sedikit merasa bersalah. Kasihan juga, tapi aku harus tidak peduli.

Sampai di ruang latihan, trainee lain sudah berkumpul. Kulihat mereka yang begitu antusias dengan kabar semalam, kurasa mereka mengharapkan hal yang sama denganku. Dipromosikan.

Hanya saja aku tidak melihat teman dekatku, namanya Han Jina. Gadis pemalu yang tak henti membuatku gemas. Dia itu cantik, berbakat, terlebih lekuk tubuhnya yang begitu menarik. Tidakkah dia sadar bahwa kelemahannya hanya pada tingkat percaya dirinya saja?

Aku saja iri padanya, aku ingin seperti dia agar cepat dipromosikan. Terlebih sudah dua kali Jina menolak untuk segera debut. Garis bawahi, menolak, loh. Terkadang aku berpikir dia itu sombong, sudah lima tahun trainee bagaimana bisa menolak untuk debut? Sial, aku saja mati-matian berjuang agar dilirik PD-nim. Bahkan sekarang dia tidak datang pasti karena dia itu--ah sudahlah.

Biar bagaimana pun dia itu teman dekatku. Jahat sekali jika aku terus berpikir seperti ini, meski itulah kenyataannya, dia itu sangat--baiklah cukup.

Sad Wind ✔ | YoonYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang