BAGIAN 13

1.2K 177 11
                                    

Chanyeol's Point of View

Aku terbangun karena dering ponsel di atas nakas. Masih terkantuk-kantuk, aku meraba nakas di samping ranjang Yoona lalu menemukan ponselku tergeletak di atas sana. Samar kulihat itu panggilan dari nomor telepon rumah, tidak biasanya, lalu aku bergumam untuk menyahut sapaan seseorang di seberang sana.

"Oh, nenek? Kenapa, Nek?"

Aku lantas bangkit karena ternyata nenekku lah yang menelepon sepagi ini. Ya, aku jadi tahu jika nenekku ada di rumah ibu. Tapi tetap saja, tidak biasanya nenek menghubungiku sepagi ini, lagi pula jika saat nenek tidak di rumah, aku lah yang akan menghubunginya lebih dulu. Nyatanya aku lebih dekat dengan nenek karena kedua orang tuaku sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Yah... kok dadakan sih, Nek? Aku lagi di apartemen nya Yoona nih." Jawabku.

"...penting ya? Yaudah deh, aku pulang." Kataku lalu menutup sambungan.

Heol, biasanya nenek tidak akan seperti ini jika tahu aku sedang bersama Yoona. Ya, walau pun aku ini pria, tapi aku sering curhat pada nenek masalah wanita. Dan nenek adalah orang petama yang mendukung perasaanku untuk Yoona, di saat gadis itu sendiri menolaknya dan justru memintaku untuk melupakan semuanya.

Aku melihat ke arah samping dimana gadis yang membuatku percaya pada cinta pandangan pertama itu masih tertidur pulas. Setelahnya aku melihat diriku sendiri lalu terkekeh. Bagaimana tidak? Jika saja semalam aku tidak ingat untuk memakai baju, mungkin pagi ini kami akan terlihat seperti pasangan yang baru saja honey moon.

Aku merebahkan tubuh di sampingnya lalu mengusap bagian sisi wajahnya. Cewek cantik ini sudah resmi menjadi pacarku. Meskipun aku harus berlutut di hadapan Tuan Han untuk itu, tidak masalah karena ternyata dia luluh dengan alasanku. Pria tegas yang kukira acuh itu ternyata sangat menyayangi anaknya. Seketika tidak mempermasalahkan perihal perasaanku pada Yoona, karena ternyata rasa sayang pada anaknya jauh lebih besar.

"Buat apa saya merestui kalian?"

"Jina."

"Jina?"

"Jina bilang dia cinta sama saya, Pak. Dia juga bilang bakal ngelakuin segala cara buat dapetin saya. Bapak mau biarin Jina ngelakuin itu? Soalnya saya gak cinta sama anak bapak."

"Jina bilang gitu sama kamu?"

"Saya berharap ngga pak, tapi itu kenyataannya. Saya tahu bapak pasti sayang banget sama Jina. Jina bilang dia bakal nyerah kalau saya berhasil dapetin Yoona. Jina pasti pikir saya gak mungkin pacaran selama berada di perusahaan, makanya saya butuh bantuan Pak Han."

Ingatan itu membuatku semakin tidak menyangka pada sosok Jina. Dia gadis baik, tapi seketika semuanya lenyap sejak dia menyatakan perasaannya padaku. Aku tidak percaya itu tapi dia benar-benar membuktikannya dengan terus mendekatiku.

Satu minggu ini.

Ketika aku frustrasi dengan pertengkaran keluargaku, ketika aku berusaha mempertahankan perasaanku untuk Yoona. Padahal di sisi lain, Jina lah yang selalu ada untukku.

Di saat aku berharap Yoona lah yang akan menghiburku.

Bahkan di saat aku menjauhinya untuk memberinya pilihan lagi, ternyata dia lebih memilih untuk diam dan tidak membicarakannya padaku.

Aku hanya takut Jina berhasil merebut semua yang kuberikan untuk Yoona.

Aku takut tidak menepati janjiku pada Yoona, karena keadaan bisa saja berubah, juga perasaan yang mengikuti perubahan itu.

Sad Wind ✔ | YoonYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang