HIDDEN PART #2

996 135 7
                                    

Chanyeol's Point of View

Aku berjalan gontai dengan berbagai pemikiran yang berkecamuk sejak kemarin. Saat itu aku datang terlambat karena sulit tidur malam sebelumnya.

Tentu karena aksiku sepulang menemani Yoona di lokasi syuting, karena itu lah aku kepikiran sampai tidak bisa tidur.

Dan pertama kalinya dalam hidupku, aku melakukan hal yang di luar kendali.

Semuanya berawal dari aku yang tidak rela melihat Yoona bermesraan dengan Jisoo-hyeong. Aku kesal. Meskipun hanya tuntutan pekerjaan. Tapi disentuhnya kan beneran.

Lalu aku ingin menghapusnya. Aku mengikuti hasrat yang menggebu dalam dadaku lalu menyentuhnya. Lebih dari yang dilakukan Jisoo-hyeong saat itu.

Jantungku berdebar menggila. Bahkan aku tidak bisa bernafas dengan baik.

Terlebih saat Yoona menyatakan perasaannya padaku, saat itu lah aku merasa mati. Aku terpaku di tempat dan tidak tahu harus bagaimana.

Aku senang bukan main.

Satu hal yang ingin membuatku bersumpah serapah sampai saat ini adalah ketika Yoona yang duduk di atasku menyentuh bagian yang selalu kujaga rapat. Aku tahu Yoona tidak menyadarinya. Tapi itu membuatku bertingkah sinting dengan menciumi lehernya.

Aku sungguh tidak terkendali.

Tapi saat itu lenguhan Yoona menyadarkanku bahwa yang aku lakukan itu salah. Aku berhenti lalu berlari bak orang idiot menuju toilet umum.

Di sana, untuk pertama kalinya aku menyalurkan apa yang tertunda seorang diri hingga membuat Yoona menunggu lama. Jika tidak begitu aku akan tersiksa.

Jika tidak begitu, Yoona pasti dalam bahaya.

Kalian tahu? Itu sungguh pertama kalinya bagiku, mengikuti naluri untuk menuntaskannya. Aku benar-benar gila.

Maka wajar jika malamnya aku tidak bisa tidur dan terlambat datang latihan besoknya.

Kemarin aku bertemu Jina.

Sebelum masuk ke dalam practice room, aku bertemu dia di depan ruangan ayahnya.

Dia menyatakan perasaannya padaku, bahkan reaksi pertama yang kuberikan padanya adalah sebuah ketidakpercayaan dengan menunjukkan tawaku.

Tapi saat itu Jina diam saja.

Sorot matanya mengatakan bahwa Jina tidak main-main dengan ucapannya.

Aku takut.

Aku tidak tahu harus bagaimana.

Kami memang dekat karena ayahnya memintaku untuk menjaganya.

Tapi aku tidak tahu bahwa Jina sampai menyimpan rasa padaku.

Masalahnya aku mencintai Yoona, temannya. Terlebih saat ini aku tahu jika Yoona pun membalas perasaanku, maka tidak ada lagi alasanku untuk goyah.

Aku sempat menolaknya secara halus, tapi Jina semakin memberiku kepastian dengan segala pengungkapannya. Aku benar-benar tidak percaya karena aku mendengarkan setiap omong kosongnya. Aku hanya terbiasa karena kami memang dekat dengan segala keluhan yang Jina ceritakan, aku ini pendengar yang baik.

Tapi aku semakin muak. Terutama pada diriku sendiri.

Maka kutegaskan padanya jika aku mencintai Yoona.

Jina terlihat kaget. Dan aku semakin meyakinkannya.

Saat itu lah Jina berkata jika aku berhasil mendapatkan Yoona, maka semuanya berakhir, dia akan menyerah. Tapi sebelumnya dia sempat menekankan untuk tetap mengejar apa yang ia inginkan, sampai syarat yang dia ajukan aku sanggupi.

Sad Wind ✔ | YoonYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang