BAGIAN 22

950 140 6
                                    

Hari ke lima.

Chanyeol belum juga kembali.

Saat ini aku sedang berjalan menuju rooftop saat Yuri bilang Jisoo-oppa menungguku di sana. Aku tidak tahu apa yang membuatnya terus-terusan mencariku. Jika itu soal proyek drama kami, aku tidak bisa berbuat banyak karena agensi pun tidak memberi tahu apa-apa.

Sungguh, setiap kabar yang kudapat, aku tidak pernah diberi tahu langsung oleh Tuan Han. Aku hanya mendengar apa kata orang dan itu membuatku merasa biasa saja.

Seperti tidak pernah dengar apapun.

Aku menaiki satu per satu anak tangga dengan perlahan. Sejujurnya aku malas di saat yang ada di pikiranku hanya Chanyeol dan Chanyeol.

Tepat di anak tangga terakhir, aku melihat Jisoo-oppa berdiri membelakangiku.

Seperti biasa, dia selalu keren.

"Ada apa, Kak?" Tanyaku.

Kupikir aku mengejutkannya.

"Eh, udah dateng ternyata." Katanya canggung.

Aku mengangguk. Sebenarnya ingin mengumpat juga, sudah jelas aku ada di sini.

"Kenapa?" Tanyaku mengulang.

Jisoo-oppa menatapku.

"Gini, Yoona. Udah lama aku pengen ngomong ini, tapi ragu." Katanya memulai.

Ya, aku juga sebenarnya takut ketahuan penggemarmu lalu mendapat bullying atau komentar pedas di media sosial.

Sudah cukup saat perilisan mv mereka, aku sampai tidak membuka media sosialku karena takut dengan komentar-komentarnya. Bahkan sampai sekarang, aku tidak tahu bagaimana aku di mata mereka.

Jisoo-oppa mendekat ke arahku lalu memelukku secara tiba-tiba. Tentu saja aku kaget. Sebenarnya jantungku langsung berdegup kencang entah kenapa.

Ya ampun aku malu sekali mendapat perlakuan seperti ini darinya.

"Maafin aku, Yoona."

Dia mengatakannya dengan suara yang sedikit bergetar. Sedangkan aku tidak mengerti kenapa dia meminta maaf.

"Maaf baru berani ngomong sekarang..."

Aku tertegun. Dia kenapa sih? Ini kan tidak sehat untuk jantungku.

"...aku tau aku salah karena udah nyembunyiin ini."

Heol. Maki artis hukumannya berat gak sih?

Lama-lama kujambak juga rambutnya. Paling masuk berita.

"Kenapa sih, Kak? Aku jadi kepo." kataku lagi. Sebenarnya aku penasaran juga. Tapi jika dia tidak menjawab, aku sungguhan akan menjambak rambutnya.

Jisoo-oppa melepaskan pelukannya lalu menatapku dengan kedua tangannya yang mengelus kedua pipiku.

"Jadi..."

BUK!

Aku malah mendengar sesuatu yang terjatuh. Atau mungkin sebuah pukulan.

Aku memalingkan pandangan ke arah tangga, tapi tidak ada siapa pun di sana.

"Kayaknya kurang pas kalo ngobrol di sini. Kita ketemu di kafe depan perusahaan aja, ya?"

Belum aku menyetujuinya tapi Jisoo-oppa sudah berlari turun dan meninggalkanku.

Aku benar-benar tidak mengerti dengan orang-orang di sekelilingku.

Chanyeol, Jongsuk-oppa, Jina bahkan kakaknya selalu membuatku bingung. Tuan Han juga. Bahkan Sehun juga.

Sad Wind ✔ | YoonYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang