BAGIAN 20

996 143 11
                                    

Hari ini aku akan mengunjungi orang tuaku. Seperti yang diingatkan Chanyeol semalam, aku memang sudah lama tidak bertemu mereka.

Jina menghubungiku saat aku tengah menunggu bus di halte. Dia menanyakan keberadaanku dan dia bilang akan menyusulku ke rumah orang tuaku.

Tidak masalah. Aku senang dia datang.

Tapi Chanyeol? Entahlah, aku tidak mengerti dirinya. Setelah semalaman aku tidak bisa tidur karena ucapannya, itu tidak menjamin apa yang telah dia janjikan sebelumnya.

Ikut ke rumah orang tuaku.

Atas kejadian semalam, apa mungkin dia tetap datang?

"Sorry to say, Na. Tapi hubungan kita kayaknya harus selesai sampai sini."

"Hah? Maksudnya?"

"Aku gak bisa ngatasi semua kekhawatiran kamu. Kamu pasti bakalan gak nyaman kalau kita terusin hubungan ini."

"Jadi kita beneran selesai?"

"Bukan kita. Tapi status pacaran nya. Kita balik jadi temen kayak sebelumnya, dan aku akan tetep dateng buat mastiin hubungan kita nanti. Kamu inget kan?"

Aku kembali mengingat kata-katanya semalam sebelum aku keluar dari mobilnya dengan perasaan kecewa. Jadi malam itu adalah malam terakhir kita sebagai sepasang kekasih. Dan ciuman terakhir sebelum kembali menjadi teman seperti sebelumnya. Pantas saja tingkah Chanyeol aneh sekali. Tidak biasanya dia meminta izin untuk menciumku.

Tapi kurasa jalan yang ia ambil ada benarnya. Keputusan Chanyeol sebelumnya memang mendadak, dia bilang bisa memacariku atas izin Tuan Han. Aku senang karena dia sampai melakukannya untuk bisa bersamaku. Maka kuputuskan untuk menerimanya sebagai apresiasi atas usahanya untukku.

Kami akan lebih baik jika berteman seperti sebelumnya.

Tapi Jina?

Apa yang akan dilakukannya setelah mendengar hal ini?

Lamunanku buyar saat kudengar klakson bus semakin mendekat. Aku bangkit dari duduk lalu masuk ke dalam bus.

***

Rumah orang tuaku cukup jauh dari agensi, itulah sebabnya aku menyewa flat. Meskipun aku lebih sering menghabiskan waktu di dorm, tetap saja aku memiliki barang pribadi yang tidak mungkin kusimpan di sana.

Aku berjalan memasuki gang untuk bisa sampai di rumah orang tuaku. Sambil mengenang masa kecil saat aku masih berlarian dengan teman-temanku, lalu aku terjatuh karena tersandung batu. Saat itu aku sedang bermain petak umpet di lapangan dekat rumah. Aku juga pernah bermain bola dengan teman pria sampai bolaku memecahkan kaca rumah tetangga. Nyatanya aku tidak anggun saat kecil. Aku juga sering kena marah.

Aku sedikit berlari saat toko kue tempatku pulang sudah ada di depan mata. Ternyata aku rindu orang tuaku. Sangat rindu sampai ingin menangis.

Aku berlari masuk sambil mencari keberadaan mereka. Toko cukup sepi karena ini masih pagi dan aku yakin ayah baru membuka tokonya.

"Bu, yah, Yoona pulang." Kataku sedikit berteriak. Masa bodo, tidak ada pelanggan kan.

Aku mendengar suara langkah kaki bersahutan semakin mendekat, lalu aku melihat orang tuaku datang secara bersamaan. Kami bertatap lebih dulu, setelahnya ibuku menghambur ke dalam pelukanku.

Sad Wind ✔ | YoonYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang