BAGIAN 24

1K 156 33
                                    

Kudapati cinta saat aku bersamanya. Aku lega melihat kedekatannya dengan orang tuaku. Tapi dia pergi.

Ini sudah hari ke dua. Aku masih belum bisa bertemu Chanyeol. Ponselnya tidak aktif sejak ia mengirimkan pesan terakhir kali. Jika dia kembali untukku lalu kenapa pergi lagi?

Aku tidak mengerti kenapa Chanyeol memutuskan untuk keluar dari agensi. Tapi saat ini aku masih mencurigai Jongsuk. Dia pernah berniat untuk menyingkirkan Chanyeol, wajar saja jika aku mencurigainya.

Sejak kejadian itu, hubungan kami semakin memburuk. Aku masih tidur di kamar yang sama dengan Jina, tapi kami tidak saling bicara. Aku juga masih bertemu Jongsuk dan aku tidak sudi menatap wajahnya.

Lalu apa yang selama ini ingin kukatakan tidak kunjung tersampaikan karena Chanyeol tidak bisa dihubungi. Aku sampai memberi tahunya lewat pesan tentang apa yang terjadi di belakangnya. Chanyeol harus tahu. Walau pun ponselnya masih tidak aktif dan dia belum membaca pesanku.

"Coba yang ini pindah ke sana aja!"

Kim-saem menunjuk bagian atas dinding sebelah kirinya, kemudian beberapa pria mulai mengambil foto dan memindahkannya ke tempat yang diminta Kim-saem.

Aku hanya memperhatikan mereka, sebenarnya bukan tidak ingin membantu, tapi Kim-saem malah melarangku dengan alasan itu tugas pria. Memang, beberapa foto akan di tempel di dinding paling atas dan itu mengharuskan pria sebagai pelaku dan tangga sebagai alat bantu.

Aku tidak tahu lagi harus melakukan apa saat latihan tiba-tiba diliburkan karena ada renovasi ruangan. Beberapa trainee pria ikut membantu, dan aku hanya duduk saja karena trainee wanita sudah mengerubungi satu titik. Toilet.

"Sonsaengnim, kenapa foto nya dipindahin?" Tanyaku.

Tidak peduli betapa sibuknya dia, aku sudah tidak tahan kalau harus diam saja.

"Ada beberapa trainee yang mutusin buat keluar. Jadi kami susun lagi aja." Jawabnya masih berkomandan.

Aku mengangguk paham. Memang foto itu adalah gambar semua trainee yang dipajang berurutan berdasar lama partisipasi. Dan aku masuk ke dalam barisan senior di sana.

Aturannya, jika trainee itu keluar, maka fotonya pun dilepas.

Dan dinding itu baru saja kehilangan bingkai seorang Park Chanyeol.

Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya sebagai makhluk bumi, sebenarnya aku sedikit merasa sesak karena kehilangan. Jujur, saat Chanyeol memutuskan untuk pergi, pasti ada sesuatu yang terjadi, dan aku ingin mengikuti jejaknya. Tapi setelah kupikirkan, aku akan tetap di sini seperti rencana awalku.

Aku tidak ingin hancur begitu saja hanya karena dikhianati teman. Aku akan membuktikan bahwa aku bisa dan pantas berada di sini.

Mungkin aku bisa memperbaiki hubunganku dengan Jina. Tapi tidak dengan Jongsuk-oppa. Aku hanya akan memaafkannya jika Chanyeol memaafkannya juga.

Aku akan menunggu sampai Chanyeol membaca semua pesanku lalu mengetahui semuanya dari apa yang kutuliskan di sana.

"Sonsaengnim, aku bantu ya." Kataku menawarkan diri.

Namun lagi-lagi dia menolakku.

Jadi kuputuskan untuk ke atap saja. Setidaknya di sana tidak ramai dengan ocehan para gadis yang bergosip di toilet.

Aku berjalan lambat berharap supaya waktu cepat berganti untuk mengatasi rasa bosanku. Dari semua tempat yang kulalui, entah mengapa aku memilih berhenti di depan ruangan Tuan Han. Hanya sejenak.

"Yah, kenapa harus mama Chanyeol?"

"Kami saling mencintai, Jina."

"Gak ayah, kalian salah! Ayah, jangan hancurin keluarga mereka."

Sad Wind ✔ | YoonYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang