Menghilang

230 15 0
                                    

Kevin P.O.V

Aku membuka mata saat cahaya matahari mengusik tidurku. Ku renggangkan otot tubuhku yang kaku lalu ku tengok kan kepala ke arah kanan berharap menemukan seseorang disana.

Ya, aku mencari Vania. Tapi aku terkejut tak menemukan sosoknya di sampingku.

Dimana dia?. Aku berdiri dan melihat ke sekelilingku. Aku berusaha berpikir positif.

Mungkin dia hanya jalan-jalan.

Tapi semakin aku berpikir positif, hatiku berkata lain. Entah mengapa aku sangat khawatir padanya. Mungkin karena aku merasa dia tanggung jawabku.

Ku pejamkan mata dan berusaha berbicara padanya. Kalian ingatkan aku dapat bertelepati dengannya.

Tapi, tak ada jawaban yang ku dapat. Itu artinya, Vania sedang tak sadarkan diri.

Apa mungkin dia tidur? Tapi tidur dimana?

Aku semakin khawatir sekarang. Aku bergegas mengambil tasku dan segera pergi mencarinya.

Aku harus mencari kemana sekarang?!.

Aku mengacak rambutku frustasi. Hutan ini luas. Kalau aku tak bisa bertelepati dengannya, lalu bagaimana aku bisa tau dimana dia?!.

Aku berlari dan terus berusaha menghubunginya. Tapi hasilnya nihil.

Bagaimana dia bisa seceroboh itu?! Kenapa dia tak memberitahuku kalau dia mau pergi?!.

Aku menghela nafas lelah. Sekarang, aku harus mencarinya kemana?

Aku tak punya petunjuk sedikit pun. Sebenarnya, dimana dia?.

Vania P.O.V

Aku membuka mataku perlahan. Entah mengapa kepalaku sangat-sangat pusing sekarang.

Saat mataku terbuka seutuhnya, tak ada yang bisa ku lihat. Semuanya gelap. Dan kurasakan tanganku terikat ke belakang, mungkin diikat pada batang pohon.

Dimana aku?. Itulah pertanyaan pertama yang ku pikirkan.

Aku tak bisa lihat apa pun, apa mataku di tutup?. Tapi aku tak merasakan sesuatu menutup mataku.

Apa sekarang aku buta?. Aku semakin takut disini.

Sunyi, gelap, menakutkan. Itulah keadaan yang kurasakan saat ini. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

Bukankah semalam aku dibawa seseorang? Tapi, aku tak menemukan seorang pun disini.

Ketika aku sibuk menebak dimana keberadaan ku sekarang, perlahan cahaya mulai datang bersamaan dengan empat bayangan di depannya.

Aku mengerutkan dahiku karena silaunya cahaya itu. Aku tak bisa melihat dengan jelas siapa mereka. Apa sekarang aku telah mati?.

Tidak!, mana mungkin aku mati. Ini baru hari ke 28.

Aku memejamkan mataku lalu ku buka lagi dengan perlahan. Ternyata tak ada yang berubah. Aku tetap saja melihat kegelapan.

"Apa kabar Vania?" suara itu, siapa suara itu? Apa mungkin Adora?

"Ku dengar, kau ingin kembali menjadi manusia. Dan menghancurkan Adora" aku semakin bingung, siapa pemilik suara ini.

"28 hari lagi. Aku tak yakin kau akan bisa melewatinya. Apalagi, bersama anak ingusan seperti Kevin. Itu mustahil"

2 Dunia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang