Kembali

229 18 2
                                    

Malam ini, aku dan Kevin sedang duduk di atas batu dengan api unggun di depan kami.

Aku senang bisa mendapatkan kristal perak tepat waktu. Besok hari terakhirku, semoga saja aku dapat melawan Adora dan mengambil ragaku.

"Kau siap Vania?" tanya Kevin tiba-tiba. Aku mengerutkan dahiku bingung, mungkin maksudnya, apa aku siap untuk kembali keragaku?

"Hm, aku harus siap" aku mengangguk semangat.

Entah kenapa Kevin mendongakkan kepalanya. Dia menatap jejeran bintang yang terlukis di langit. Aku pun mengikutinya melihat para bintang

"Kau tau Kevin. Rasanya, aku tidak ingin meninggalkan tempat ini, dan juga dirimu" kata ku mengeluarkan isi hati.

"Walaupun kau tak ingin pergi, tapi kau harus pergi. Kalau kau tetap disini maka kau akan hancur dan hilang. Bukankah lebih baik kau kembali dan hidup daripada menghilang?" aku tertawa sedikit.

"Kau benar" kami kemudian sama-sama terdiam. Aku bingung harus mengatakan apa lagi.

"Kevin, terima kasih karena kau sudah mau membantuku" ucapku memecahkan keheningan ini.

"Tidak papa. Aku senang membantumu. Lagipula, ini juga tugasku" aku tersenyum kearahnya dan dia pun membalas senyumanku.

"Ayo tidur. Besok pagi kita akan segera berangkat" aku mengangguk dan pergi tidur.

********

Selamat pagi alam arwah. Kurasa ini saatnya mengucapkan selamat tinggal, karena aku dan Kevin sebentar lagi akan menuju alam manusia.

"Baiklah. Ayo mulai" kata Kevin lalu menghembuskan napasnya.

Perlahan ku pasang kristal perak pada pegangan pedang cornus. Awalnya cahaya dari kristal perak yang memancar, namun kemudian cahaya biru pedang cornus lah yang lebih dominan.

Seperti sebelumnya, Kevin berbicara pada pedang cornus lalu membuat lingkaran yang cukup besar di depannya. Lingkaran itu kemudian memancarkan cahaya biru yang sama seperti cahaya pedang cornus.

Seketika cahaya itu hilang. Dari balik lingkaran aku dapat melihat suasana kamarku yang sunyi. Sepertinya disana malam.

Kevin menggenggam tanganku lalu membawaku masuk ke lingkaran itu. Setelah kami sampai di kamar ku, Kevin segera menutup lingkaran itu.

"Sekarang pergilah ke ragamu dengan perlahan. Sepertinya Adora sedang tidak di ragamu" aku mengangguk lalu memandangi tubuhku yang sedang tertidur.

"Wah.. Kalian berhasil kesini rupanya" suara seseorang yang pasti kalian tahu siapa terdengar di belakang kami.

Ya, orang itu Adora. Dia menyunggingkan senyum jahatnya.

"Kau tak akan mendapatkan raga itu Adora, karena itu bukan milikmu" ucap Kevin dengan nada tinggi

"Kevin? Sepupuku yang pengecut itu telah dewasa sekarang. Dan kau akan menyelamatkan manusia bodoh ini? Bahkan dalam mimpi pun kau tak akan berhasil" Adora tersenyum meremehkan.

"Aku akan menghancurkan mu dan mengembalikan raga Vania juga ketentraman alam arwah. Walaupun itu harus mengorbankan nyawaku" aku terkejut. Apa maksudnya mengorbankan nyawa?

"Baiklah. Mau dimulai?" apa yang Adora maksud dimulai?. Aku semakin bingung ketika Kevin menyiapkan pedangnya dan mengangguk.

2 Dunia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang