Bukan Mimpi

396 28 0
                                    

Aku berjalan di koridor sekolah yang akan membawaku ke arah kelas. Aku masih memikirkan mimpi itu, mimpi dimana aku bertemu seorang teman.

Ya, ku rasa Adora itu mimpiku, karena aku terbangun setelah berkenalan dengannya.

Tapi anehnya, mimpi itu terlihat sangat nyata. Ah sudahlah, kenapa aku harus memikirkannya. Lagi pula ini tidak terlalu penting.

"Hei,Vania. Kau sudah mengerjakan PR matematika?" tanya seseorang ketika aku baru saja duduk di bangku ku.

"Iya, memang kenapa Keysha?"

"Boleh aku melihatnya?"

Aku membuka tasku dan mengambil buku matematika lalu memberikannya pada Keysha.

"Terima kasih" aku tersenyum sedangkan Keysha langsung pergi ke bangkunya.

Tak berapa lama bel masuk berbunyi, semua siswa masuk ke kelasnya dan menunggu guru datang ke kelas mereka.

"Vania, ini bukumu" Keysha mengembalikan buku ku ketika guru sudah sampai di depan pintu.

Jam pelajaran dimulai, karena ini pelajaran sejarah, jadi ada banyak respon yang teman sekelasku berikan. Ada yang tidur, ngobrol atau memperhatikan seperti diriku. Mungkin mereka bosan dengan penjelasan yang amat sangat panjang itu.

********
Bel istirahat berbunyi, itu tandanya pelajaran akan dihentikan sebentar.

Karena aku tadi tidak sarapan jadi aku memutuskan untuk ke kantin dan membeli sesuatu disana.

Sampai disana aku segera membeli roti, biskuit juga jus jeruk. Aku mencari bangku yang kosong untuk ku duduki, saat aku menemukannya aku langsung duduk disana dan memakan makananku.

Aku duduk sendirian di pojok kantin ini. Sebenarnya masih ada bangku kosong yang lain, tapi aku lebih suka disini.

Ketika aku sedang menikmati makananku tiba-tiba seseorang memanggil namaku.

"Vania" suara itu, aku kenal suara itu. Suara yang datang padaku tadi malam.

Aku melihat sekelilingku, semua orang bersikap biasa. Biasanya kalau ada yang meneriaki nama seseorang mereka akan melihat kearah orang itu,tapi ini tidak. Padahal suara Adora sudah seperti teriakan bagiku,hanya saja suaranya itu lembut.

"Vania" suara itu terdengar lagi. Aku mencubit lengan ku dan rasanya sakit,itu artinya ini bukan mimpi.

Aku terus melahap makananku dan berusaha mengacuhkan suara itu. Tapi lagi-lagi Adora mengagetkanku dengan tiba-tiba duduk di sebelahku.

"Hah,ka..ka..kau?"

"Ya,ini aku Vania. Kau masih mengingatku bukan?"

"Ya,aku masih mengingatmu. Tapi ku kira itu semua hanya mimpi"

"Tidak, itu bukan mimpi"

"Lalu, kenama kau kesini sekarang?"

"Aku melihatmu sendirian, karena aku berjanji akan menemanimu jadi aku datang kesini"

"Oh,kalau begitu terima kasih"

Dia tersenyum. Tak sengaja aku mendengar pembicaraan murid lain yang duduk tak jauh dariku.

"Hei apa dia gila?, kenapa dia berbicara sendiri"

"Iya,mungkin dia gila karena tidak memiliki teman"

Aku merasa bingung. Jelas-jelas aku sedang berbicara pada Adora kenapa mereka bilang aku berbicara sendiri.

"Adora,kenapa mereka bilang aku bicara sendiri?. Bukankah aku tadi bicara padamu?"

"Ya,kau tadi bicara padaku tapi mereka tidak bisa melihatku"

"APA!!!" aku sangat kaget sehingga aku berdiri dan mengatakan apa dengan sangat keras. Semua mata yang ada di kantin itu melihat kearahku.

"HEI,KALAU MAU TERIAK-TERIAK DI HUTAN JANGAN DISINI!"

" IYA,MENGGANGGU KITA MAKAN TAU!"

"Ah,iya maafkan aku" aku kembali duduk dan perlahan suasana kembali seperti semula.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?, dan kenapa hanya aku yang bisa melihatmu ?"

"Maafkan aku. Aku ini teman khayalanmu jadi hanya kamu yang bisa melihat dan mendengarku"

Jadi seperti itu,pantas saja mereka menganggapku gila.

TBC

Jangan lupa vote🌟 and commend 😊😄👍

2 Dunia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang