Persiapan

318 26 0
                                    

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Kini aku telah ada di alam arwah ini selama 30 hari dan itu artinya aku masih memiliki waktu selama 30 hari lagi untuk kembali ke tubuhku.

Kenapa aku masih menunggu disini selama 30 hari? Itu semua karena aku menunggu Kevin menyelesaikan pelajaran yang di berikan kakeknya.

"Kevin, kakek rasa ini sudah saatnya. Besok kamu dan Vania akan pergi untuk mencari pedang cornus dan kristal perak" kata kakek saat aku, Kevin,dan ibu sedang duduk di ruang tamu.

"Tapi aku belum terlalu yakin kakek" kata Kevin

Kakek tersenyum kearah Kevin.

"Jangan khuatir, kamu pasti bisa. Kakek yakin itu, kamu juga tidak mau Vania menunggu kan?"

Kevin sempat melihat kearah ku lalu menghembuskan nafasnya pelan.

"Baiklah,aku akan berusaha. Aku permisi ke kamar dulu" Kevin pun pergi menuju kamarnya.

"Ibu, Kakek. Bolehkah aku menyusul Kevin?" tanyaku pada ibu dan kakek, mereka pun hanya menganggukkan kepala.

Setelah mendapat izin dari mereka,akhirnya aku menuju ke kamar Kevin.

Aku membuka pintu kamarnya perlahan. Saat pintu kamar itu telah terbuka sedikit,aku melihat Kevin yang sedang duduk di pinggir ranjangnya.

Dia kelihatan bingung. Entah apa yang membuatnya seperti ini. Apa mungkin karena pembicaraan dengan kakek tadi?.

"Kevin" karena penasaran aku pun memanggil namanya.

Kevin menoleh ke arahku dan memunculkan senyum tipis di wajahnya.

Aku berjalan mendekati Kevin lalu duduk di samping nya.

"Kamu kenapa?" tanyaku khawatir.

"Tidak apa-apa"

"Maafkan aku" kataku dengan menundukan kepala.

"Untuk apa kau minta maaf Vania?"

"Karena aku, kau harus meninggalkan keluargamu. Dan kau harus susah payah membantuku. Padahal aku bukan siapa-siapa mu" aku menahan air mataku yang akan keluar ini tapi usahaku sia-sia,air mataku kini telah terjun bebas di permukaan pipiku dengan cepat ku usap pipiku agar air mata ini menghilang.

"Ini bukan salahmu, jadi kau tidak perlu meminta maaf"

"Lalu kalau bukan karena aku, kenapa kau menjadi gelisah begini?, kau tidak mungkin takut kan?"

"Tidak, aku tidak takut. Hanya saja aku khawatir padamu, di luar sana sangatlah berbahaya. Banyak arwah jahat yang berkeliaran. Aku takut kau terluka kerena mereka"

"Kenapa kau harus takut. Kau kan bersamaku, aku yakin aku akan aman di samping mu" aku tersenyum, Kevin pun membalas senyumanku.

"Kau percaya padaku?"

"Tentu saja, kalau aku tidak percaya kenapa aku harus menunggumu selama 30 hari ini?"

"Ah, benar juga. Kalau begitu aki akan berusaha" sekali lagi kami saling tukar senyuman.

Tiba-tiba suara langkah kaki mendekati kami. Ternyata itu kakek, kakek pun duduk di sebelah kanan Kevin.

"Kakek kesini hanya akan menjelaskan sesuatu pada kalian" aku dan Kevin mulai mendengarkan apa yang akan kakek bicarakan.

"Besok kalian akan melewati hari yang cukup sulit. Apa kalian tau dimana pedang cornus dan kristal perak?"

Aku dan Kevin menggeleng bersamaan.

"Ini tak semudah yang kalian pikirkan. Pedang cornus dan kristal perak tidak berada di satu tempat. Jadi kalian tidak boleh membuang-buang waktu"

"Kek, sebenarnya dimana letak kedua benda itu?" tanya Kevin.

"Pedang cornus berada di bagian paling utara di alam arwah sedangkan kristal perak berada di paling timur alam arwah"

"Dimana tempat itu" kini aku yang bertanya.

"Daerah terpencil yang bernama Deuleasia dan Mebelusoni. Pedang cornus berada di Deuleasia sedangkan kristal perak berada di Mebelusonia"

"Lalu kita harus mencari yang mana dulu kek?" tanyaku

"Pedang cornus, setelah menemukannya kalian baru mencari kristal perak dan menyatukan  keduanya"

"Bagaimana kita menyatukannya?" tanya Kevin

"Di pedang cornus terdapat lubang untuk meletakan kristal perak itu"

"Jadi kristal perak akan di letakan disitu?" yang aku menebak-nebak.

"Ya, dan seseorang yang mengambil pedang cornus tidak boleh mengambil kristal perak jadi kalian harus menentukan siapa yang akan mengambil pedang cornus dan siapa yang akan mengambil kristal perak"

"Kami sudah menentukannya kek" kata Kevin

"Baiklah,untuk memudahkan kalian berkomunikasi kakek akan memberikan ilmu telepati padaku kalian, sekarang tutup mata kalian"

Aku dan Kevin pun menutup mata. Aku merasakan hal aneh pada kepalaku sehingga aku tak bisa mengatakan bagaimana rasanya.

"Sekarang buka mata kalian" Aku dan Kevin hanya menuruti perintah kakek.

"Vania,sekarang pikirkan suatu hal"

Aku pun bingung ingin memikirkan apa tapi tiba-tiba aku ingat seseorang.

Adora

"Kenapa kau memikirkan Adora?" tanya Kevin pada ku.

"Tidak tau, itu yang tiba-tiba ada di pikiranku"

"Sudahlah, sekarang giliranmu Kevin. Ayo pikirkan suatu hal" kata kakek.

Tiba-tiba aku mendengar suara Kevin yang menyebutkan kata

Vania

"Namaku?"

"Ya"

"Kenapa?"

"Itu yang muncul di pikiranku"

"Sudah berhasil, kakek rasa kalian sudah siap untuk besok. Jadi kalian istirahat sekarang, ayo Vania kau juga harus istirahat di kamarmu" kata kakek, aku pun mengangguk dan mengikuti kakek untuk keliar kamar Kevin.

Sebelum aku dan kakek keluar,Kevin menghentikan langkah kami sejenak.

"Kakek,setelah mendapatkan pedang dan kristal perak bagaimana kita ke dunia manusia?" tanya Kevin.

"Cukup mudah, kamu tinggal membuat lingkaran di depanmu dengan pedang cornus yang sudah menyatu dengan kristal perak lalu lingkaran itu akan menjadi portal dimensi alam manusia dan alam arwah. Kalian hanya perlu masuk ke situ dan otomatis kalian akan sampai di dunia manusia"

"Baiklah kakek,aku mengerti"

"Ya sudah. Istirahatlah"

Kakek kembali melanjutkan perjalanannya begitu pula aku. Sebelum aku menutup pintu kamar aku melihat Kevin tersenyum kearahku dan berkata

"Tidur yang nyenyak. Ini akan menjadi hari terakhirmu tidur di rumah ini, dan semoga besok akan berjalan dengan lancar"

Aku hanya tersenyum dan menutup pintu kamarnya lalu pergi menuju kamarku.

TBC...

Kok aku malah bingung sama cerita ini ya?😐. Tapi biarin aja deh, namanya juga baru belajar 😆. Maaf kalo ada typo.

Oya jangan lupa buat vote and comment ya 😄.

Kalo kalian mau follow aku juga boleh (lah malah promot 😑)

Baca juga Friendzone liat di profil aku siapa tau kalian suka.

2 Dunia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang