Auryen Bell Vania

948 52 10
                                    

Malam ini seperti biasa aku duduk di balkon kamarku dan melihat banyaknya bintang yang berkelip.

Terkadang aku ingin menjadi bintang yang tak pernah sendirian, meski ada bintang yang muncul sendiri tapi sang bulan akan selalu menemani.

Tidak sepertiku, yang hanya duduk disini sendiri. Tak ada teman bahkan orang tua yang menemaniku.

Oh ya, namaku Auryen Bell Vania, seorang gadis SMA yang pendiam. Dan sikap ku itu membuatku tidak memiliki teman. Ibuku seorang dokter bedah dan ayahku seorang direktur terkenal.

Aku bangga dengan ibu dan ayahku,tapi aku tidak suka dengan sikap mereka. Mereka jarang sekali berbicara padaku, mereka juga tidak punya banyak waktu untuk bersamaku. Itu semua membuatku kesepian dan merasa sendirian.

"Nona,makan malam sudah siap" suara seorang wanita terdengar di balik pintu kamarku yang tertutup.

"Iya Nany,aku akan segera kesana"
Nany adalah asisten rumah tangga yang telah mengurusku sejak aku masih bayi. Kenapa aku memanggilnya Nany? Sebenarnya aku juga tidak tau kenapa aku memanggilnya begitu,mungkin karena dia memanggilku Nona jadi aku memanggilnya Nany.

Aku berjalan menuruni tangga dan terus berjalan sampai ke ruang makan. Disana aku melihat Nany yang sedang membereskan dapur dan beberapa makanan yang sudah tertata rapi di meja makan.

"Nany, apa ayah dan ibu tidak pulang malam ini?" tanyaku sebelum melahap makanan di hadapanku.

"Iya, nyonya ada operasi mendadak sedangkan tuan ada meeting yang sangat penting"
Aku hanya menghela nafasku pelan dan melanjutkan kegiatan makanku.

"Aku sudah selesai, bolehkan aku tidur sekarang" kata ku setelah menghabiskan makananku.
Nany tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Aku membalas senyumannya lalu berjalan menuju kamarku.

Ku baringkan tubuh lelah ini di kasur empuk milikku.

"Selamat malam Vania" aku selalu mengatakan ini sebelum tidur, kata-kata yang seharusnya dikatakan oleh ibuku. Tapi tidak apa-apa selagi aku bisa mengatakannya sendiri, kenapa tidak.
Perlahan aku mulai menutup mata dan mulai hanyut kedalam alam mimpiku.

********
Aku mengusap mataku ketika sinar matahari telah masuk kedalam kamar ini.

"Selamat pagi Vania, ayo bangun kau harus sekolah hari ini" lagi-lagi aku mengatakan apa yang harusnya dikatakan oleh seorang ibu, ahhh dasar Vania aneh.

Dengan mataku yang masih mengantuk ku paksakan diriku berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

"Pagi Nany" sapaku kepada Nany yang sedang memasak didapur.

"Pagi Nona, Nona ingin sarapan apa?"

"Roti dengan selai kacang"

Mendengar jawabanku Nany langsung mengoleskan selai kacang ke roti tawar dan menaruhnya di piringku. Aku menghabiskan roti itu dan segera pergi ke sekolah dengan menaiki bus.

Sesampainya di sekolah aku langsung berjalan menuju kelasku, tiba-tiba ada tiga orang yang menghalangi jalanku.

"Hei Vania, kau mau ke kelas ya?" tanya salah satu orang itu. Dia bernama Keysha, teman sekelasku.

Ku anggukkan kepalaku sebagai jawabannya.

"Bisakah kau menemaniku ke toilet sebentar ?"

Sekali lagi ku anggukkan kepalaku. Akhirnya aku, Keysha dan teman-temannya pergi ke toilet bersama.

Di toilet aku bingung harus bagaimana. Apakah aku harus berdiri di luar atau ikut ke dalam?.

"Vania, ku rasa kau harus merapikan rambutmu" kata salah satu teman Keysha yang bernama Lisa.
Aku menuruti perintahnya dan masuk kedalam toilet.

Di dalam toilet terdapat banyak bilik, cermin besar juga tempat untuk mencuci tangan.

Aku berkaca dan mulai menata rambutku, tiba-tiba seseorang keluar dari salah satu bilik dan ternyata itu Keysha.

"Vania, bisa kau ambilkan tisu roll itu dan tolong letakan di bilik ini, aku ingin menata rambutku dulu. Kau tidak keberatan kan?" kata Keysha padaku.

Ku anggukkan kepala dan mengambil persediaan tisu roll lalu menetakannya di bilik yang Keysha maksud. Tapi entah mengapa pintu bilik tertutup dan terkunci dari luar.

Aku mengetuk pintu itu dengan keras dan terus meminta tolong. Tapi tak ada yang mendengarkanku.
Ku hentikan teriakanku ketika ku mendengar tawa kecil dari beberapa orang.

Yah,aku tau suara itu dan aku tau aku sudah di tipu sekarang.

Kenapa kau begitu bodoh Vania?
Kataku dalam hati.

Hai,ini cerita pertamaku jadi maaf kalau ceritanya muter-muter dan gak nyambung. Tapi jangan kapok baca ceritaku ya.
Dan jangan lupa comen dan bintangnya.😊😄

2 Dunia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang