part 3

84 16 18
                                    

"Lis....." Hafiz tampak sangat gugup dan terus mengalihkan perhatian ke arah lain agar Listi melihat kegugupan gue.

"Ya kenapa Fiz?" Listi tersenyum lembut seraya merapikan mejanya dan memasukan buku yang tadi dibacanya kedalam tas.

"Gue....ehmmm gue...." Hafiz seperti kehilangan ke coolan nya didepan Listi saat ini.

"ya lo knp?" Listi menutul tasnya dan berdiri berniat ingin pulang.

"Gue..gue suka samo lo,, lo mau nggak jadi pacar gue???" Waw sesimpel itu Hafiz mengutarakan perasaannya.

"ohhh itu, iya" Listi apa-apaan juga semudab itu jawab iya, kek orang menerima ajakan apa, ayolah jadian macam apa ini, ga wow banget.

" ya udah kalau gitu aku kesana dulu mau ambil tas, pulang bareng ya?"

"Maaf Fiz, aku di jemput"

"Oh, ok, hati-hati yaa"

Listipun meninggalkan kelasnya dan bergegas ke gerbang karena telah dijemput oleh ayahnya.

Berbeda dengan Listi, Hafiz masih betah dikelas walaupun sekolah sudah usai, seperti sudah kebiasaan bagi Hafiz dan gengnya pulang paling akhir, entah apa yang mereka kerjakan sehabis jam sekolah.

Setelah selesei urusan mereka entah apa itu, masing- masing pulang kerumah, Sesampainya dirumah, Hafiz mengganti pakaian dengan baju basketnya, yup sore ini jadwal Hafiz latihan basket, basket termasuk hobbi Hafiz yang dengan senang hati difasilitasi oleh orang tuanya.

Sebenarnya Hafiz ikut club basket hanya untuk mengisi waktu luang, dan tak berniat sama sekali untuk ikut pertandingan atau semacamnya.

"Eh Fiz, lo pacaran sama LIsti??" Si mak kepo monik melancarka aksi mencari informasi, monik adalah cewek tomboy yang juga tergabung dengan club basket ini. Dan dia juga merupakan temen sekelas gue, otomatis juga temen sekelas Listi.

"Lo tau darimana nik? Perasaan gue nggak pernah kasih tau siapapun deh."

"Apa sih yang nggak gue tau..."

"Aish, ni bocah, serah lo." Hafiz berdiri meninggalkan monik yang masih belum menemukan jawaban pertanyannya. Didalam hati monik memiliki tekat akan memperjuangkan informasi itu demi kelancaran pergosipannya esok.

"Eh Fiz tunggu, dasar es batu, dingin banget lo, mana mungkin ada yang tahan pacaran sama lo." Monik sangat kesal, tapi biar saja, habis kepo banget sih jadi orang.

Ya ruang kosong yang kemaren tak tersentuh sekarang dimasuki oleh suatu yang indah,
Aku telah lelah berkelana
Izinkan aku singgah walau hanya sebentar saja.
Tapi sebenarnya aku bukan sekedar mampir sebentar.
Melainkan ingin menjadi pemilik hati yang ku singgai selama bumi masih berputar

Sorry ya no pict, sorry juga banyak typo dan gaje, jangan lupa vomentnya ya, kritik dan sarannya juga sangat membantu.

Dia Bukan Takdirku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang