part 4

73 13 20
                                    

3 hari telah berlalu semenjak Hafiz nyatain cinta kepada Listi yang caranya biasa banget itu, sekarang jam telah menunjukan pukul 09.41 yang berarti hari ini mata pelajaran olahraga.

Seperti biasanya Hafiz and the geng selesei olahraga pasti nongkrong dikantin Buk De.

Tiba-tiba Listi datang menghampiri Hafiz.

"Fiz"

"Iya kenapa sayang??"

"Gua mau kita putus.." Kata-kata yang menyakitkan itu keluar dengan bibir mungilnya itu, kalimat yang nggak pernah Hafiz bayangin akan menyudahi segalanya dalam waktu singkat. Alasannya apa?? Hafizpun sepertinya bingung.

Sahabat-sahabat gue memandang iba, dan ada juga yang menahan tawa.

"Ada masalah apa lo sama Listi, Fiz??" Fajar satu-satunya orang yang berani buka suara saat itu.

Hafiz yang juga tidak tah hanya menggidikan bahu, kalian juga pasti bingung kenapa, samalah kita.

Berani jatuh cinta...
Berarti kau juga telah memutuskan untuk terjatuh ..
Jangan heran cinta datang tanpa alasan, namun juga pergi tanpa penjelasan
Cinta kadang juga tak terbalaskan
Itulah cinta, datang tanpa undangan pergi tanpa pesan tapi, selalu meninggalkan kenangan.

Dengan jalan sok cool Hafiz kembali kekelasnya setelah mengganti pakaian olahraga.

Sesampainya kelas Hafiz berpapasan dengan Listi, tapi anehnya dia cuek aja seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

Skip

Rumah Hafiz

"Assalamualaikum ma.." Hafiz

"Wa'alaikumussalam, dek.." Imut banget panggilan Hafiz dek.

"Langsung mandi, ganti baju ya dek.." Mama

"Iya maaa.."

Setelah selesei mandi Hafiz bergegas menghampiri mama yang sedang nyantai ditaman belakang, taman ini memang tempat favorit mama, kalau lagi nggak ada kegiatan mama pasti nongkrong disini bersama bunga-bunga mawar yang indah ini.

"Ma, papa belum pulang??"

"Papa lagi dinas luar kota selama seminggu dek.."

"Ohh, sebulan lagi Hafiz mau ikut olimpiade matematika dan setiap hari minggu ada pelatihan ma."

"Kapan mulai pelatihannya dek??"

"Minggu besok ma.."

"Ok, baiklah, latihannya dimana??"

"Disekolah Hafiz ma.."

Mama Hafiz hanya mengangguk tanda mengerti, sebenarnya tujuan Hafiz kesini bukan hanya ngasih tau itu, tapi ada hal lain yang ingin dibicarakannya bicarakan.

"Hmmmm....Ma, mulai sekarang Hafiz bawa mobil Hafiz ya ma, kan Hafiz udah ada SIM."

" Motor adek kenapa? Bukannya biasanya lebih suka naik motor?"

"Motor Hafiz sering mogok, sering bikin telat"

"Ya udah, terserah kamu"

Sebenarnya motor Hafiz ga kenapa-kenapa dianya aja yang malam pakai motor katanya nanti kulitnya terbakar sinar matahari, belagu amat si Hafiz, untung orang kaya.

"Makasih ya ma, Hafiz kekamar dulu."

Minggu ini hari pertama Hafiz pelatihan untuk persiapan olimpiade, mereka dibagi atas dua kelompok, Hafiz sama si mantan beda kelompok, pasti si Hafiz bersyukur banget.

Saat sampai diruangan pelatihan, ternyata pelatihnya sudah sampai duluan dan begitu juga temen-temen Hafiz yang lain, ini artinya Hafiz telat. Mampus!!

Hafiz tetap dipersilahkan masuk, dengan kepala tertunduk diapun menuju tempat duduk yang kosong, saat mendongakan kepala Hafizpun menatap dalam seseorang yang ada didepannya, manis pikirnya. Gula kali manis Fiz.wkwkw

Maaf ya kalau ceritanya semakin gaje, kalau ada yang suka makasih, kalau nggak ada gimana lagi.

Dia Bukan Takdirku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang