Hari ini adalah pelatihan olimpiade kedua, berarti hari kedua bagi Mala masuk ke kelas Hafiz, tapi Mala tidak bagitu mengingat masalahnya dengan Hafiz lagi, Mala melangkah gontai menuju ruangan pelatihan, disana dia telah disambut oleh Hafiz dkk. Irene pun menghampirinya dan menggandengnya masuk, Mala dan Irene emang masih saudaraan, mereka sepupuan."Assalamualaikum..."
"Waaalaikumussalam..."
Pelatihanpun berlangsung dengan serius sebagaimana mestinya, walaupun diselingi oleh cek-cok antara Ihsan dan Fatma, mereka memang begitu setiap bertemu pasti ada saja bahan yang akan diperdebatkan.
Seperti saat ini, mereka sedang memperdebatkan siapa yang lebih cocok dengan Mala, Hafi, atau Fajar, menurut Fatma Fajar lebih cocok soalnya Fajar itu romantis banget, tapi bagi Ihsan tentu Hafiz yang lebih cocok, walaupun keduanya sama-sama sahabat Ihsan, menurut Ihsan Mala cocok dengan cowok setia seperti Hafiz.
"Ihsan... Fatma...apa yang kalian bicarakan,?? daritadi sibuk aja berdua.." Mala
"kami sedang membahas soal kak.." ucap Ihsan berbohong.
"Oh, yasudah, lanjutkan,,,, yang kerja tangan bukan mulut."
"Kalian berdua, silahkan duduk kembali,,,"
Kalian berdua maksud Mala disini ialah Hafiz dan Fajar, kebetulan mereka diminta mengerjakan latihan yang tertera di papan tulia.
Sepertinya mereka semua capek dan mulai bosan dengan pelatihan hari ini batin mala melihat adik didiknya pada keliatan sudah tidak semngat, Mala berinisiatif mengajak mereka sedikit rileks denhan bermain game.
"kalian bosan yaa??" Mala
"iyaa kak...."
"baiklah bagaimana kalau kita bermain game saja??"
"Bagus juga tuh buk, hitung-hitung mengakrabkan diri.." Hafiz
Mala pun melotot, emang ya si Hafiz ga kapok-kapok manggil Mala Ibuk. Seakan menyadari kesalahannya Hafizpun meralat ucapannya.
"eh maaf,maksudnya kak"
"hmm" Mala
"main apa yaa enaknya??" Ihsan
"Main Uno Stacko aja yok kebetulan gua bawa nih??" Fatma
"yuuukk, yang kalah nanti dapat hukuman yaa" Mala
Merekapun duduk melingkat dan memulai permainan dengan bergiliran, setelah beberpa putarab berakhir di Rijal Unonyapun berserakan menandakan Rijal kalah.
"Lo kalah Jal, bagusnya hukumannya apa ya?" Fajar
"Gue tau, kita kasih Rijal tantangan nembak cewek yang dia suka sekarang" Fatma
"Kalau ga ada yang gua suka??"
"Jangan sok ga ada lu, gua tau yaaa, buruan.. " Ihsan
"hmm gue suka.......
Follow ig gue yaa @shintawarsah
Maaf banyak typo keyboard nb gue bermasalah, apalagi spasi n huruf m nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bukan Takdirku (Revisi)
Novela JuvenilTerkadang seseorang tidak menyadari dia orang yang menyakiti tetapi beranggapan sebagai orang yang tersakiti Jangan lupa follow yaaa