Sekarang adalah pelatihan olimpiade terakhir, karena minggu depan telah dilaksanakan olimpiade.
Otomatis ini juga hari terakhir Mala dan Hafiz the geng bertatap muka dalam ruangan ini.
Pelatihan telah berakhir dari beberapa menit yang lalu, tapi tak satu orangpun dari mereka yang meninggalkan ruangan, Mala sendiri juga bingung dibuatnya.
Tiba-tiba penerangan diruangan itu mati serempak, Mala berteriak spontan karena dia takut gelap.
Disudut ruang terdapat seberkas cahaya, seperti cahaya lilin, dan cahaya itu semakin mendekat dan ternyata lilin itu beralaskan cake yang bertuliskan HBD kak Mala, yup tepat sekali hari itu adalah hari ulang tahun Mala,tapi Mala tak menyangka Hafiz dan teman-temannya mengetahui itu.
Petikan gitar terdengar indah, dan juga suara sang penyanyi terdengar merdu, Mala tidak tau siapa yang bernyanyi karna ruangan itu masih gelap, sampai sang penyanyi pada lirik terakhir lampupun menyala menampakan pemuda tampan itu berjalan mengampiri Mala sambil membawa bunga ditangannya.
Mala tak menyangka Hafiz dan temen-temennya menyiapkan semua ini untuk Mala.
Air mata Mala jatuh tanpa diundang dan tak pernah kompromi terlebih dahulu, lalu seorang pemuda yang membawa bunga tadi mendekati Mala dan ingin menghapus air matanya, namun Mala mundur dan tersenyum.
"Thanks, tapi gue bisa sendiri" Mala
"Ok, ini potong dulu kuenya kak" ucap Hafiz seraya menyodorkan kue dan pisau ke Mala.
"Oh iya ini bunga buat Lo, maaf gue nggak tau mau ngasih kado apa, selamat ulang tahun yaa" Lalu Mala menerima bunga itu dan tersenyum.
"Eh iya woles, ini aja udah makasih banget gue.." Lalu Mala melanjutkan memotong kue dan memberikan kue pertama kepada..
Hei segini dulu yaa maaf pendek, dan updatenya lama, tugas kuliah gue lagi banyak bet.
Jangan lupa tinggalin jejak deng vote dan coment yaakkk, jadilah readers yang bijak :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bukan Takdirku (Revisi)
Teen FictionTerkadang seseorang tidak menyadari dia orang yang menyakiti tetapi beranggapan sebagai orang yang tersakiti Jangan lupa follow yaaa
