PART 08

65 7 0
                                        

"Kenapa lagi lo harus datang?" Tanyaku dengan sedikit kesedihan

"Abi...kamu kemana aja? Ayo pulang,jangan begini dong"

"Kami semua khawatir padamu"
Tambahnya lagi. Aku masih menunduk dengan amarah yang memuncak

"Kamu semalaman dimana? Kami gak tahu,ditelfon gak diangkat,di sms gak dibalas! Kamu kenapa?!" Tanya Fellicia dengan membentak

"Kami semua sayang padamu,kami tak ingin kehilanganmu abi" ucap Fellicia setengah memelukku.

"PERGI!!!!" Teriakku dan mendorong Fellicia.Untung ini di koridor lantai 2 jika ini di lapangan, mungkin aku sudah jadi pusat perhatian.

"Aduhh..." ucap Fellicia setengah mengelus bokongnya yang jatuh menyentuh lantai

"Kenapa kamu berubah abi? Apa salah kami semua?" Ucapnya dengan nada sedih

"Cih! Kalian masih bertanya! Kalian tidak tahu apa salah kalian?! Seriously. Hahah!" Ucapku tertawa hambar setengah menahan tangisan

"Apa yang terjadi? Ceritakan lah pada kami. We are your'e family,jadi jangan ada yang ditutup-tutupin" ucapnya sambil mendekat

"STOP!!" Ucapku sambil mengangkat tangan kananku.

"Jangan bermain drama" ucapku menahan emosi tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahuku

"Abi...ada apa? Ayo kita udah telat,aku juga baru datang ayo ke lap... ehhh? Ini siapa? Anak baru yah?" Tanya seseorang yang kuyakini 1000% bahwa itu adalah Devon

"Woi! Besok pakai rok aja! Bising banget sih dev!" Teriakku kesal "gak tahu siapa nih! Gue gak kenal,dasar anak pembohong!" Ucapku setengah menatapnya sinis

"Abi..ab,dengerin kakak dulu" ucapnya

"Kakak? Gak salah denger nih? Pernah kenal?" Ucapku lebih sinis dan segera pergi

"Ayo dev...kita cabut" ucapku dan segera pergi meninggalkan Fellicia yang terus memanggil namaku

Devon hanya kebingungan melihatku namun,ia terus mengikuti ku dibelakang.

*****

"Abi! Kita mau kemana sih? Pelan-pelan dong bawa mobilnya. Bahaya kalau ngebut-ngebut" ucap Devon yang sudah ketakutan

"Santai aja... aku cuman lagi emosi. Jadi bawaannya jadi badmood" ucapku

"Kalau ada apa apa tuh cerita jangan bikin nyawa orang bahaya juga kali" ucap Devon

"Hmm" gumamku dan terus menatap lurus kedepan. Pandanganku terfokuskan kearah jalanan namun,aku memikirkan sesuatu yang membuatku melamun

"Abi! Abi!" Ucap Devon namun,tak ku respon

"Abi!!! Awas ada mobil!" Teriak Devon dan sontak aku membantingkan stir ke arah kiri dan langsung rem mendadak

"Mikirin apa sih bi?! Gue masih pengen hidup!!! Untung tadi gak ketabrak, untung beloknya ke kiri. Coba ke kanan? Apes tahu gak" omel Devon  aku mendadak berkeringat dingin. Apa ini? Aku telah membahayakan nyawa seseorang. Apasih yang aku pikirkan? Bodoh abi! Bodoh lo! Rutukku dalam hati

"Sorry dev... gak apa kan?" Tanyaku

"Ya...cuman jantungan aja" ucapnya
"Untung sebelah kiri ini tanah lapang,coba kalau ini jurang,bangunan, atau pantai? Gak habis pikir deh" ucapnya

"Iya iya maaf" ucapku lagi setengah menyesal

"Udah udah! Biar gue yang bawa,lo mau kemana tinggal bilang" ucapnya lagi

"Hmmm... gue laper" ucapku pada Devon

"Aha! Gue tahu kita harus kemana" ucapnya sambil mengacungkan jempol

Mysterious Girl 🤦🏻‍♀️Where stories live. Discover now