[5]

4.7K 401 39
                                    

Untuk sesaat aku terpesona dengan penampilannya, dia yang memakai gaun putih mampu membuatku terdiam beberapa detik.

"Tuan Arima?"

"Ah, maaf. Silahkan."

Aku mengajak Racktus untuk masuk ke dalam kamarku. Aku mempersilahkan dia duduk di atas ranjangku dan aku duduk di sebuah kursi yang tak terlalu jauh darinya.

"Jadi?"

"Ya?"

"Yah, maksudku adalah kenapa kau kesini?"

"Aku berkunjung! Bukankah sudah jelas?!"

"Argh, bodohnya aku bertanya pada orang bodoh," celetukku

"Siapa yang kau sebut bodoh?"

"Aku dan kau," ucapku sebari mengecilkan suara disaat mengatakan 'dan kau'

"Baiklah, sekarang aku bertanya serius padamu. Ada apa kau datang kemari?"

"Untuk berkunjung."

"Hanya itu? Ayolah it-"

"Juga untuk berterima kasih karena sudah menyelamatkan aku."

"Bukankah kau sudah berterima kasih?"

"Iya sih tapi rasanya belum cukup, jadi aku berpikir untuk mengajakmu berkeliling kota.[Apa lagi] kau ini orang baru di kota ini."

"Sekarang? Jangan bercanda. Ini sudah malam."

"Te-te-tentu saja tidak, bodoh! Maksudku besok, ti-tidak sekarang."

"Oh, katakan dengan jelas dari awal."

"Salahmu sendiri memotong perkataanku seenaknya saja."

"Ah, maaf."

"Baiklah, aku maafkan. Jadi besok kita akan berkeliling kota, pukul berapa kau kosong?"

"Aku rasa dari pagi, tapi aku perlu ke guild untuk mendapatkan imbalanku."

"Baiklah. Aku mengerti," ucapnya singkat

Dia berdiri, merapihkan gaunnya dan berjalan mendekati pintu.

"Kau mau pulang?"

"Tentu saja."

Aku membuka pintu kamarku, lalu Racktus keluar dengan anggun.

"Sampai jumpa besok, tuan Arima."

"Ya. Sampai jumpa besok Sly- ah, nona Racktus."

Racktus terlihat bingung untuk sesaat namun akhirnya dia menundukan kepalanya lalu pergi begitu saja.

Aku menghela napas, setelah merasa lebih baik aku menutup pintu kemudian mematikan lampu kamar lalu berbaring di atas ranjangku.

"Kasurnya hangat," gumamku pelan.

Perlahan tapi pasti, kesadaranku mulai menghilang dan akupun mulai tertidur.

Pagi hari terasa sangat cepat datang, aku terbangun karena sinar mentari yang mengenai wajahku. Aku mengucek kedua mataku lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah tubuhku bersih, aku segera turun untuk mendapatkan bagian sarapanku. Saat sedang menikmati sarapan aku dibuat kaget seseorang yang menepuk pundakku dari belakang.

Sialan! Gak ada sopan santunnya, gak lihat orang sedang makankah?!

Aku menengok ke belakang dan menemukan Racktus dengan seragam Knight-nya.

"Kau, mengejutkanku."

"Hahaha, maaf aku tidak bermaksud, tapi aku tidak bisa menunggu lagi. Aku mau bertanya, bolehkah aku pinjam kamarmu?"

Ragalos Online [End - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang