Part 1 Reinasya&Saura

46 13 1
                                    

Reinasya van Houten atau akrab disapa Rei berumur 17th  atau sekarang ia menduduki bangku kelas 2 SMA memiliki sahabat bernama Saura Noela yang sering disapanya Sau. Rei mulai mengalami kejadian-kejadian aneh didalam mimpinya sejak usianya tepat 17th , setiap ia tertidur, ia selalu bermimpi tentang seseoang laki-laki tampan penunggu sebuah toko bunga bernama “2R Florist”.
Rei selalu bermimpi tentang itu dan ajaibnya mimpi-mimpinya selalu berlanjut setiap saat ia tertidur. Ketika sedang lelap dalam tidur yang larut bersama mimpi yang indah, suara seseorang mengusik telinga Rei dan seketika Rei terbangun.

“Eh, Rei bangun dong! Kita kan mau sekolah! Nanti terlambat gimana? Ayo dong Rei, banguuun!” Suara Sau menggema mengisi seluruh ruang tidur Rei.

“Eh, eh, kok jadi Sau sih? Ada apa Sau?” Rei bangun dari tidurnya dan bertanya dengan wajah polos ala orang bangun tidur.

“Hah? Kenapa sama gue? Eh iya, udah jam berapa ini? Ayo bangun, cepet mandi sana! Nanti kita bisa terlambat ke Sekolahnya” Kata Sau sambil menarik tangan Rei agar Rei beranjak dari tempat tidurnya.

“He, iya ibu-ibu kos’an. Pagi-pagi udah marah-marah aja_-“ Kata Rei malas.

Dengan berjalan malas menuju kamar mandi Rei terus memikirkan mimpinyaa, sambil mengosok giginya, Rei melamunkan tentang mimpinya. Rei larut dalam lamunannya. Tiba-tiba saja suara sau kembali menggema menusuk tajam telinga Rei dan memecah lamunannya.

“Reinaaaaa…. Cepat sedikit dong! Udah siang nih! Kalo kamu lama, aku tinggal kamu loh!” kata Sau mengancam Rei.

“He iya Sau, jangan gitu dong! Aku sudah selesai kok! Tolong rapikan bukuku dong sesuai dengan jadwal, aku lupa merapikannya semalam” Kata Rei sambil berjalan keluar dari kamar mandi.

“Nih, udah rapi bukunya” kata Sau meletakkan tas Rei diatas kasur.

“Iya, tunggu aku pakai sepatu dulu Sau” kata Rei sambil mengambil sepatu dari rak sepatu lalu memakainya.

Kemudian Sau dan Rei pun berangkat menuju sekolah.

…..

Sau dan Rei bersekolah di Jayakarta Internasional School (setara SMA ya). Awalnya Rei sangat terpaksa bersekolah disana, Rei hanya ingin bersekolah di sekolah biasa bukan di sekolah ternama. Namun karena kedua orangtua Rei menginginkan anaknya mendapat pelajaran dan bimbingan yang sebaik-baiknya maka Rei disekolahkan di sekolah tersebut.

Awal masuk sekolah rei sudah sangat disenangi teman-temannya karena wajahnya yang cantik jelita (hehe nama aku dong😅). Baru dua tiga bulan bersekolah Rei mendapat pengagum berat, seorang kakak kelas yang paling popular disekolahnya Ananta Roy namanya.

Pada saat itu Rei belum mengerti apapun tentang suka-menyukai, cinta-mencintai, bahkan yang namanya pacaran pun Rei tidak tahu. Sampai ketika di taman sekolah seseorang laki-laki menyatakan perasaannya terhadap Rei.

“Hei Rei, emh aku menyukaimu, mau tidak jadi pacarku?”

“Emh, maaf kak, aku belum tahu. Beri aku waktu untuk menjawabnya”

Kata-kata Rei membuat Ananta Roy menganggukkan kepalanya dan ditinggalkannya Rei sendiri di taman itu.

Setelah itu Rei menceritakan apa yang terjadi pada dirinya kepada Sau. Sau terkekeh melihat raut wajah Rei saat menceritakan apa yang Rei alami.

“Wah, trus gimana kamu terima tidak? Pacaran itu enakloh, kamu tidak akan kesepian, kemana-mana selalu ditemani”

Rei memutar otaknya saat mendengar kata-kata Sau yang membuatnya bingung. Akhirnya ia memutuskan untuk menerima sang kakak kelas yang popular tersebut. Satu minggu bersama Ananta Roy, Rei memang merasa senang, tapi hanya saat bersama dengannya saja, ketika di rumah Rei merasa kesepian. Karena Rei hanya sendiri.
Sendiri tanpa orangtua yang memanjakannya. Rei sangat merindukan pelukan hangat dari mama dan papa nya namun semua yang ia rindukan hanya sebatas harapan yang mungkin tidak akan menjadi kenyataan. Karena kedua orangtua Rei sibuk mengurus bisnis di Jepang. Karena orangtua Rei merasa sudah Rei sudah besar dan dapat hidup mandiri kedua orangtua Rei meniggalkan Rei dengan kedua kakak Rei, Randy dan Angela. Rei menginginkan seorang teman untuk menemaninya dirumah, Sau sahabat Rei sendiri tidak dapat menerima permintaan Rei dengan alasan iya juga memiliki tempat tinggal yang harus dirawatnya setiap hari. Karena selalu merasa tidak menyimpan rasa pada Roy dan takut mengecewakan Roy bila hubungannya dengan Roy terus berlanjut, akhirnya Rei memutuskan hubungannya dengan Roy yang baru berjalan 2 minggu.

Ditaman belakang sekolah Rei menemui Roy untuk menyampaikan perasaannya yang sebenarnya.

“Ehm, Roy. (selang 2 detik) Lebih baik hubungan kita berhenti disini saja ya. Aku tidak bisa menyukaimu, (selang 2 detik) meski telah ku coba” Rei memulai pembicaraan.

“Eh, hmm. Baiklah perasaan memang tidak bisa dipaksakan bukan? Maaf jika selama ini sikap ku kurang baik padamu Rei”

“Iya. Eh tidak kok, kamu baik padaku, baik sekali. Aku jadi tidak enak padamu, kamu suadah baik padaku tapi aku malah melukaimu. Maafkan aku ya”

“Iya Rei, tidak usah seperti itu, aku bisa mengerti kok. Ya sudah, aku pergi ya. Terima kasih untuk 2 minggu bersamaku Rei” Roy berlari menjauh dari Rei

“Terima kasih kembali Roy” .

Kata Rei pada sosok yang mulai tidak nampak jelas, namun Rei tahu, dia adalah Roy. Rei berkata seolah Roy mendengar, seolah Roy mendengar apa yang diucapkan Rei, ia memaparkan senyuman yang sangat indah pada Rei. Rei membalas senyum, kemudian beranjak pergi,.
Roy, laki-laki pertama yang diputuskan cintanya oleh Rei.  Rei merasa Roy bukan teman yang tepat yang mampu membuatnya merasa nyaman, merasa bahagia melekat mendampingi hidupnya, tanpa harus merasa kesepian atau sendiri.

......

Rei mengurung dirinya sendiri di kamar, tak peduli akan suara-suara yang bersahutan, Rei tetap istiqomah berbaring tengkurap diatas kasur empuknya. Rei meratapi kemalangan nasibnya, malang karena diumurnya yang menginjak 17th Rei tidak bersama dengan keluarganya yang menyayanginya.

Sau yang tiba-tiba datang ke rumah Rei langsung menuju ke kamar Rei.

(Tok...tok....tok)

"Rei, ini Sau"

Rei tidak menjawab.

"Rei, kamu tidur ya? Ini Sau Rei"

Sau terus saja memanggil manggil Rei dan mengetok ngetok pintu kamar Rei, namun tak ada respon sedikitpun dari Rei.

Sau yang penasaran dengan keadaan sahabatnya, menerobos pintu kamar Rei yang ternyata tidak terkunci. Masuklah Sau ke kamar Rei.

Sau melihat sahabatnya terkulai lemas diatas kasur sambil menutup wajahnya dengan bantal. Sau sangat sedih melihat sahabatnya yang selalu murung. Sau bingung, apa yang harus ia lakukan untuk membuat Rei merasa bahagia. Sau selalu memikirkan kepentingan persahabatan mereka. Tak ada keegoisan didalam diri Sau, karena bagi Sau, Rei adalah sahabat yang terbaik sejagat.
Sau sangat menyayangi Rei, begitupula Rei yang sangat menyayangi Saura sahabatnya.
.
.
.
.

Nyatakah Kamu? (Hiatus Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang