Tina kembali ke kelas dengan tenang dan Karin sudah menunggu disana dengan Richie di kursi mereka. Tina bergabung dengan teman-temannya berbincang dan bercanda dengan dua sejoli itu. Ekor mata Tina dapat menangkap Keith dan yang lain memperhatikannya
Seperti biasa Tina berpisah dengan Richie dan Nick saat jam ektrakurikuler. Tina dan Karin berjalan bersisian menuju ke lapangan untuk latihan memanah sedangkan Richie dan Nick berada di lapangan basket
"Jangan melihat tuan Richie terus, bidikanmu akan meleset nanti" Tina menasihati dan Karin terkikik geli
Satu jam Tina dan Karin berlatih. Pelatih memutuskan menyudahi kegiatan ekskul karna hari mulai sore
"Baiklah semuanya, sampai ketemu dua hari lagi" ujar si pelatih
"Ha'i sensei" jawab semua murid serempak
Kini Tina dan Karin beranjak menuju ke lapangan basket yang tak jauh dari tempat mereka
"Wah... Sugoi na, Nick-kun dan Richie-kun" jerit siswi yang menonton pertandingan
Tina dan Karin juga datang ke lapangan Basket untuk menunggu tuan mereka. Tina memperhatikan setiap gerakan Nick dan tersenyum simpul
"Ehem.. Sepertinya kau mulai menyukainya" goda Karin
"Eh? Ti-tidak kok" bantah Tina tapi, wajahnya memerah
"Bilang tidak tapi, wajahmu merah"
"Urusai na"
Mata Tina menangkap keberadaan Keith dan Zen di lapangan itu, Keith bermain di lapangan sedangkan Zen berdiri di sudut lapangan sambil memegang sebuah pisau kecil
"Tunggu disini Karin, aku akan segera kembali"
"Eh?" Karin menatap Tina bingung
Saat ini Keith dan Nick sedang berjalan bersisian bersama dengan Richie. Mereka membelakangi Zen, membuat Zen tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai. Tangan Zen terangkat, ia membidik Nick tepat di punggung kiri dan melemparkan pisau di tangannya
"Mati kau!" Ujar Zen
Jleb
Bugh
Nick menengok ke belakang saat mendengar suara benda terjatuh
"Tina!" Suara Nick terdengar sangat keras membuat beberapa orang disana terkejut
Nick mengangkat kepala Tina meletakan kepala itu di lengan kanannya, tangan kirinya menepuk pelan Pipi Tina
"Tina! Bangun!" Panggil Nick
"T-tuan..." Panggil Tina
"D-daijoubu ka?" Tanya Tina, tangannya memegang pipi Nick
"Richie ambulans" suruh Nick pada Richie. Richie segera menghubungi rumah sakit
"Lo tenang, Richie sedang menelpon rumah sakit" ujar Nick
Tina menggeleng "daijoubu da...you.." Tina menunjukan senyumnya
Tangan kiri Nick menekan area di sekitar luka Tina. Ia tidak berani mencabut pisau itu. Dia hanya menutupi luka itu dengan handuknya yang kini sudah berubah menjadi merah
"T-tuan..." Panggil Tina saat dia melihat wajah tuannya berbeda dari biasanya
"Damare! Jangan ucapkan apapun! Diamlah!" Marah Nick
"Richie, mau sampai kapan ambulansnya baru datang?!" Marah Nick
Keith memberi kode pada Sarah untuk membawa pergi Zen dari lapangan. Keith tetap berada di sisi Tina bersama dengan Nick. Tak lama ambulans datang, perawat langsung berlutut di sebelah Tina dan Nick tetap di sisi satunya
"Tuan, bisakah anda tetap menekan lukanya? Saya akan mencabut pisaunya" pinta si perawat. Nick mengangguk
"Tina, gommen ne" ujar Nick
Perawat mengangguk, Nick menekan area di sekitar luka dan perawat menarik pisau itu. Dengan cepat tangan Nick menutup luka menganga itu dengan handuknya dan menekan luka itu. Tina meringis, merasakan perih menjalar di sekujur badannya
Perawat mengangkat Tina ke tandu dengan tangan Nick yang masih menekan luka itu. Nick ikut bersama Tina di dalam mobil ambulans. Karin menelfon ke mansion untuk mengabari seluruh orang di mansion, sedangkan Richie kini mencari tahu siapa pelakunya
.....
"Kuso!" Maki Nick, saat ini Nick berdiri di depan ruang operasi dengan tangan masih penuh darah dan baju seragam yang sudah berubah menjadi kemerahan
"Nick..." Panggil Cornelia
"Astaga Tuhan, apa kamu baik-baik saja nak?" Ujar Cornelia saat melihat baju dan tangan Nick
"Mom.." Panggil Nick
Nick langsung bersimpuh dan memeluk pinggang Cornelia. Bahunya bergetar. Karin, Richie dan semua orang disana terkejut ketika melihat Nick menangis. Ya, untuk pertama kalinya seseorang yang datar seperti Nick bisa menangis
"Sssttt... Tenang Nick, tenang" Cornelia mengelus rambut putranya
"Mom... Tina, dia..."
"Iya Nick, mom tau. Mom tau"
Tak hanya Cornelia kini Daniel juga mengelus kepala putranya. Cornelia sedikit terkejut melihat putra sematawayang-nya menangis tak karuan. Terakhir kali Nick menangis karna Kazehaya teman dekatnya pindah ke luar negeri, dan setelahnya Nick tak pernah menangis sama sekali
Tak lama Bibi Lis datang membawa berita yang tak kalah mengejutkan mereka. Bibi Lis sendiri terkejut melihat tuan mudanya yang biasanya sangat tangguh kini menangis
"Jadi maksudmu, pelakunya mengincar Nick begitu?" Tanya Daniel
"Iya tuan"
"Bagaimana bisa Tina menjadi orang yang terkena pisau itu jika Nick yang mereka incar?"
"Saya tidak tahu tuan. Maaf"
Nick kini sudah jauh lebih tenang dan duduk di sebelah ibunya. Mendengar ucapan Daniel, Karin terkejut. Karin mengingatnya. Karin berdiri dan menemui Lucy
"Apa kamu bilang Karin?" Pekik Lucy terkejut saat mendengar apa yang dibisikan Karin
"Ada apa?" Tanya Nathan
"Ano... Tadi Tina menyuruhku menunggu di tempat penonton lalu hilang entah kemana. Mungkin Tina sudah melihat orang itu karna itu Tina pergi" ujar Karin
Seluruh keluarga itu terkejut bukan main. Ini sudah kedua kalinya sang pangeran Russelldy diselamatkan oleh Tina. Nick semakin kesal dan marah. Sedikit perasaan aneh muncul di hatinya, dia takut. Sangat takut. Takut kehilangan Tina yang kini ada di ruang operasi karnanya
"sensei, bagaimana keadaan Tina?" Tanya Cornelia saat dokter yang menangani Tina keluar dari ruang operasi
"Dia anak yang beruntung. Sedikit lagi saja pisau itu akan mengenai jantungnya. Meski kehilangan banyak darah namun dia baik-baik saja sekarang. Hanya tinggal menunggu dia sadar. Saya permisi" dokter meninggalkan keluarga Russelldy dan berjalan ke ruangannya
Nick terdiam, ia berdiri saat Tina keluar dari ruang operasi. Para perawat membawa Tina ke ruang rawat VVIP seperti yang diminta keluarga Russelldy
KAMU SEDANG MEMBACA
STEAL MY HEART
RomanceNickolash Russelldy atau The prince of Russelldy, anak kedua sekaligus anak laki-laki pertama di keluarga Russelldy, menyimpan sejuta rahasia bersama nama Russelldy yang dia sandang. Sejuta rahasia yang harus terjaga dan masa lalu yang menyedihkan m...