Chapter 10 - Who Are You Exactly?

4.4K 202 3
                                    

Nick menatap Kaguya merendahkan. Tangannya mencengkram pipi Kaguya

"hari ini gue biarkan dia yang menyelesaikan. Tapi, jika besok lo atau konco-konco lo masih berulah, jangan salahkan gue kalo gue langsung turun tangan dan akan bikin hal yang lebih buruk dari ini! Ngerti lo?!" ancam Nick

Kaguya mengangguk pasrah. Nick melepaskan cengkramannya dengan kasar dan dia pergi menghampiri gadisnya yang dia yakini kini sedang menangis di atas atap sekolah

'benarkan dia nangis' batin Nick

Kini Nick dapat melihat bahu Tina bergetar karna tangisannya. Nick menghampiri kekasihnya itu dan memeluk kekasihnya sambil sesekali menepuk pelan punggung Tina

"apa yang aku lakukan?" lirih Tina

Nick mendengar ucapan Tina dengan sangat jelas. Dia memilih diam dan menenangkan kekasihnya

"Sudah nangisnya?" Tanya Nick

"Sudah" ujar Tina sambil mengangguk

Kini Nick menatap kekasihnya heran. Berbagai pertanyaan muncul dalam pikirannya. Aneh dan membingungkan.

"Nanti malam kamu dipanggil Daddy" ujar Tina

"Hm? Untuk apa?"

"Entahlah mungkin ikut dalam misi nanti malam"

"Baiklah kalau begitu"

Nick merebahkan dirinya di atap sekolah dengan paha Tina sebagai bantal untuk kepalanya. Tina tersenyum senang melihat Nick tertidur di pangkuannya. Sesekali Tina mengelus pelan rambut Nick

'Kaasan, aku rasa aku menyukai dia. Tolong berikan restumu dan doakan kami ne' ucap Tina dalam hatinya

.....

"Permisi Daniel-ssama" panggil Tina hormat

"Hn. Kemarilah" ujar Daniel

Tina masuk dan berdiri di sebelah Karin

"Aku mau kalian berdua ikut dalam misi kali ini. Rumah yang kita datangi sangat besar karna itu kalian berdua harus ikut"

"Baik Daniel-ssama" ujar Tina dan Karin bersamaan

"Kalian boleh pergi"

"Kami permisi Daniel-ssama"

Tina dan Karin melangkah keluar dari ruang keluarga dan suara tenang penuh wibawa dari Nathan membuat langkah Karin terhenti

"Iya tuan" jawab Karin

"Apa kamar mu sudah dipindahkan?"

"Sudah tuan. Terimakasih"

"Apa ada barang yang kurang?"

"Tidak tuan. Semuanya sudah lebih dari cukup. Terimakasih"

"Baiklah kamu boleh pergi"

"Permisi Tuan"

Karin dan Tina kembali melanjutkan perjalanan mereka. Memang bukan hanya Tina saja yang kamarnya dipindahkan tetapi juga Karin. Kini kamar Karin bersebelahan dengan kamar Jeanne. Sedangkan kamar Tina yang semula mau dipindahkan ke lantai tiga, ditolak mentah-mentah karna Nick kekeuh ingin kamar Tina ada di sebelahnya

....

Tina membuka lemari pakaiannya, mengambil kemeja putih dengan celana levis hitam yang diberikan oleh Cornelia untuknya. Tina memilih memakai sepatu boot dengan hak 7cm lalu, Tina mengikat rambutnya, ponytail.

"Permisi Nick-ssama" panggil Tina dari luar

"Masuk" suara Nick dari dalam kamar, meski suaranya terdengar agak kecil dari biasa

Tina masuk ke dalam kamar itu. Dan menemukan kamar itu kosong. Tina bingung dengan keadaan kamar yang kosong, lalu dia memilih membuka sebuah pintu menuju ruangan rahasia dan mengeluarkan beberapa senjata dan perlengkapan untuk Nick dari dalam sana

"Tina, kamu dimana?" Panggil Nick

"Saya disini tuan" jawab Tina sekenanya

Sebuah lengan melingkar di pinggang Tina dengan manisnya. Dan wangi mint bercampur dengan citrus dan kopi membuat Tina sempat tersentak kaget namun, tersenyum setelahnya

"Jangan membuat saya kaget seperti itu" ujar Tina

"Jangan panggil aku Tuan. Aku ini kekasihmu kamu tahu itu kan?"

"Iya saya tahu"

Tina melepaskan pelukan Nick dan berbalik

"Kamu dimana tadi?"

"Di walk-in closet. Sedang memakai baju"

Tina mengangguk saja. Tina membantu Nick memakai semua peralatan dan tanpa Tina sadari kini Nick memperhatikan Tina dengan tatapan yang sulit diartikan

"Ada apa?" Tanya Tina saat kedua mata mereka saling bertemu

"Hm? Oh...tidak"

"Yakin?"

"Sebenarnya aku ingin bertanya padamu"

"Tanya saja akan aku jawab"

"Who are you?"

"Eh?"

"Keith, Sarah dan Zen begitu menurut padamu bahkan Takashi dan Satori. Kamu bisa mengerti bahasa perancis, kamu bahkan bisa tahu tentang tanaman obat, just who are you exactly?"

"Saya hanya gadis yang beruntung"

"Hm?"

Tina menatap mata Biru kehijauan milik Nick. Tangannya terulur untuk mengusap pipi Nick

"Saya adalah gadis beruntung yang dapat bekerja disini, dan dapat menjadi kekasih anda. Orang tua dan keluarga anda sangat baik dan menyayangi saya. Untuk masalah bahasa saya sudah katakan pada anda bukan? Lalu, masalah Keith, kenapa tidak tanyakan pada mereka saja?"

"Kenapa aku harus tanya mereka?"

"Mereka yang memanggilku begitu dan mengikuti aku kemanapun aku pergi. Jadi, tanya saja pada mereka"

Nick mengangguk saja. Dia memasuki ruang rahasia itu kembali dan mengambil g 37 miliknya dan memberikannya pada Tina

"Kenapa anda gemar sekali memberikan saya glock milik anda? Padahal anda tidak pernah mengajari saya menggunakan ini" Ujar Tina

"Untuk berjaga-jaga saja. Lagi pula kamu juga hanya perlu menodongkan saja untuk menggeretak mereka"

"Ya ampun tuan apa-apaan anda ini... Memangnya bisa begitu?"

"Pokonya dan intinya, kamu tidak boleh menggunakan itu mengerti?"

"Wakaarimashita, danna-ssama"

STEAL MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang