"Sebelah sini tuan" ujar bibi Lis saat dia menunjukan jalan bagi kerabat dekat keluarga besar Russelldy
Brakkkk
Suara gebrakan pintu membuat semua orang di ruang rahasia terkejut dan terlonjak. Mereka menatap wajah sang pelaku pendobrakan pintu. Keith dan kawan-kawannya menatap takut ke arah pria itu. Ya. Pria itu, pria yang baru saja mendobrak pintu itu adalah Katsuoka Kazuto. Ayah dari Tina
"Aku suruh kalian menjaga putriku dan kalian biarkan baj**ng*n itu menculiknya?!! Apa gunaku membayar kalian!!!?" Amuk Kazuto pada pengawal putrinya
"Maaf kan kami tuan!" Kelima pengawal itu menunduk dalam menyesal dengan sangat atas kejadian yang terjadi pada nona mereka
"Dimana dia?!! Dimana putriku sekarang?!!"
"K-kami sedang mencarinya tuan"
Tepukan di bahu Kazuto membuat sang pemilik bahu menoleh dan mendapati sahabatnya sejak kecil tengah menatapnya dengan tatapan menyuruhnya tenang
"Kau tahu dia segalanya untukku Daniel" ujar Kazuto
"Aku tahu. Sangat tahu"
"Jadi, bagaimana kalian bisa bertemu putriku?"
"Well, itu karna..."
Daniel memulai sesi ceritanya tentang bagaimana Kazehaya datang memohon tempat berteduh, lalu mengganti namanya menjadi Tina dan menjadi pelayan mereka. Serta bagaimana Tina melindungi kedua anggota keluarga Russelldy, bagaimana hubungan Tina dengan Nick dan lagi, bagaimana Daniel hampir membunuh Tina beberapa hari yang lalu
"Hhh!" Kazuto medesah kasar. Dia ingin sekali meninju wajah Daniel hingga babak belur jika tidak ingat mereka bersahabat sejak kecil
"Maafkan aku"
"Tak masalah, sekarang bagaimana cara kita mendapatkan kembali putriku itu yang terpenting"
Daniel mengangguk dan menyuruh Kazuto untuk duduk. Pintu ruang rahasia itu kembali terbuka dengan keras dan kali ini pelakunya adalah salah satu dari pemilik rumah
"Dad aku menemukan dimana mereka!"
"Dimana Nick?"
"Disini" Nick menunjuk ke arah peta kota dan menunjuk sebuah rumah
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku pernah memberikan Tina sebuah kalung dan menyelipkan sebuah alat pelacak di dalamnya dan alat itu menunjukan tempat ini!"
"Dia putramu?"
Daniel mengangguk mengiyakan pertanyaan Kazuto
"Oh"
Nick menatap sekilas orang di depannya. Nick masih agak ingat siapa orang di depannya ini
"Kazuto jiisan!" Ujar Nick
Kazuto memeluk Nick sekilas dan tersenyum penuh arti
"Kau masih mengingatku ternyata! Terakhir kita bertemu sekitar sebelas tahun yang lalu"
"Jiisan masih mengirimkanku kado saat ulang tahunku. Dan salah satu kado jiisan dibawa oleh Tina maksudku Aya"
"Kazehaya? Dia membawa senjata?"
"Bagaimana bisa Nick? Glock milikmu kan sudah kita ambil kembali tadi" ujar Cornelia
"Tidak" Nick menggeleng
"Koleksi pisauku berkurang. Ada sekitar enam pisau menghilang dari tempatnya dan lagi, satu set panah portable yang dihadiahkan jiisan tahun kemarin juga hilang"
"Benar juga Kazehaya sangat ahli menggunakan panah dan pisau dan juga beladiri. Agatha yang mengajarinya lalu, setelah Agatha meninggal aku sempat mengajarinya menggunakan pistol tapi dia selalu menolak"
"Bagaimana jika kita pergi sekarang? Sebelum mereka melukai Aya?" Usul Nick dijawab anggukkan dari semua orang di ruangan itu
......
"Lepaskan aku!!!" Pekik Tina
Entah sudah berapa kali Tina memekik. Tina di kurung dengan tangan dan kaki diikat oleh kawat sling. Sedikit gerakan membuat kulitnya tergores bahkan bisa menyebabkan tangan atau kakinya putus
Tina memilih berteriak daripada membahayakan badannya. Dia masih terlalu pintar dan menyayangi badannya. Berkali-kali Tina berteriak dan berkali-kali juga dia mendapatkan tamparan. Baik dari Lykon, ataupun Abeth dan Azzury
"Ayahmu begitu naif! Mempercayai kami dengan mudahnya" ejek Azzury
"Daddy percaya karna kau keluarga mom!"
"Tapi aku hanya sepupunya dan bahkan ayahku hanya anak angkat keluarga Abvalon. Jadi, kita tidak ada hubungan apapun dengan Abvalon"
"Apa?"
"Ya ampun kau dan ibumu sama-sama bodoh!"
Tina terdiam. Dia memilih untuk diam dan mengumpulkan tenaganya. Tangannya mengorek kantung celananya mencari dimana pisau yang ia sembunyikan berada. Tina baru saja hendak mengeluarkan pisaunya ketika suara berat sang ayah menggema di seluruh bangunan
"Wah! Dia sudah datang ternyata"
'Daddy?' Batin Tina
"Akh..." Lykon menyeret Tina dengan kasar. Dia menarik rambut Tina dan menyeret gadis itu ke tempat dimana Kazuto berada
"Wah! Wah! Kita kedatangan tamu agung" ujar Lykon
"Bahkan aku tak tahu kalau keluarga Russelldy juga datang! Tak tega melihat calon istrimu terluka ya?"
Nick menatap kesal Lykon. Tina menatap Nick, memohon bantuan pada Nick. Dia begitu takut pada Lykon. Masa lalu membuatnya takut dan tak berkutik pada Lykon
"Kembalikan putriku!!!" Geretak Kazuto
"Berikan kami hartamu! Dan akan kami kembalikan dia!"
Kazuto mengeram kesal. Kazuto hampir saja mengeluarkan pistolnya
"Akh.." Rintih Tina saat rambutnya ditarik paksa
"Lykon!!!"
"Jangan bertindak bodoh jika kau tidak ingin putrimu celaka!"
Kazuto memilih keselamatan Kazehaya. Mata Nick terus tertuju pada Tina. Matanya menangkap pergerakan tangan Tina dan darah yang mulai mengalir
"Breng**k!!" Desis Nick
"Ah! Kau melihatnya ternyata! Tenang saja selama dia tidak ceroboh tangan dan kakinya akan tetap utuh!"
Annabeth dan Azzury tertawa senang. Tina meringis kesakitan. Nick mengepalkan tangannya dengan sangat kuat
'Mom, tolong aku!'
'Aku takut mom. Bantu aku!'
Tina terus memanggil nama ibunya dan entah karna dia lelah atau apa, Tina melihat ibunya berdiri di sebelah Cornelia. Agatha tersenyum padanya
"Kamu bisa melakukannya Kazehaya. Kamu putri kami. Kamu harus menghilangkan rasa takutmu sayang. Ingatlah, mom ada di dekatmu. Mom selalu di hatimu sayang. Keberanian mom dan dad, kami turunkan padamu nak. Ayo bangkit dan kalahkan rasa takutmu pada Lykon. Dia yang harus takut padamu sayang!" Suara lembut Agatha memasuki pendengaran Tina
KAMU SEDANG MEMBACA
STEAL MY HEART
RomanceNickolash Russelldy atau The prince of Russelldy, anak kedua sekaligus anak laki-laki pertama di keluarga Russelldy, menyimpan sejuta rahasia bersama nama Russelldy yang dia sandang. Sejuta rahasia yang harus terjaga dan masa lalu yang menyedihkan m...