She Try Her Best

4K 207 0
                                    

"Kau! Kemari!" Panggil Ritsuka pada Tina saat dirinya melihat Tina di dekat tangga

"Iya nyonya"

"Aku mau besok pagi di kamarku sudah ada mawar Biru dan Orange. Juga bunga lili"

"Baik nyonya. Ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Bawakan aku kue untuk makan malam nanti"

"Baik nyonya"

Tina segera pergi ke bawah dan menemui bibi Lis

"Bi, beritahu aku, kue apa yang disukai nyonya Ritsuka"

"Apa? Nyonya Ritsuka bahkan tidak suka manis Tina. Bagaimana dia bisa meminta kue?"

"Hah?"

Tina terdiam. Otaknya berfikir keras untuk memenuhi keinginan nyonya-nya

"Bibi, boleh aku pinjam dapur sebentar?"

"Silahkan"

Tina mengangguk dan memeluk bibi Lis

"Terima kasih"

Tina mulai mengeluarkan bahan untuk membuat kue. Tina hanya menggunakan sedikt gula. Dan sisanya dia mengandalkan buah untuk memberi rasa pada kuenya

Mendekati jam makan malam, kue buatannya selesai. Tina menatap puas hasil tangannya

Makan malam dimulai seluruh anggota keluarga Russelldy menikmati makan malam dengan tenang. Hidangan penutup di keluarkan. Tina meletakan kue buatannya di atas meja. Louisa tampak senang dengan bentuk kue itu sedangkan Ritsuka menatap tidak suka kue dihadapannya

"Cantik, kuenya cantik, seperti pelangi"

"Kau! Kau membuat kue ini?!" Tanya Ritsuka

"Iya nyonya"

Ritsuka melemparkan kue itu ke arah Tina. Tina hanya menangkap dengan cepat piring dan garpu sebelum kedua benda itu mengenainya, sedangkan kue buatannya kini menempel di seragamnya

"Wah.. Rasanya enak! Ada rasa jeruk, strawberry, anggur, pisang, blueberry, dan juga apel" pekik Louisa senang

Seluruh orang di meja makan merasa heran. Richie mulai memakan kue itu dan mengatakan hal serupa. Daniel juga memakan kue itu

"Tidak terlalu manis" ujar Daniel

Ritsuka memandang bingung. Nick menyingkirkan kue yang rasanya dia tidak suka dan memakan kue rasa jeruk. Nick tersenyum

"Tina" panggil Nick

"Ha'i danna-ssama

"Buatkan aku rasa kopi atau lemon besok" ujar Nick

"Baik danna-ssama"

Ritsuka sedikit penasaran dengan kue buatan Tina

"Boleh saya ambilkan untuk nyonya?" Tanya Tina

"Tidak!" Sergah Ritsuka singkat

"Nenek?" Panggil Louisa

"Iya sayang?"

"Aa..." Louisa menyodorkan garpu berisi kue milik Tina

"Tidak Louisa"

"Nenek tidak mau?" Ujar Louisa dengan nada gemetar menahan tangis

Ritsuka mengalah, dia memakan kue di garpu Louisa. Sejenak Ritsuka terkejut dengan rasa yang dia dapat. Begitu natural dan tidak berlebihan, tidak terlalu manis

.....

Subuh sekali Tina sudah bersiap. Tina memakaikan salep dan meminum obat dari dokter Matsuji dan segera berangkat keluar dari mansion. Bibi Lis melihat Tina keluar dengan mengendap sedikit merasa curiga namun, dia tetap diam

"Maaf pak, apa bapak tahu dimana saya bisa mendapatkan bunga mawar biru dan orange?" Tanya Tina pada seorang penjual bunga

"Mana ada bunga seperti itu! Jangan meminta hal aneh pagi-pagi begini!"

"Terima kasih, permisi" Tina mencari ke penjual bunga lainnya dan mendapatkan jawaban yang sama

Tina menatap langit yang mulai menjadi terang

"Sebentar lagi fajar, jika aku tidak segera kembali mereka akan tahu aku pergi"

Tina hampir menyerah namun matanya menangkap warna cantik dari sebuah toko bunga

"Itu dia!" Pekik Tina senang

Tina segera menghampiri penjual bunga itu dengan cepat

"Maaf" ujar Tina

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya penjual bunga itu ramah

"Boleh aku membeli beberapa tangkai bunga mawar biru dan orange itu?"

"Tentu saja nona"

"Dan aku ingin beberapa tangkai bunga lili"

"Baik nona"

Penjual bunga itu membungkus pesanan Tina dan menyerahkan bunga itu pada Tina. Tina membayar bunga di tangannya dan segera berlari pulang meski dia tahu dia akan terlambat

"Tina! Kemari kau!" Panggilan penuh kemurkaan dari Daniel membuat Tina tersentak

Tina segera menyembunyikan tas berisi bunga pesanan Ritsuka di balik punggungnya. Tina berjalan menghampiri seluruh keluarga Russelldy

"Darimana kau?!"

"Sa-saya dari taman tuan"

"Jangan berbohong!!! Bibi Lis melihatmu pergi keluar subuh tadi!!!"

Tina menatap Nick dan Nick malah membuang wajahnya ke arah lain. Hati Tina mencelos melihat Nick seperti tidak peduli padanya. Tina ingin jujur tapi tuannya pasti akan lebih marah

"Siapa yang kamu temui?!!!"

"Tidak ada tuan"

"Jangan bohong!!"

"Saya tidak berbohong tuan"

"Kamu ingin mati hah?!!"

"Jika itu bisa membuat tuan percaya"

Jawaban Tina membuat semua orang terkejut. Cornelia tidak bisa berucap apa-apa. Dia hanya diam dan menatap Tina

"Aku tanya sekali lagi. Siapa yang kau temui?!!"

"Tidak ada tuan. Saya tidak menemui siapapun"

Bersamaan dengan akhir kata dari Tina, tangan kekar Daniel mencekik leher Tina dengan kencang dan membenturkan badan Tina pada dinding di belakangnya

"Sshhh..." Tina meringis

Tangan Tina masih menggenggam erat tas kecil miliknya. Tina menahan rasa sakit di punggungnya, matanya menangkap wajah sang kekasih yang justru tidak menatapnya sama sekali

"Kau benar-benar ingin mati hah?! Cepat jawab siapa yang kau temui?!"

Tina menggeleng lemah. Daniel semakin mengeratkan cekikkannya. Cornelia menangis di sebelah Jeanne. Ritsuka menatap Tina sinis. Richie menatap kasihan pada Tina. Nafas Tina mulai memendek. Pandangannya mulai kabur. Hanya satu yang Tina dengar, suara pintu terbuka bersamaan dengan lepasnya pegangan tangan Tina pada tas kecilnya

STEAL MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang