Lelaki tanah Jawa

289 5 4
                                    

Dulu. Tiga tahu lalu
Teringat wajah dibalik sendu sendu tatapan mata
Berayun lambat dalam singkat ingatan
Menampar pelan khayal yang sempat menjulang,  sebab kusangka pangeran turun dari kayangan.
Ku pikir aku gila
Kau bilang biru selalu membiru
Kilometer hanya jarak tempuh biasa
Ku cari,
Ku hitung lambat detik waktu di dinding dinding putih tembok pembatas angan
Mimpi permisi ingin lalu lalang
Meracik bumbu bumbu masa yang katanya masa depan
Lalu ku tanya
Kau ada dimana? 
Tidak ada di waktu dulu,  sekarng ataupun lusa
Telusur punya telusur tanda memudar penanda pilu
Jerejak mimpi kian terbuka
Aku cercengang,  terhempas jauh dilambung angan
Sebab kutemukan bayang di sela sela cahaya kuning di balik ranting pinus negeri cardoba
Sorot mata yang sama dengan bahu bidang penyandang ransel hitam biasa
Kudapati kau,
Riang melukis urat urat wajah penanda bahagia
Tanpa sesal,  sentakku sesak nyatanya mimpi tak lama singgah
Jumpaku hanya sekedar pelepas dahaga
Dahaga rindu makhluk biasa
Dari tanah batak ke negeri cardoba
Tempat penemuanku di akhiri
Harusnya jangan bangun!
Agar mimpi tak hilang dan tak berpergian
Sebab mata masih senang menikmati
Karya Tuhan si penyandang ransel hitam biasa

Kau yang kusebut "lelaki tanah Jawa"
Yang tinggal di kota Surabaya

Biar ku Jelaskan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang