Aku terpaku
Tak dapat menyuarakan detak detak yang tak beraturan
Membiaskan rindu yang tertoreh tepat di dalam daging yang disebut Raja bagi tubuh manusia
Bagaimana ini?
Bisa bisanya aku teringat padamu yang tak teringat akan aku
Buram buram aku menatap awan dengan mata berkaca kaca
Jeritku teriakkan nama
Untung untung kau tak disana
Sebab burung pun lari serentak hingga sayapnya tabrak tabrak
Melihat wajahku yang merah padam
Sebab rindu yang terpendam
Dan hati kian remuk redam
Dalam diam aku teronggok
Melongok lalu berondok di balik bebatuan
Agar langit tak sempat menyaksikan linangan itu jatuh dari mata gadis si penikmat kesendirian-Iyr
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar ku Jelaskan
PoesíaJangan tanya kenapa harus bersajak Karena bersuara pun kau takkan mau untuk mengerti Sederhana saja. Tetaplah berpura pura biasa Agar canduku berada pada kadar yang seharusnya Masih tentangmu Aku menulis khayal Dengan harap menjadi nyata. Pada t...