Dari balik kaca jendela

257 9 1
                                    

Dari balik kaca jendela aku menulis namamu pada embun yang terendapkan
Menikmati suara rintik yang saling bersahutan
Dan sesekali tertawa kecil melihat orang orang yang dikotori dengan jipratan kendaraan
Sejak lama aku sudah menyukai hujan
Setiap kali hujan memberi tanda kehadiran, aku akan mengambil posisi duduk di ujung jendela kamar tempatku memperhatikanmu dari kejauhan
Rasanya aku sudah seperti sensor aktif yang secara otomatis bisa mendeteksi kedatanganmu
Tapi kini kau tak terlihat lagi
Yang kulihat hanyalah awan gelap yang menjatuhkan petir,  hujan dan dingin secara bersamaan
Kau pernah bilang padaku jika aku merindukanmu, maka aku cukup memandang hujan.  Karena kau juga akan melakukan hal yang sama
Lalu,  bagaimana jika musim kemarau panjang datang? 
Bagaimana dengan aku dan juga rindu?
Bukankah itu akan sangat menyakitkan
Harus menahan beratnya rindu sampai hujan datang.

Sesekali beranilah untuk keluar. agar kita bisa berhujan hujanan bersama.  Agar aku tidak terus memandangimu dari balik kaca jendela.

Biar ku Jelaskan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang