1. sucks

24.6K 1.4K 65
                                    

Davina POV

"Saya mau bertanggung jawab Davina"

Aku menatap wajah pria di sampingku. Mendengar suaranya yang terbata-bata karena belum lancar berbahasa Indonesia.

Pria berkebangsaan Amerika ini menimba ilmu di kampus yang sama di tempatku kuliah.

Usia kami terpaut 7 tahun, dirinya belum lama di terima bekerja di perusahaan oil company yang berkantor cabang di Jakarta. Mengambil mata kuliah bahasa Indonesia agar dapat menunjang karirnya kelak.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Tidak perlu" Ucapku pelan.

Merutuki kebodohanku akibat memposisikan nafsu ketimbang nalar.

3 hari sejak Bill menjadi mahasiswa baru di kampusku, dirinya berhasil menjadi pusat perhatian menggeserkan kedudukan Besta di kampus ini.

Tubuhnya yang atletis, rambut coklat gelap, dan mempunyai mata biru yang dapat menghipnotis para wanita.

Banyak yang berebut perhatian Bill dengan berbagai cara. Salah satunya kebodohanku yang mengakibatkan hal yang sangat fatal.

Menanggapi taruhan cewek-cewek kampus yang sering membullyku untuk merayu Bill dan malah jatuh ke pelukan pria yang berhasil meniduriku tanpa pengaman.

Alasannya waktu malam itu, dia kehabisan stok pengaman. Membuahi rahimku yang pada saat itu sedang dalam masa subur.

Dan di sinilah aku sekarang, memberitahukan dirinya kalau aku hamil 5 minggu.

Perbuatan hanya sekali yang langsung membuahkan hasil.

Aku meremas rambutku gusar, entah apa yang akan kulakukan. Kuliahku sebentar lagi selesai. Aku bernafas lega karena masih bisa menyembunyikan kandunganku 8 bulan ke depan.

Tapi bagaimana caranya untuk memberitahukan keluargaku. Mereka pasti menyoretku dari kartu keluarga.

Sudah 3 hari belakangan ini aku berpikir mencari jalan keluar permasalahanku.

Bill mau bertanggung jawab, aku masih beruntung dia tidak mengusirku karena bisa saja dia tidak percaya calon bayi yang ada di dalam perutku ini adalah benihnya.

Aku menghela nafasku ketika ku rasakan jemari Bill menarik tanganku dan meremasnya pelan.

"Kita bisa membesarkan anak kita, aku sudah bekerja, kontrakku di sini di perpanjang setahun lagi" Ucapnya dengan logat yang masih kental bercampur aksen Amerikanya.

Aku tersenyum.

"But I'm afraid my family will getting mad to know I'm pregnant before married"

Bill mengelus punggung tanganku.

"Jangan khawatir, aku akan menikahimu setelah kamu lulus kuliah"

Aku hanya mengangguk lemah.

Yah, apalagi yang bisa aku lakukan dan harapkan? Dan kemana lagi aku bisa bergantung?

Uang di tabunganku tidak begitu banyak untuk mencukupi kebutuhanku ke depannya apabila bayi ini benar-benar lahir ke dunia.

"Hei, jangan melamun, sekarang kita makan, besok kita harus memindahkan barang-barangmu ke apartmentku, kita harus mulai hidup bersama"

Bill mengecup pipiku.

Aku menatap wajah tampannya.

Bersyukur dirinya mau bertanggung jawab.

•••

6 tahun kemudian

Aku menatap nanar tak percaya ke pria yang duduk di hadapanku kini.

decisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang