Dedicate for @cheeka25, thanks for the 1st vote 😘
Davina POV
"Bill tidak makan siang denganmu?" Suara bariton mengagetkanku ketika aku sedang makan siang di restaurant hotel yang aku tempati bersama Bill di Lombok.
Aku menatap Renzo kaget, karena dirinya langsung mengambil tempat duduk di sampingku.
"Bagaimana anda bisa di sini?" Tanyaku bingung.
"Anda menghadiri undangan juga?" Lanjutku.
Renzo tersenyum sambil mengelap wajahnya dengan oshibori towel dingin yang baru saja diberikan oleh pelayan restaurant.
"Ceritakan soal siapa photo anak kecil di wallpaper handphonemu"
Aku menggigit bibir bawahku. Mengingat kejadian kemarin siang. Renzo melihat photo Dimas karena timeout handphoneku belum aktif.
Renzo mengerutkan keningnya dan menanyakan siapa anak kecil yang menjadi wallpaperku.
Ketika itu aku tergagap menjawab pertanyaannya dengan berkata terbelit-belit, aku tidak ingin ada orang lain apalagi orang terdekat Bill mengetahui perihal Dimas.
"Jadi anda datang ke Lombok hanya ingin bertanya soal ini?" Tanyaku setelah beberapa saat terdiam.
"Dear, I need to know" Telapak tangan Renzo menangkup punggung tanganku, reflek aku langsung menarik tanganku.
Aku mendesah.
"Please" Renzo menatapku tajam.
Aku menunduk.
"Kenapa anda sangat ingin tau?" Tanyaku mendongak mendapati dirinya yang masih menatapku.
Renzo mengusap wajahnya pelan. Tangannya mengambil dompet dari saku celananya, mengambil selembar photo dari dalam dan memperlihatkan kepadaku.
Mataku membulat melihat 2 sosok anak kecil yang tersenyum ke arah kamera. Tapi yang lebih membuatku kaget adalah melihat anak kecil berambut coklat yang wajahnya mirip dengan Dimas hanya saja warna mata mereka berbeda.
"I... Ini siapa?" Tanyaku tergagap.
"Bill dan aku teman sejak kecil. Ini photo kami waktu berumur 7 tahun...."
Aku menganga kaget dan masih memandangi photo itu.
Dimas duplikat Bill. Tentu saja, Bill adalah ayah genetiknya.
"Dear, please explain it to me"
Aku menghirup nafas panjang dan menghembuskan dari mulut.
"Dia Dimas anakku" Ucapku pelan dengan menunduk.
Renzo menarik bangkunya mendekat ke arahku.
"Sorry?" Tanyanya seperti belum mendengar atau tidak percaya dengan apa yang barusan aku ucapkan.
Aku mendongak.
"Anak kecil itu namanya Dimas, dia anakku"
Renzo mengusap dagunya.
"Ceritakan soal ayahnya"
"No no, aku ga mau dengar kamu menolak menceritakannya, jangan sampai aku mengambil kesimpulan sendiri mungil" Lanjut Renzo begitu melihatku yang ingin memotong perkataannya.
Aku meringis dan kembali menggigit bibir bawahku. Terdengar lucu dirinya kerap memanggilku mungil.
"Sedang apa kau di sini Renzo?"
Aku sontak menoleh ke arah suara di belakangku.
Bill menghampiri meja kami dengan tatapan tajam ke arah Renzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
decision
RomansBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN apa bisa kita mengubah keputusan seseorang? Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading