Davina POV
Mataku perlahan terbuka, merasakan sesuatu yang melingkar di perutku. Kulihat tangan Bill bertenger di sana.
Aku menepuk keningku pelan. Memutar kejadian beberapa jam yang lalu. Kilasan di mana kami yang bergumul sampai kelelahan.
Aku melirik jam di dinding, hampir pukul 6 pagi. Posisi tubuh kami yang saling menempel dan meringkuk di ranjang kamar tamu yang hanya berukuran double membuat tubuhku semakin tambah terasa pegal.
Tangan Bill menarik tubuhku merapat. Hembusan nafasnya menggelitik leherku.
Aku harus cepat-cepat bangun sebelum Chika datang mengambil Dimas dan menemukan kami yang bergelung telanjang seperti ini.
Apa yang nanti dipikirkan Chika, melihat sahabatnya yang bersetubuh dengan pria, ayah dari anakku padahal aku bertunangan dengan sahabat pria yang sekarang kian merapatkan tubuhnya ke tubuhku.
Rumit kan?
Aku merasakan sesuatu yang keras di bawah sana.
Bill memposisikan tubuhnya menindihku dengan tersenyum dirinya mengusap intiku.
Aku mendesah.
"Bill, kita harus cepat siap-siap ke kantor"
Tapi antara mulut dan sikapku terbalik.
Aku kembali mendesah merasakan usapan jemari Bill yang membuatku basah.
"Aku akan melakukannya dengan cepat" Bill membuka lebar pahaku melesakkan intinya dengan mulus.
"Hmmmm.... Kau begitu nikmat Davina"
Keningnya menempel di keningku, dan pinggulnya bergerak menghujamku.
Dibawah tindihannya aku menerima hujamannya dengan bergerak berirama.
Kurasakan inti Bill penuh di dalamku. Keluar masuk dengan lembut.
Aku melenguh dan melengkungkan punggungku.
Penuh hasrat Bill menghisap dadaku bergantian.
Mataku berkabut.
Ini sangat nikmat.
Gerakan Bill yang sangat lembut memabukkanku.
Tidak seperti sebelumnya, dimana dirinya yang hanya bergerak dengan nafsu, semalam dan kali ini dirinya bergerak penuh cinta.
Aku jadi teringat perkataannya, dia mencintaiku.
Aku bimbang. Tetapi itu nanti saja kupikirkan, sekarang aku harus fokus dengan apa yang sedang kami lakukan.
"Ohhh Billlll" Bill menghujamku dalam.
Intinya keluar dan kembali masuk menggoda pusatku.
Aku terengah-engah.
Bill kembali menggerakkan pinggulnya.
"Lebih cepat Bill...." Pintaku.
Kurasakan gerakan Bill yang sedikit cepat menghujamku.
Tangannya menggenggam tanganku.
Bill menatapku sambil menggeram.
"Ahhhh Davinaaa, aku mau keluarrrr"
Aku menjadi lebih berhasrat melihat dirinya yang akan keluar. Tubuhku bergetar di bawahnya.
Bill mencabut intinya dan kembali menyemprotkan benih putih sambil masih menggesekkan intinya di atas pusatku.
Ohhh aku kembali bergetar merasakan intinya yang berkedut-kedut.
"Hmmm...."
Tubuh Bill ambruk di atasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
decision
RomanceBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN apa bisa kita mengubah keputusan seseorang? Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading