7. your decision

12.3K 1.2K 14
                                    

Davina POV

Aku bergidik jijik memandang ke arah pintu ruangan Bill, dan melihat ke arah jendelanya yang tidak tertutup penutup jendela.

Memang dari luar tidak dapat terlihat apa yang terjadi di dalam karena kaca ruangan Bill memakai kaca rayban.

Tapi...

Dasar penjahat kelamin. Bisa-bisanya berbuat mesum di ruangan kerja, pada jam kerja pula.

Apa memang Bill sering membawa perempuan asing masuk ke ruangannya dan berbuat mesum.

Ewwww...

Aku menoleh ke arah pintu ruangan Bill yang terbuka dan muncul sosok perempuan berambut coklat sambil membetulkan rok mininya yang tertarik ke atas.

Aku menelan ludah.

Perempuan itu berjalan melewati mejaku.

Drttt... Drttt....

Telepon di mejaku berbunyi.

"Davina, ke ruanganku"

"Ba...ik Mr. Morgan" Kalimatku tidak selesai karena Bill sudah menutup teleponnya.

Dengan pelan aku berjalan ke arah pintu ruangan Bill, mengetuk dan masuk, membiarkan pintu di belakangku terbuka sedikit.

Aku harus berhati-hati. Karena teringat kejadian di Lombok dan kejadian barusan.

"Iya Mr. Morgan"

Bill mendongak sambil mengusap rahangnya.

"Apa yang kamu lihat tadi, tidak seperti yang kamu pikirkan, perempuan itu terus-terusan membuntutiku"

"Ck, you know, she wondering to feel me inside her" Lanjut Bill sambil berdecak.

Aku tertengun. Dan akhirnya tersadar.

"Saya tidak perlu penjelasan anda Mr. Morgan" Kataku dengan bergerak tidak nyaman.

"Bukan urusan saya" Lanjutku pelan.

Bill menatapku tajam.

"Ah, yeah bukan urusanmu"

"Hanya saja aku tidak enak melihatmu kaget seperti itu, aku lelaki normal dan sehat, jadi aku harus menyalurkan apa yang seharusnya dikeluarkan"

Aku menatap Bill tidak berkedip. Tidak mengerti apa yang dibicarakannya.

"Maksud Mr. Morgan apa memanggil saya ke ruangan anda? Anda membutuhkan dokumen yang perlu ditanda tangan?" Tanyaku mencoba pengalihkan pembicaraan yang melenceng dari pekerjaan.

"I like being single, I can taste many girls I want, not only one. Sepanjang hidup bangun di pagi hari dengan melihat wajah perempuan berganti-ganti. You know what I mean, dan tidak terikat, tidak pusing dengan suara perempuan yang sama sepanjang hari"

Ok, sepertinya Bill sedang sesi curhat.

"That's your decision Mr. Morgan, being single, tidak nikah, mau tidur dengan siapa aja, sekali lagi, maaf, itu bukan urusan saya. Kalau anda tidak ada keperluan berkaitan pekerjaan, saya akan kembali ke meja saya" Kataku sebelum Bill melanjutkan sesi curhatnya, karena ku lihat Bill hendak membuka mulutnya untuk kembali berbicara.

Aku memutar tubuhku keluar ruangan Bill.

Entah apa yang dipikirkan Bill sampai berkata seperti itu. Memberitahukan ku soal keputusannya menjadi single forever.

Aku mencebik.

Dan teringat kembali perkataan Giska tempo hari.

Mau single, mau ga mau nikah, mau tidur sama siapa aja, aku ga peduli.

decisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang