5. never expected

12.6K 1.2K 37
                                    

Davina POV

Aku membuka mataku perlahan, suara deringan telepon mengusikku, ku ambil handphoneku di atas nakas dan melihat caller ID.

Aku tersenyum.

"Hallo"

"Good morning mom, it's me Dimas"

"Mom tau ini kamu, apa kabar my big guy? Miss me?" Tanyaku sambil duduk bersandar di kepala ranjang.

"Yes, Dimas kangen mommy, when you back home?"

Suara Dimas terdengar sedikit merengek. Aku bisa rasakan Dimas merindukanku. Aku tidak pernah meninggalkan Dimas selama ini.

Kami selalu menghabiskan waktu bersama. Terkadang orang tuaku meminta Dimas untuk menginap di rumah mereka, tapi itu pun hanya bertahan 1/2 hari karena Dimas merengek memintaku untuk menjemputnya.

"Mom, you there?" Suara Dimas mengembalikanku ke alam nyata.

"Mommy di sini sayang, besok siang mommy pulang. Dimas jangan nakal ya sama aunty Chika. Mommy kangen Dimas"

"Miss you more mom, cepat pulang ya, aunty Chika bilang mommy sedang kerja, Dimas bingung kenapa mommy kerjanya tidak pulang-pulang"

Suaranya terdengar menggemaskan. Aku terenyuh mendengarnya.

"Iya sayang mommy minta maaf karena tidak pulang-pulang, nanti kalau mommy sampai di rumah, kita pergi ke Lego land ya"

"Promise?" Suara Dimas terdengar bersemangat.

"Promise. Ok, mommy harus siap-siap dulu ya sayang. Talk to you soon big guy, love you"

"Ok mom, love you too, byeeee"

Aku meletakkan kembali handphoneku ke atas nakas. Meregangkan tubuhku. Dan duduk dengan malas di atas ranjang.

Masih pukul 7 pagi.

Aku mengingat kembali kejadian tadi malam.

Aku berhasil melarikan diri dari Bill ketika dirinya pergi ke toilet. Sepanjang malam Bill mengamit lenganku, sejak perkataannya yang membuatku meringis ngeri.

Bill tidak membiarkan ku jauh-jauh dari dirinya. Seakan ingin cepat-cepat memberikanku balasan karena memanggilnya assh*le.

Tapi aku beruntung karena bisa melarikan diri dan langsung mengurung diri kembali ke kamar.

Jam 1 pagi aku terbangun mendengar suara ketukan pintu, dan suara Bill memanggilku. Aku tidak beranjak membuka pintu.

Cari penyakit saja, pikirku.

Suara perutku berbunyi, lapar. Sebenarnya aku malas untuk turun ke bawah. Dengan sedikit menyeret langkah ku paksakan masuk ke dalam kamar mandi, hanya membasuh wajahku dengan air, menyikat gigiku dan mencepol asal rambutku.

Aku mengganti baju tidurku dengan kaos gombrong dan hot pants, lalu keluar dari kamar. Langkahku terhenti ketika melihat seorang perempuan berpakaian minim keluar dari kamar Bill.

Tanpa menoleh dirinya berjalan sambil melenggak-lenggokkan bokongnya ke arah lift.

Aku hanya mencibir. Menatap ke arah pintu kamar Bill.

Dasar pria brengsek. Penjahat kelamin. Benar-benar assho*e.

Ya ampun, aku merutuki ayah anakku sendiri, huftttt....

Aku berdiri di belakang perempuan itu di depan lift. Melangkah masuk mendahuluinya begitu pintu lift terbuka, aku mengambil posisi bersender di belakang.

decisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang