3

625 60 2
                                    

Previous

"Kau harus hidup. Oppa tidak marah sama sekali. Ini bukan salahmu. Bukan salah siapa-siapa." Yoonhee menggeleng kuat.

"Ini salahku oppa. Harusnya aku tidak-" Joonmyeon memeluk adiknya erat. Eunji bahkan sudah menangis sejak tadi melihat kelakuan adik iparnya yang kalap.

"Tidak. Jangan katakan lagi. Kau harus hidup. Oppa akan menemui Doyoung. Dia harus menikahimu." Yoonhee hanya diam mendengar ucapan kakaknya.

Happy reading!!!

"Tidak. Aku tidak ingin dia bertanggung jawab. Aku tidak mau. Aku tidak mau. Aku tidak mau." Yoonhee hanya mengulang kata 'aku tidak mau' sesaat setelah Joonmyeon mengucapkan nama pria itu. Joonmyeon menatap adiknya sedih. Bahkan Namjoo menangis di pelukan Jongin karena tidak tahan melihat kepedihan yang di alami adik kekasihnya.

Jongin dan Joonmyeon hanya bisa terdiam dengan sedih melihat adik mereka yang tersiksa seperti ini. Mereka tidak bisa mengurangi rasa sakit adiknya. Bahkan mereka seperti menambah lukanya.

***

Soo Hyun terbangun setelah sadar dari obat bius. Dia beranjak pelan setelah merasa lebih baik di bantu oleh istrinya. Sooyoung yang melihat suaminya hanya diam mengelus punggung tangannya pelan.

"Bagaimana keadaan oppa? Apa ada yang sakit?" Sooyoung bertanya dengan nada khawatir.

"Aku ingin pulang. Sekarang." Soo Hyun berujar pelan pada istrinya. Sooyoung yang mendengarnya jadi terkejut. Bagaimana mungkin? Suaminya baru sehat dan dia ingin pulang sekarang?

"Tidak ada bantahan, Choi Sooyoung." Soo Hyun menjawab seolah tahu apa isi pikiran Sooyoung. Sooyoung hanya mengangguk pasrah. Dia tidak bisa membantah ucapan suaminya.

***

"Ayo makan, Yoongiie-yya... Kau harus makan. Sudah dua hari kau belum makan. Ayo makanlah sedikit." Namjoo berusaha untuk membujuk calon adik iparnya ini makan. Namjoo sedih melihat Yoonhee saat ini. Tidak memiliki gairah hidup sama sekali.

"Tidak. Aku tidak mau. Aku tidak mau. Aku tidak mau. Aku tidak mau. Aku tidak mau." Namjoo langsung memeluknya erat. Hanya kata itu yang terus di ucapkan adik kekasihnya ini setelah percakapannya bersama kakak tertuanya. Namjoo yang memang berkuliah di jurusan psikologis mengerti keadaan kejiwaannya. Dia pasti sangat syok dan terguncang hatinya. Merasa tidak di harapkan oleh keluarganya.

"Apanya yang tidak mau, Yoongiie-yya? Kau tidak mau apa? Katakan pada eonni. Eonni akan bilang pada Jongin oppa. Jangan seperti ini. Jangan buat kami semua mengkhawatirkanmu." Namjoo menatap mata bulat adik kekasihnya ini. Hanya tatapan kosong tanpa emosi. Namjoo meneteskan air mata.

"Aku tidak mau menikah dengannya. Aku tidak mau. Aku tidak mau. Aku tidak mau." Namjoo hanya diam. Dia berusaha untuk sabar menghadapi psikologis adik kekasihnya ini yang agak terganggu karena cobaan yang di hadapinya. Namjoo pun mungkin tidak kuat menghadapinya.

***

Eunji menimang anaknya lembut. Sejak sampai di Gwangju, Eunji seakan melupakan anaknya dan memikirkan adik iparnya. Bagaimana tidak menjadi pikiran? Dia adalah adik dari suaminya yang sudah di anggapnya seperti adik sendiri. Eunji yatim piatu. Sejak kecil ia tidak tahu siapa orang tuanya dan tinggal di panti asuhan. Menikah dan memiliki anak dari seorang pewaris perusahaan besar seperti mimpi bagi Eunji. Bahkan untuk memimpikannya dia tidak pernah. Dia bak Cinderella.

"Myeonji harus tidur. Eomma tidak bisa menjaga Myeonji setiap hari saat ini. Yoonhee imo perlu eomma. Myeonji anak baik, kan? Tidurlah sayang." Eunji menyandungkan nyanyian pengantar tidur untuk putri tunggalnya.

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang