15

553 45 19
                                    

Joshua menghembuskan nafas kesal. Dia sedikit bosan karena Doyoung belum pulang dari Gwangju dan mengambil cuti panjang setelah masalah panjangnya dengan Jennie. Membicarakan gadis galak nan menjengkelkan itu sudah membuat Joshua ingin memaki gadis itu. Karena gadis itu, Doyoung jadi cuti kuliah dan dia tidak bisa bermain bersama Doyoung lagi.

"Huft, dasar gadis menjengkelkan!"

***

Doyoung berulang kali mengucek matanya karena ia belum tidur semalaman. Matanya melirik Jongin yang belum merasa lelah untuk mencari referensi cara melamar Namjoo. Ini sangat melelahkan bagi Doyoung dan dia sangat merindukan putranya.

"Hyung, kapan kita selesainya? Aku mengantuk dan belum mandi sejak kemarin sore. Aku juga lapar, hyung..." Doyoung merengek seperti anak berumur lima tahun didepan Jongin, membuat Jongin menatapnya dengan tatapan tajam.

"Pantas saja ruangan ini sangat bau. Kalau kau lapar makan saja wortel di kulkas. Hanya ada itu disana dan ku fikir kau akan menyukainya. Silahkan," rasanya Doyoung ingin membanting Jongin dengan jurus Taekwondo miliknya jika tidak ingat siapa pria didepannya ini.

Masa pria tampan sepertinya di hina dengan makanan seperti wortel. Dia bukan kelinci! Sejak dulu kakak iparnya ini selalu menghinanya dengan sebutan kelinci dan menggodanya dengan wortel. Doyoung benci wortel!

"Doyoung-ah bagaimana jika gaya Dilan yang seperti i-"

Ucapan Jongin berhenti setelah melihat Doyoung yang tidur dengan wajahnya tertempel di meja.

"-ni," Jongin menggeleng melihat adik iparnya tidur seperti bayi. Siapa yang menyangka pria polos seperti Doyoung bisa berbuat hal tabu hingga menghambat masa depannya. Bahkan bersama adik kecilnya yang terkenal pendiam dan jarang keluar kompleks.

Dengan cepat Jongin menyelimuti tubuh Doyoung dengan selimut yang ada di kamarnya. Tapi baru lima menit dia tersenyum manis karena melihat tidur adik iparnya yang kelihatan polos, wajah Jongin berubah kesal dan marah besar saat mendengar suara Doyoung yang sedikit vulgar.

"Yoonhee-yya, boleh kan? Do Hyun saja boleh menyusu padamu, kenapa aku tidak?"

"Dasar adik ipar mesum!!!"

***

Ten melakukan kegiatan seperti biasa di kamp militer. Dirinya tidak menyangka jika Momo memutuskannya. Ini sudah seminggu berlalu sejak pertemuannya dengan Momo dan Ten tak mendapat kabar darinya sama sekali. Semua temannya di Korea bahkan tidak mengetahui dimana keberadaan Momo. Bahkan Yoonhee sekalipun yang notabene dekat dengan gadis Jepang itu tak tahu dimana dia berada sekarang.

Selama seminggu ini, Ten menerka-nerka. Apa yang membuat Momo memutuskan hubungannya dengannya? Sejauh ini mereka baik-baik saja. Keluarga Ten menerima Momo dan begitu juga sebaliknya. Fikiran itu tentu menjadi opsi terakhir Momo untuk mengakhiri hubungan mereka. Tidak, itu pasti menjadi alasan paling konyol bagi mereka untuk mengakhiri semuanya.

***

Joy menatap sebal Wonwoo yang selalu mengikutinya bahkan hingga kerumah Yoonhee sekalipun. Pria itu tidak takut sama sekali bahkan pada Jongin yang pernah memukuli Doyoung di apartemennya hingga babak belur.

"Kenapa kau mengikutiku terus?! Kau itu pria aneh, pergilah!" Joy mendorong tubuh Wonwoo sekuat tenaga agar pria itu cepat pergi dari gerbang rumah Yoonhee. Tapi pria itu cukup kuat untuk menahan dorongan Joy yang tidak bisa menggeser posisinya.

"Kenapa aku harus pergi? Aku ingin melihat Yoonhee dan bayinya. Bukankah dia dan Doyoung membuat bayinya di rumahku? Jadi aku juga punya hak. Aku pamannya," Joy memutar matanya malas. Sudah cukup jengah meladeni tingkah kekanakkan Wonwoo. Dan dia berani berkata vulgar didepan rumah Yoonhee!

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang