16

256 13 11
                                    

Author POV

Doyoung yang ternyata sedang mengintip dari depan pintu kamar bersama Joonmyeon hanya dapat menekap mulutnya untuk menahan tawa. Dia masih sayang dengan nyawanya dan tidak ingin mati di tangan Joonmyeon karena menertawakan Jongin yang polos.

"Huh, dasar adik bodoh yang tidak romantis! Dia membuat harga diriku sebagai pria romantis menjadi sangat murah. Untung aku sudah menikah dan punya anak. Jika tidak, aku mungkin masih bisa mendapat gadis cantik nan seksi di luar sana."

Mata Doyoung langsung memutar bosan mendengar ocehan narsis kakak iparnya itu. Dia hanya ingin fokus pada lamaran anti mainstream yang di lakukan Namjoo. Doyoung terlalu fokus hingga tak menyadari bahwa kakak ipar tersayangnya tengah di jewer oleh istrinya.

"Yeobo, aku bisa jelaskan! Maksudku-"

"Haish! Kau ingin mencari gadis cantik nan seksi eoh?! Geurae, kau bisa mencarinya! Tapi kau tahu apa ini, oppa? "

Doyoung yang melihat dan mendengar pertengakaran kecil kakak iparnya tertawa. Seketika terbesit ide jahil di kepalanya.

"Noona, jinjjayo! Joonmyeon hyung ingin mencari wanita cantik nan seksi. Dia bilang kalau kau itu sudah tua, cerewet, suaramu sumbang dan badanmu, 'huft'. "

Doyoung mengatakannya sambil menggembungkan kedua pipinya. Seolah bahwa badannya gendut. Hal itu membuat Joonmyeon kesal setengah mati pada adik ipar kurang ajarnya ini. Doyoung memang kelinci buluk jahil!!!

"Mwoya?! Ya!! Aku gemuk karena melahirkan anak untukmu, bodoh!!"

Dan semuanya berakhir dengan Joonmyeon yang harus memohon pada istri tercintanya.

***

Doyoung sebenarnya ingin menikmati saat-saat kakak iparnya disiksa oleh istrinya. Tapi itu semua harus berakhir saat sepupu istrinya yang super nakal itu meminta hal yang aneh.

"Hyung, belikan aku jus..."

"Hyung, ambilkan sendok..."

"Hyung..."

Rasanya Doyoung ingin sekali memulangkan bocah tak tahu diri didepannya ke Paris. Lihatlah, sekarang bocah kurang ajar ini tengah memakan buah yang di kupas oleh Doyoung.

Ingat, hanya buah yang di kupas oleh Doyoung. Bukan orang lain.

Doyoung tidak keberatan jika hanya harus menjaga kakak si bocah nakal ini. Tapi Doyoung ingin berlari ke gereja dan meminta ampun kepada bunda maria atas semua kesalahannya. Dia tidak tahan jika harus mengurus bocah satu ini.

"Sudah. Aku lelah, Ye Joon-ah." Doyoung seperti habis bertemu hantu Arang yang selalu mengganggu rakyat Joseon. Tangannya terasa kebas karena tak berhenti mengupas buah pir dan apel untuk Ye Joon.

Ye Joon terlihat cemberut, bisa di pastikan dari bibirnya yang menonjol bak ikan kekurangan air. Lucu. Membuat Doyoung ingin membungkus anak berusia dua belas tahun itu dan memajangnya di etalase toko milik salah satu temannya.

Sebenarnya Ye Joon hanya berpura-pura marah. Inilah taktiknya, membuat Doyoung hyung kesal dan Ye Joon akan memiliki alasan untuk menjahilinya. Tapi sepertinya ini belum cukup berhasil, Doyoung hyung masih sabar.

"Hyung, aku masih dalam masa pertumbuhan. Aku harus lebih tinggi dari Appa sebelum umurku tujuh belas tahun. Hyung tahu, di Paris jika anak laki-laki bisa melampaui tinggi badan ayahnya, dia akan mendapatkan banyak uang."

Ye Joon tersenyum sinis. Dia sangat tahu jika Doyoung itu mata duitan dan sangat pelit. Sangat terlihat sejak dulu dan ponselnya pun masih ponsel yang sama saat Ye Joon masih kecil. Sungguh pria pelit mata duitan.

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang