Kyungsoo tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya sendiri. Seharusnya saat ini ia senang. Tentu. Tidak ada lagi pakaian pasien yang dikenakannya. Juga Tidak ada lagi makanan rumah sakit yang menjijikan tersaji setiap pagi untuknya. Hari ini ia akan pulang mengartikan bahwa tidak akan ada lagi Jongin yang merawatnya.
Kyungsoo mendesah, ia menelungkupkan wajah pada telapak tangannya sendiri. Kembali mengingat bagaimana kejadian beberapa jam sebelumnya. Ingatan itu tidak pernah menghilang dari kepalanya dan ia benci harus terus merutuki kesalahannya sendiri yang tidak bisa melakukan apa-apa ketika Jongin bersamanya. Hanya saja, Kyungsoo merasa nyaman.
"Semuanya sudah selesai, kurasa kita bisa keluar sekarang, nona." Baekhyun memberikan sebuah surat administrasi kepada Kyungsoo. Kyungsoo menerimanya tapi tatapannya terlalu kosong untuk menangkap apa isi surat itu.
"Pengurusan biayanya akan saya tangani, sebentar lagi sopir akan segera datang menjemput. Apa kita akan menunggu di luar saja?"
Baekhyun menunggu jawaban Kyungsoo selagi ia membereskan barang-barang milik atasannya itu. Akan tetapi sekian menit ia menunggu, tidak ada respon yang diberikan Kyungsoo kepadanya. Ia kembali mendongak dan menemukan Kyungsoo masih diam, dengan tatapan sangat kosong.
"Nona!" panggil Baekhyun seketika membuat Kyungsoo tersentak. Ia melirik Baekhyun dan mengangkat dagu seolah bertanya 'apa' dengan raut setengah kesal. "Anda baik-baik saja nona?"
Kyungsoo mendesah dan ia hanya mengangguk sekilas. "Ayo pergi!"
Tanpa menunggu perintah siapapun Kyungsoo sendiri telah beranjak dari ranjangnya. Ia masih berjalan tertatih dengan satu tongkat yang menyangga tubuhnya. Meskipun keadaan kakinya sudah cukup membaik tetapi Kyungsoo masih merasa sakit jika tidak hati-hati dalam menggerakkannya.
Kyungsoo berjalan setengah tertatih. Ia melirik sesaat kepada Baekhyun yang berjalan di belakangnya sebelum akhirnya kembali melangkah menuju lift di ujung koridor. Kyungsoo terdiam selagi menunggu lift yang akan membawanya untuk turun terbuka. Akan tetapi perhatiannya kini jatuh pada lift berlabel 'rusak' di sebelah lift lainnya. Perhatiannya sepenuhnya kini tertuju pada lift itu, mengingat bagaimana ia dan Jongin pernah terjebak disana dalam kurun waktu yang cukup lama. Semua kenangan itu mengingatkannya kembali tentang apa yang pernah ia ucapkan kepada Jongin saat itu. Bodohnya Kyungsoo kini berpikir apakah ia telah salah dengan mengatakan sakit hatinya kepada Jongin seperti itu?
Suara dentingan lift yang terbuka menyadarkan Kyungsoo dari lamunannya. Kyungsoo baru saja menoleh ketika ia terkejut mendapati Jongin berada di dalam sana. Sama terkejutnya seperti apa yang Kyungsoo alami saat ini. Ya, hanya mereka berdua dan mungkin hanya Baekhyun yang tidak terkejut tentang hal itu. Terbukti bahwa gadis itu masih bisa menyapa Jongin dengan tenang di balik tubuh Kyungsoo saat ini.
Jongin hanya tersenyum ketika ia mendengar sapaan Baekhyun sebelum perhatiannya kembali jatuh kepada Kyungsoo.
"Kau pulang hari ini kan?" tanya Jongin. Seperti biasa dengan nada yang ramah.
"Ya.. Ya..," balas Kyungsoo dengan tergagap. Sialnya ia tidak berani menatap Jongin kali ini. Entahlah ia merasa aneh kepada dirinya saat ini sehingga ia memilih menatap lurus lift yang kosong itu. "Apa aku boleh masuk?" tanya Kyungsoo seraya menunjuk menggunakan ibu jarinya.
"Tentu saja," Jongin menggeser tubuhnya memberi ruang kepada Kyungsoo untuk masuk.
Meskipun rasanya canggung tetapi akhirnya Kyungsoo berhasil berada di dalam lift itu untuk beberapa menit. Kyungsoo bersyukur bahwa Baekhyun berada disini bersamanya. Setidaknya ia dapat sedikit terhindar dari perbincangan-perbincangan yang akan Jongin buat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Slowly Killing Me ✔
ФанфикJongin mungkin tidak akan pernah menyadari betapa besar Kyungsoo membencinya dan menjadi salah satu pasien Jongin adalah mimpi buruk baginya. Menghabiskan waktu selama seminggu di rumah sakit sudah cukup menyiksa Kyungsoo, dia tidak ingin Jongin lan...