"Cas.....!" Aku berteriak sekali lagi ke dalam rumah setelah selesai mengitari rumahku untuk kedua kalinya.
Aku sudah berulang kali memanggil namanya, tapi tidak sedikitpun dia terlihat sejak dari pagi aku terbangun (bugil).
"Ca-"
"Hello Dean." Dan Cas tiba-tiba muncul di belakangku.
"Jeez! CAS! Sudah kubilang berhentilah berada di bokongku (di belakang) dan muncullah dengan normal!"
"Aku belum pernah berada di bokongmu Dean."
".... kita tidak membicarakan itu lagi." Aku menyembunyikan wajahku yang mulai terasa hangat.
Bagaiman Cas bisa bicara seperti itu dengan normal? Lalu kenapa aku seperti perawan yang baru pertama kali?! Ini memalukan! Aku hanya terbangun setengah telanjang dipelukan Cas dan That's it! Tidak ada yang terjadi!!
"Pagi Cas! Pagi Dean!" Sam tiba-tiba masuk dari pintu depan dan melepas mantelnya yang basah karena salju.
"Um... aku tidak mengganggu kegiatan kalian berdua bukan?" Sam merasa seperti perusak momen.
"Apa maksud-"
"Apa ada pekerjaan?" Aku menutup mulut Cas dan mengalihkan pembicaraan.
"Oh um... tidak. Aku belum bayar tagihan wi-fi jadi aku kesini untuk numpang, bolehkan?"
"Layani dirimu sendiri Sam...." aku menyuruhnya ke ruang tamu lalu menarik Castiel ke dapur.
Dengan masih memegangi bibirnya, aku dorong Cas ke sebelah kulkas dan ketika kulepas tanganku dari bibirnya aku cium sambil kupepet tubuhnya agar Cas tidak banyak bergerak. Bibir Cas masih sama lembutnya saat pertama kali aku cium dan harum tubuhnya masih membuatku pusing... maksudku bukannya dia bau, tapi apa hanya saja aku sangat menyukai segala sesuatu tentang Cas.
Aku jadi hilang kendali seperti ini karena ketika aku membungkam Cas dengan tanganku, Cas menjilati dengan nakal telapak tanganku sambil menggigit kecil sama seperti yang dia lakukan sekarang kepada bibirku.
Kuselipkan tanganku diantara pinggangnya hingga perlahan meluncur turun ke.... ya kau tahu.
"Dean-"
"Diam Cas, atau nanti Sam dengar!" Ucapku sambil meneruskan untuk mengecup leher dan pundak Castiel.
"Tapi Sam ada disitu."
"Ehrrrrmmm!! Apa aku boleh minta kopi?" Sam berdeham.
Rasanya aku ingin mati.
.
.
.
.
.
"Aku tidak tahu kamu menyukai pria Dean." Sam memulai setelah beberapa lama kita saling berdiam diri.
Berada satu ruangan dengan adikmu yang baru saja menangkap basah perbuatan semacam tadi memang tidak pernah mudah.
"Aku menyukai Cas bukan menyukai pria, Sam."
"Cas itu pria kan?"
"Teknisnya dia adalah malaikat."
Sam menatapku semakin aneh. Dia melihatku seperti aku baru saja mengakui kalau aku menyukai kuda atau anjing sebagai pacar.
"Itu aneh.... kamu ingat ketika aku menemukan sesuatu yang berhubungan dengan kita berdua kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Fall (in Love)
FanfictionFanfiction Supernatural yang bikin kamu diabetes. Terbit tiap minggu. Segera langganan okey? Hihihihi